BI |
JAMBI-Neraca perdagangan Indonesia pada periode Maret 2015
mencatat peningkatan surplus menjadi 1,13 miliar dolar AS dari surplus 0,66
miliar dolar AS pada bulan sebelumnya. Pencapaian tersebut terutama ditopang
oleh meningkatnya surplus pada neraca nonmigas, sementara neraca migas kembali
mengalami defisit.
Demikian dijelaskan Kepala Unit Komunikasi dan Koordinasi
Kebijakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Aya Sophia kepada
wartawan, Rabu (22/4). Menurutnya, Neraca perdagangan nonmigas mencatat surplus
sebesar 1,41 miliar dolar AS, meningkat dibanding bulan sebelumnya yang
mencatat surplus 0,63 miliar dolar AS.
Peningkatan surplus tersebut didorong oleh ekspor nonmigas
yang meningkat 12,5% (mtm) menjadi 11,72 miliar dolar AS, terutama pada ekspor
bahan bakar mineral (23,6%; mtm), lemak dan minyak hewan/nabati (9,0%; mtm),
perhiasan/permata (24,2%; mtm), kayu dan barang dari kayu (33,3%; mtm) serta
mesin/peralatan listrik (10,0%; mtm).
Namun, peningkatan kinerja neraca perdagangan nonmigas lebih
lanjut tertahan oleh meningkatnya impor nonmigas sebesar 5,3% (mtm) menjadi
10,31 miliar dolar AS, terutama karena meningkatnya impor mesin dan peralatan
mekanik, mesin & peralatan listrik, kendaraan bermotor & bagiannya, dan
kapal laut & bangunan terapung.
Di sisi lain, neraca perdagangan migas mengalami defisit
sebesar 0,28 miliar dolar AS, setelah pada bulan sebelumnya mencatat surplus
sebesar 0,03 miliar dolar AS. Defisit neraca migas tersebut terutama disebabkan
oleh peningkatan impor migas yang dipicu oleh meningkatnya volume dan harga
impor minyak mentah dan hasil minyak.
Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan pada
Januari-Maret 2015 ini sesuai dengan prakiraan defisit transaksi berjalan
triwulan I 2015, yang akan lebih rendah dari triwulan IV 2014. Bank Indonesia
memperkirakan struktur neraca perdagangan Indonesia ke depan akan lebih sehat
sehingga semakin mendukung proses pemulihan keseimbangan eksternal Indonesia.
(Lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar