Satu Tersangka Memakai Nama “Jambi”
JAKARTA-Sutrisno (41), otak perampokan penumpang taksi
akhirnya dibekuk. Pria dua anak ini mengungkapkan aksinya saat merampok
penumpang taksi mulai dari mencari mangsa, sinyal rem hingga sang istri yang
kabur.
Trisno tercatat sebagai sopir taksi Blue Bird. Ia ditangkap tim khusus yang dikomandani oleh AKBP Herry Heryawan pada Minggu 7 Desember pagi. Saat itu, Trisno sedang mengantarkan penumpangnya.
Polisi lalu mengeler Trisno ke kosnya. Di sana, polisi
mendapatkan barang bukti berupa bajunya yang dipakai saat merampok penumpang.
Polisi juga menyita 1 unit Macintosh milik korban RP yang dirampok di SCBD. Di
hadapan penyidik, Trisno berkicau tentang sepak terjangnya.
Jual Kalung Sang Korban
Sutrisno alias Trisno (41) dan kawan-kawannya merampok
penumpang taksi menggunakan Taksi Express hasil curiannya. Sejumlah barang
korban diambil, lalu dijual para tersangka.
Tersangka Trisno yang juga sopir Taksi Blue Bird ini, mengaku menjual seuntai kalung emas milik korban berinisial RP (31). RP dirampok di dalam Taksi Express di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Senin (1/12) malam lalu.
Tersangka Trisno yang juga sopir Taksi Blue Bird ini, mengaku menjual seuntai kalung emas milik korban berinisial RP (31). RP dirampok di dalam Taksi Express di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Senin (1/12) malam lalu.
“Kalung emasnya sudah saya jual ke toko emas di pinggir jalan di Cijantung," kata Trisno di hadapan penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Selasa (9/12).
Sutrisno menjual kalung tersebut sekitar tanggal 2 Desember
2014, atau satu hari setelah merampok korban. Saat itu, ia mengaku sedang narik
Taksi Blue Bird ke arah Cijantung.
Ia sendiri tidak tahu berapa gram berat emas tersebut. "Itu seingat saya sore-sore, saya lihat di pinggir jalan di Cijantung itu ada yang jongko jual-beli emas, saya jual saja nggak pakai ditimbang-timbang, cuma digesek-gesek saja buat tes asli apa tidak," jelasnya.
Dari seuntai kalung emas yang dijual itu, Sutrisno mendapatkan uang Rp 300 ribu. "Dapatnya Rp 300 ribu, sudah habis uangnya Pak," pungkasnya.
Ia sendiri tidak tahu berapa gram berat emas tersebut. "Itu seingat saya sore-sore, saya lihat di pinggir jalan di Cijantung itu ada yang jongko jual-beli emas, saya jual saja nggak pakai ditimbang-timbang, cuma digesek-gesek saja buat tes asli apa tidak," jelasnya.
Dari seuntai kalung emas yang dijual itu, Sutrisno mendapatkan uang Rp 300 ribu. "Dapatnya Rp 300 ribu, sudah habis uangnya Pak," pungkasnya.
Istri Kabur, Anak Butuh Biaya
Sutrisno atau Trisno (41) kalut. Istri yang sudah
dinikahinya selama 8 tahun kabur dengan pria lain. Dua anak pun terpaksa dia
titik ke orang tuanya di Depok, Jawa Barat. Tambah lagi, biaya sekolah SD
anaknya cukup besar membuat dia mesti mengambil uang tambahan.
"Anak saya yang satu sekolah SD, yang satu masih kecil, masih 4 tahun, butuh biaya," kata Trisno di hadapan penyidik, Senin (8/12).
"Anak saya yang satu sekolah SD, yang satu masih kecil, masih 4 tahun, butuh biaya," kata Trisno di hadapan penyidik, Senin (8/12).
Trisno mencuri taksi Express di Mega Kuningan, Jaksel. Sang sopir lalai menaruh kunci menggantung. Trisno yang juga sopir taksi Blue Bird ini awalnya hendak menjual mobil taksi Express itu tapi tak laku. Hingga bertemu tiga kawannya yang lain dan merencanakan perampokan penumpang.
Taksi Express curian dijadikan alat. Sayangnya taksi itu entah bagaimana diambil dari tangan Trisno oleh pria bersafari yang misterius.
“Istri saya kabur sama laki-laki lain, terus anak saya, saya
pindahin ke rumah neneknya di Depok biar ada yang jaga. Penghasilan saya kerja
jadi sopir taksi tidak cukup," tuturnya.
Tidak Ada Pelat Baja di Bagasi
Sutrisno alias Trisno (41) ditangkap polisi karena merampok penumpang
menggunakan Taksi Express hasil curian. Saat dicuri, tidak ada pengamanan pelat
baja di dalam bagasi Taksi Express tersebut.
“Menurut pengakuan tersangka tidak ada pelat baja di dalam
bagasi taksi tersebut," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro
Jaya AKBP Herry Heryawan saat dihubungi detikcom, Selasa (9/12).
Armada Taxi Express yang digunakan Sutrisno Cs untuk
merampok penumpang itu, didapat dari hasil pencurian. Sutrisno mencuri Taxi
Express bernomor pintu BD 6075 di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan,
tanggal 21 November 2014 lalu.
“Taksi Express curian itu kemudian dia modifikasi untuk
melakukan perampokan," ujar Herry. Modifikasi itu dilakukan Sutrisno di
kosannya di Kampung Makassar, Cililitan, Jakarta Timur. Sutrisno mengganti
stiker nomor pintu taksi curian tersebut dengan nomor DP 1805.
“Kemudian dia juga mengubah kaca film taksi menjadi 60 persen," tambahnya.
Tidak hanya itu, Sutrisno juga memodifikasi jok penumpang taksi hasil curian tersebut. Jok penumpang ia potong dengan gerinda, agar temannya bisa bersembunyi di dalam bagasi dan keluar lewat jok penumpang untuk mengancam korbannya.
“Kemudian dia juga mengubah kaca film taksi menjadi 60 persen," tambahnya.
Tidak hanya itu, Sutrisno juga memodifikasi jok penumpang taksi hasil curian tersebut. Jok penumpang ia potong dengan gerinda, agar temannya bisa bersembunyi di dalam bagasi dan keluar lewat jok penumpang untuk mengancam korbannya.
Beraksi 4 Kali dalam Sepekan
Komplotan perampokan di dalam Taksi Express curian yang
diotaki Sutrisno alias Trisno (41), merupakan pemain baru. Selama sepekan
beraksi, Sutrisno Cs sudah merampok 4 penumpangnya.
"Berdasarkan catatan kami, ada 4 LP mengenai perampokan taksi ini, semua korbannya adalah perempuan," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (8/12).
"Berdasarkan catatan kami, ada 4 LP mengenai perampokan taksi ini, semua korbannya adalah perempuan," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (8/12).
Rikwanto menyebutkan, Sutrisno Cs menyasar korban di kawasan
Kuningan dan SCBD, Jakarta Selatan. Lokasi tersebut menjadi sasaran mereka
karena banyak pekerja kantoran yang menggunakan taksi.
“Mereka menyasar korban perempuan yang pulang kerja
malam," tutur Rikwanto.
Sementara itu, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto mengatakan, berdasarkan pengakuan para tersangka Sutrisno, Edwar Syah Jaya alias Eed (31) dan Agus Supriyatno (22), mereka pernah merampok korban seorang perempuan yang tidak dikenal para tersangka di kawasan SCBD, Jaksel pada tanggal 26 November 2014 sekitar pukul 19.00 WIB.
Sementara itu, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto mengatakan, berdasarkan pengakuan para tersangka Sutrisno, Edwar Syah Jaya alias Eed (31) dan Agus Supriyatno (22), mereka pernah merampok korban seorang perempuan yang tidak dikenal para tersangka di kawasan SCBD, Jaksel pada tanggal 26 November 2014 sekitar pukul 19.00 WIB.
“Dari korban, mereka mengambil uang sebesar Rp 4 juta,"
kata Heru.
Saat itu, yang melakukan aksi tersebut yakni Sutrisno, Jambi (DPO) dan tersangka Eed.
Masih dengan formasi pelaku yang sama, para pelaku kembali melakukan perampokan pada tanggal 28 November 2014 sekitar pukul 19.00 WIB dengan korban berinisial JL, perempuan warga Rawamangun, Jakarta Timur. Dari korban JL, para pelaku mengambil uang sebesar Rp 900 ribu, 1 unit BlackBerry dan 1 unit iPhone.
Saat itu, yang melakukan aksi tersebut yakni Sutrisno, Jambi (DPO) dan tersangka Eed.
Masih dengan formasi pelaku yang sama, para pelaku kembali melakukan perampokan pada tanggal 28 November 2014 sekitar pukul 19.00 WIB dengan korban berinisial JL, perempuan warga Rawamangun, Jakarta Timur. Dari korban JL, para pelaku mengambil uang sebesar Rp 900 ribu, 1 unit BlackBerry dan 1 unit iPhone.
“Kemudian, tersangka ST (Sutrisno), J (Jambi) dan ED (Eed)
kembali melakukan aksinya pada hari yang sama sekitar pukul 22.00 WIB, di Mega
Kuningan, Jaksel," tutur Heru.
Dari korban berinisial RW, warga Johar Baru, Jakpus ini, pelaku mengambil harta korban berupa uang sebesar Rp 900 ribu, 1 unit BlackBerry dan 1 unit iPhone 4. Terakhir, komplotan ini juga merampok di Taksi Express pada tanggal 1 Desember 2014 sekitar pukul 20.00 WIB. Pada TKP ini, tersangka Eed digantikan oleh tersangka Agus.
Dari korban berinisial RW, warga Johar Baru, Jakpus ini, pelaku mengambil harta korban berupa uang sebesar Rp 900 ribu, 1 unit BlackBerry dan 1 unit iPhone 4. Terakhir, komplotan ini juga merampok di Taksi Express pada tanggal 1 Desember 2014 sekitar pukul 20.00 WIB. Pada TKP ini, tersangka Eed digantikan oleh tersangka Agus.
“Dari korban berinisial RP, mereka mengambil uang Rp 9,2
juta, 1 buah Machintosh, iPhone 5, kalung emas dan 1 unit BlackBerry,"
tambahnya.
Sementara itu, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro
Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan, dalam aksinya, para pelaku melakukannya
dengan modus, di mana Sutrisno mencari penumpang di sekitar lokasi. Sementara
tersangka Eed sudah bersembunyi di dalam bagasi.
“Setelah tersangka ST mendapat penumpang, mobil jalan beberapa meter, lalu memberi kode rem sebanyak 2 kali kepada tersangka ED yang sembunyi di dalam bagasi," ungkap Herry.
Tersangka Eed kemudian keluar dari dalam bagasi Taksi Express, lalu mengancam korban. Sementara Eed mengancam korban, Sutrisno menjalankan taksinya, lalu menjemput tersangka Jambi.
“Setelah tersangka ST mendapat penumpang, mobil jalan beberapa meter, lalu memberi kode rem sebanyak 2 kali kepada tersangka ED yang sembunyi di dalam bagasi," ungkap Herry.
Tersangka Eed kemudian keluar dari dalam bagasi Taksi Express, lalu mengancam korban. Sementara Eed mengancam korban, Sutrisno menjalankan taksinya, lalu menjemput tersangka Jambi.
“Tersangka J dijemput di sebuah warung kopi, kemudian masuk
ke dalam taksi dan ikut mengancam korban," tuturnya.
Selanjutnya, tersangka J berganti posisi dengan tersangka
Eed. Sementara tersangka Eed menguras isi ATM para korbannya.
Lokasi Potensial Cari Mangsa
Sutrisno (41) dan rekannya ditangkap. Sopir taksi Blue Bird
ini merampok menggunakan taksi Express curian di kawasan Mega Kuningan dan
SCBD. Komplotan pemain baru ini sengaja memilih dua kawasan itu untuk mencari
korban yang juga karyawati kantoran.
“Kawasan Kuningan dan SCBD itu lokasi potensial mencari korban," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Senin (8/12).
“Kawasan Kuningan dan SCBD itu lokasi potensial mencari korban," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Senin (8/12).
Tersangka juga sengaja beroperasi di jam 19.00-20.00 WIB.
Mereka punya alasan, karena di saat jam itu di dua kawasan tersebut banyak yang
mencari taksi.
“Mereka memilih jam operasi pada jam pulang kerja antara jam
19.00-22.00 WIB. Karena pada jam-jam tersebut, nyari angkutan umum itu
susah," imbuh Herry.
Para pelaku sudah ditahan di Mapolda Metro Jaya. Trisno dan
dua rekannya sudah diperiksa, sedang seorang lainnya buron. Mereka mendapatkan
taksi Express dengan mencuri milik seorang sopir yang lalai meninggalkan
taksinya untuk makan sedang kunci masih di dalam mobil.
Tapi polisi masih mencari taksi yang juga barang bukti itu. Taksi tersebut disebut Trisno diambil 4 pria berbaju safari saat diparkir di tempat di depan kontrakannya di Kp Makassar, Jaktim.
Tapi polisi masih mencari taksi yang juga barang bukti itu. Taksi tersebut disebut Trisno diambil 4 pria berbaju safari saat diparkir di tempat di depan kontrakannya di Kp Makassar, Jaktim.
Kode Rem
Sutrisno alias Trisno (41) mengotaki perampokan di Taksi
Express curian yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu. Pria yang juga
menjadi sopir taksi Blue Bird ini juga membagi peran, dan menyeting perencanaan
perampokan terhadap penumpang.
“Sebagai kode untuk tersangka ED (Edwar Syah Jaya) dan AS
(Agus Supriyatno) yang sembunyi di bagasi, ST (Sutrisno) kasih kode rem 2
kali," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto
kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.
Kode rem dua kali ini menunjukkan sinyal bagi tersangka yang bersembunyi di dalam bagasi, untuk segera keluar dari tempat 'persembunyiannya'.
“Setelah taksi di rem 2 kali, pelaku yang sembunyi di bagasi
keluar dengan cara mendorong jok penumpang," ujar Heru.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto
mengatakan, para tersangka memiliki peran masing-masing dalam aksi perampokan
tersebut.
“Tersangka S ini adalah sopirnya sekaligus otaknya,
tersangka ED dan AS ini yang sembunyi di bagasi, mereka kerja bergantian, kalau
ED ikut, AS istirahat dan sebaliknya," jelas Rikwanto.
Sedangkan tersangka berinisial J yang saat ini masih DPO, berperan sebagai pelaku yang menunggu di luar. “J ini dijemput oleh S setelah mendapatkan korban," imbuh Rikwanto.
Sementara itu, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan, sebelum melakukan aksi kejahatan itu, Sutrisno telah memetakan lokasi sasarannya. Kawasan Kuningan dan SCBD dipilih Sutrisno karena merupakan lokasi yang potensial.
“Mereka memilih jam operasi pada jam pulang kerja antara jam 19.00-22.00 WIB. Karena pada jam-jam tersebut, nyari angkutan umum itu susah," kata Herry.
Sedangkan tersangka berinisial J yang saat ini masih DPO, berperan sebagai pelaku yang menunggu di luar. “J ini dijemput oleh S setelah mendapatkan korban," imbuh Rikwanto.
Sementara itu, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan, sebelum melakukan aksi kejahatan itu, Sutrisno telah memetakan lokasi sasarannya. Kawasan Kuningan dan SCBD dipilih Sutrisno karena merupakan lokasi yang potensial.
“Mereka memilih jam operasi pada jam pulang kerja antara jam 19.00-22.00 WIB. Karena pada jam-jam tersebut, nyari angkutan umum itu susah," kata Herry.
Korban yang menjadi sasarannya adalah perempuan pekerja
kantoran. Mereka memilih perempuan karena dinilai lemah dan tidak akan mampu
melawan.
