Kabut Asap di Jembatan Pedistrian Angso Duo Kota Senin 31 Agustus 2015 Pukul 07.00 WIB. Sungai Batanghari juga surut jauh karena kemarau 3 bulan. Sungai Batanghari juga diselimuti kabut asap tebal sehingga melumpuhkan transportasi sungai. Kabut asap tebal yang menyelimuti udara Kota Jambi menyebabkan seluruh sekolah diliburkan sejak Jumat, Sabtu hingga Senin 31 Agustus 2015. Foto Asenk Lee Saragih-HP 0812 7477587. |
Jambi-Warga masyarakat
Jambi kian merana akibat bencana kebakaran hutan dan lahan tiga bulan
terakhir. Kendati sudah mengalami kesulitan air bersih akibat kemarau,
warga masyarakat Jambi juga diterpa bencana asap akibat kebakaran hutan
dan lahan. Asap tebal masih menyelimuti Kota Jambi dan beberapa
kabupaten hingga Senin (31/8). Asap tebal tersebut menyebabkan kualitas
udara memburuk, sehingga sekolah diliburkan, penerbangan dan pelayaran
lumpuh.
Kepala Badan lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi, Rosmeli
mengatakan, semakin tebalnya asap yang menyelimuti Kota Jambi
menyebabkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) semakin tinggi. ISPU
di Kota Jambi Senin (31/8) mencapai angka 173 Polutan Standar Indeks
(PSI) atau meningkat dibandingkan ISPU di kota itu, Minggu (29/8)
sekitar 92 PSI. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa udara di kota itu
tidak sehat. ((FOTO DAMPAK KABUT ASAP DI JAMBI KLIK DI SINI)
Tebalnya asap kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti Kota Jambi,
Senin (31/8) menyebabkan jadwal penerbangan di Bandara Sultan Thaha
Syaifuddin (STS) Jambi kacau. Beberapa penerbangan di bandara tersebut
terpaksa ditunda akibat tebalnya asap. Kemudian pesawat juga tidak bisa
mendarat di Bandara STS Jambi Senin pagi akibat asap tebal.
Kekacauan penerbangan tersebut membuat ratusan penumpang tertahan di
bandara tersebut. Penumpang pesawat yang hendak berangkat ke Jakarta di
Bandara STS Jambi terpaksa menunggu berjam-jam di bandara itu karena
pesawat yang sedianya membawa mereka tidak bisa mendarat di bandar
setempat.
“Saya sudah menunggu pesawat yang hendak berangkat ke Jakarta di
Bandara STS Jambi hampir enam jam mulai Senin pagi. Namun pesawat tak
kunjung mendarat di Bandara STS Jambi hingga Senin pukul 14.00 WIB.
Ratusan penumpang pesawat yang hendak berangkat ke Jakarta pun masih
tertahan di bandara ini,”katanya.
Masyarakat dan pemerintah di Jambi tampaknya tak berdaya mengatasi
bencana asap, kebakaran hutan dan lahan yang melanda daerah itu.
Pemadaman kebakaran hutan dan lahan selama ini sama sekali tak mampu
mengatasi asap. Bahkan asap cenderung kian tebal akibat kebakaran hutan
dan lahan yang terus meluas. Hutan dan lahan gambut yang terbakar di
daerah itu mencapai 9.149 hektare (ha), sehingga asap pun kian tebal.
Pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui udara yang dilakukan di
Jambi, Senin (31/8) belum mampu mengurangi asap.
Warga masyarakat dan jajaran pemerintah di Jambi menilai hanya hujan
yang bisa mengatasi bencana asap, kebakaran hutan dan lahan di daerah
itu. Menyadari hal itu, jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi bersama
ribuan warga Kota Jambi pun mengadakan salat untuk meminta hujan kepada
Tuhan di lapangan kantor Wali Kota Jambi, Senin (31/8). Para Calon
Jamaah Haji (CJH) yang akan berangkat ke tanah suci, Mekkah juga turut
hadir pada sholat tersebut.
"Setelah melakukan salat atau sembahyang bersama, kami berharap hujan
turun di Jambi. Bila hujan turun, kebakaran hutan dan lahan akan padam
dan asap pun pasti lenyap,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Kota Jambi, Tarmizi. (Beritasatu.com/Radesman Saragih/PCN/Suara Pembaruan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar