Halaman

Selasa, 28 Agustus 2012

Seribu Hektar Lahan Gambut Terbakar di Jambi

Tim Manggala Agni saat memadamkan api di gambut yang terbakar di Desa Arang Arang, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Senin (27/8). Foto batakpos/rosenman manihuruk

Diskes Kota Jambi Bagikan 70.000 Masker

Jambi, BATAKPOS

Sekitar 1000 hektar (ha) lahan gambut di Kabupaten Muarojambi terbakar. Kebakaran gambut tersebut sulit dipadamkan karena berada dikedalaman 10 meter. Sementara sedikitnya 300 ha lahan dan hutan di Kabupaten Muarojambi dan kini mulai merembet ke kawasan konservasi hutan di Taman Nasional Berbak (TNB) dan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD).

Gubernur Jambi, H. Hasan Basri Agus (HBA) didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, Ir. Syarahsaddin, Senin (27/8) mengatakan, lokasi lahan gambut itu berada di Desa Arang Arang, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi.

“Sabtu lalu kami melakukan aksi pemadaman kebakaran itu, Setidaknya 1.000 ha lahan gambut yang terbakar. Belum tahu apa penyebab kebakaran itu. Apakah sengaja di bakar atau kebakaran di sebabkan oleh gesekan-gesekan gambut itu sendiri. Yang menjadi masalah dalam pemadaman kali ini, lahan yang terbakar ini lahan gambut. Kita juga tidak tahu siapa yang membakar,” katanya.

Menurut HBA, yang lebih menyulitkan lagi pada saat pemadaman adalah, lahan tersebut memiliki kedalaman gambut mencapai 10 meter lebih. Dalam kondisi seperti ini, api akan padam apabila sudah turun hujan di kawasan tersebut.

Ada beberapa pola yang dilakukan pada saat melakukan pemadaman. Diantaranya, menyuntikkan air ke tanah dengan kedalaman 1 setengah meter. Penyuntikan itu  dilakukan agar gambut tersebut menjadi bubur.

“Itu salah satu yang menyulitkan kita. Penyebab kebakaran itu adalah kemarau panjang. Apalagi
dalam berita-berita akhir-akhir ini, kemarau akan bertambah satu bulan kedepan. Oleh sebab itu, upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah melakukan aksi pemadaman,”katanya.

Disebutkan, Gubernur Jambi akan ada rapat bersama Menko Kesra di Jakarta. “Disana ada beberapa gubernur yang dipanggil. Pada saat rapat di Jakarta nanti, saya akan mengusulkan kepada Menko Kesra untuk dilakukan hujan buatan di Jambi. Apalagi akhir-akhir ini sudah ada ganguan penerbangan. Seperti garuda dan Lion Air. Untuk garuda,  mereka telah mengeser penerbangan pada siang hari,”ujarnya.

Menurut HBA, pemadaman api dilahan seluas 1000 Ha ini sulit di padamkan. “Bayangkan, dalam satu hari, Maggala Agni hanya bisa memadamkan api hanya 1 hektar setengah. Dengan kondisi dan pasukan yang sedikit yang tersebar di beberapa titik, termasukkalh di Tanjabtim,”katanya.

Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, Trisiswo menyatakan, tugas utama mereka melakukan pengawasan di kawasan konservasi. Namun, dikarenakan hanya Manggala Agni yang memiliki alat lengkap untuk memadamkan kebakaran lahan, maka untuk lahan masyarakat juga mereka yang ikut memadamkan.

70 Ribu Masker

Sementara itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi menyiapkan 70.000 masker gratis untuk dibagikan gratis kepada warga. Kondisi kabut tebal dengan banyaknya kandungan asap bisa menyebabkan gangguan pernapasan.

Penyakit yang rawan menyerang akibat asap kebakaran lahan ini adalah Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Akhir-akhir ini cuaca Kota Jambi dan sekitarnya selalu berkabut tebal, sehingga sudah mengganggu jalur penerbangan dan transportasi darat, sungai dan aktifitas warga.

Kabut asap kebakaran lahan dan hutan menyelimuti udara Kota Jambi dan sekitarnya tiga pecan terakhir membuat Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sudah diangka 76, normal 50. Guna mengantisipasi semakin tebalnya kabut sehingga bisa menyebabkan gangguan pernapasan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jambi sudah menyiapkan masker bagi masyarakat Kota Jambi.

Kepala Dinkes Kota Jambi, drg Polisman Sitanggang M Kes, kepada BATAKPOS, Senin (27/8) mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sebanyak 70 ribu masker yang siap dibagikan kepada masyarakat seandainya kondisi kabut semakin tebal.

“Ini upaya antisipasi kita ketika kabut semakin tebal. Kita sudah siapkan masker untuk dibagikan ke masyarakat. Sebelum dibagikan, kami terlebih dahulu berkoordinasi dengan instansi terkait seperi BMKG untuk mengetahui ketebalan asap. Sehingga diketahui apakah sudah dalam tahap membahayakan kesehatan atau belum. Begitu udara tak sehat akan langsung diberikan,”katanya. RUK


Tidak ada komentar:

Posting Komentar