Curi Express
Sutrisno alias Trisno (41), merampok penumpang menggunakan
Taksi Express. Taksi tersebut, dia peroleh dengan cara mencuri. Trisno tahu,
kadang para sopir meninggalkan kunci di mobil saat sedang makan.
“Taksi Express yang dia pakai itu hasil pencurian. Dia
mencuri taksi tersebut," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro
Jaya AKBP Herry Heryawan.
Menurut Herry, berdasarkan keterangan tersangka, ia mencuri
taksi tersebut di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, sekitar 1 bulan yang
lalu. Saat itu, Trisno mencuri taksi yang ditinggal sopirnya saat sedang makan.
“Sopir taksi Express yang asli saat itu sedang makan,
kuncinya masih nyantol di dalam taksi, kemudian dia curi taksi tersebut,"
kata Herry.
“Kita sudah cek ke pool Express untuk taksi tersebut ada di
Kranggan, Cibubur dan memang pernah hilang," tambahnya.
Setelah berhasil mencuri taksi tersebut, tersangka Trisno
awalnya berniat untuk menjualnya. Namun, karena tidak ada yang membeli,
akhirnya ia menyimpannya di kosannya di kawasan Kampung Makassar, Cililitan,
Jakarta Timur.
“Kemudian dia pakai untuk melakukan perampokan bersama
teman-temannya," imbuhnya.
Sebelum merampok, Trisno mengubah nomor lambung Taksi Express dari yang asli BD 6075 menjadi DP 8015. Dengan taksi curian ini, dia merampok sejumlah karyawati kantoran. Diantaranya karyawati di Kuningan dan di SCBD.
Sebelum merampok, Trisno mengubah nomor lambung Taksi Express dari yang asli BD 6075 menjadi DP 8015. Dengan taksi curian ini, dia merampok sejumlah karyawati kantoran. Diantaranya karyawati di Kuningan dan di SCBD.
Express Curian Diambil Pria Bersafari
Pihak kepolisian masih mencari armada Taksi Express yang
dicuri dan digunakan Sutrisno alias Trisno (41) cs untuk melakukan perampokan.
Barang bukti tersebut belum ditemukan. Pengakuan Trisno kepada polisi, taksi
tersebut diambil oleh pria berbaju safari.
"Taksinya masih kami cari. Menurut pengakuan tersangka, Taksi Express yang dipakai untuk merampok itu diambil oleh pria berbaju safari hitam," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan saat dikonfirmasi wartawan, Senin (8/12/2014).
Informasi dihimpun detikcom dari sumber di kepolisian, setelah Trisno selesai merampok, taksi tersebut disimpannya di kosannya di kawasan Kampung Makassar, Cililitan, Jakarta Timur. Trisno sempat 'rehat' merampok setelah terakhir beraksi pada Senin (1/12) malam lalu di SCBD, Jaksel.
"Taksinya masih kami cari. Menurut pengakuan tersangka, Taksi Express yang dipakai untuk merampok itu diambil oleh pria berbaju safari hitam," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan saat dikonfirmasi wartawan, Senin (8/12/2014).
Informasi dihimpun detikcom dari sumber di kepolisian, setelah Trisno selesai merampok, taksi tersebut disimpannya di kosannya di kawasan Kampung Makassar, Cililitan, Jakarta Timur. Trisno sempat 'rehat' merampok setelah terakhir beraksi pada Senin (1/12) malam lalu di SCBD, Jaksel.
“Dia lalu simpan lagi taksi tersebut di kosannya setelah selesai beraksi itu," ungkap sumber.
Namun, pada Kamis (4/12) lalu, taksi tersebut sudah tidak ada lagi kosannya. Menurut keterangan tetangga dan tersangka Edwar alias Eed (31), yang saat itu menginap di rumah temannya di dekat kosan Trisno, melihat 4 pria berbadan tegap mengambil taksi tersebut. “Katanya sekuriti yang ambil, pakai baju safari gitu," cetusnya.(dtk/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar