Jambi-Upaya penyelamatan Orang Rimba di Provinsi Jambi
hingga kini masih dilema. Program-program pembangunan permukiman untuk Orang
Rimba yang selama ini dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan komunitas adat
terpencil tersebut jarang berhasil. Masalahnya Orang Rimba yang terbiasa hidup
secara nomaden atau berpindah-pindah di hutan tidak mau tinggal menetap di
rumah-rumah yang dibangun pemerintah.
“Pilihan Orang Rimba untuk hidup nomaden di hutan membuat
kehidupan mereka belakangan ini semakin terancam. Orang Rimba di daerah itu
sering banyak yang sakit dan meninggal di hutan akibat krisis pangan, air
bersih dan sulit tidak mendapatkan pelayanan kesehatan. Krisis kehidupan yang
mengancam Orang Rimba tak bisa dihindari seiring dengan sulitnya Orang Rimba
mendapatkan sumber makanan dan air bersih di hutan akibat kerusakan hutan dan
meluasnya konversi hutan menjadi perkebunan dan Hutan Tanaman Industri (HTI),”
kata Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus kepada wartawan baru-baru ini.
Hasan Basri Agus mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Jambi tetap membangun permukiman untuk komunitas adat terpencil, Orang Rimba
kendati sebagian besar Orang Rimba di daerah itu hingga kini masih memilih
hidup nomaden di kawasan hutan. Pembangunan permukiman bagi Orang Rimba
tersebut merupakan solusi terbaik untuk menyelamatkan mereka dari ancaman
krisis kehidupan di tengah hutan menyusul terus meningkatnya kerusakan maupun
konversi hutan di daerah itu.
“Pilihan terbaik bagi Orang Rimba agar terhindar dari krisis
pangan, air bersih dan kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan hanya bermukim
secara menetap serta memiliki usaha ekonomi pertanian. Namun upaya memukimkan
Orang Rimba tidak bisa dipaksakan karena mereka memiliki tradisi hidup secara
nomaden di hutan. Pendekatan sosial – budaya harus tetap dilakukan untuk
menyadarkan Orang Rimba manfaat bermukim secara menetap bagi kelangsungan hidup
mereka. Pendekatan itu kini bisa dilakukan dengan memanfaatkan radio Orang
Rimba yang menjangkau daerah pedalaman hutan Jambi,”katanya.
Menurut Hasan Basri Agus, Pemprov Jambi sudah membangun 62
unit rumah untuk Orang Rimba di sekitar hutan, Kabupaten Bungo, Jambi.
Permukiman OrangRimba tersebut dilengkapi sumur air dan listrik. Namun Orang
Rimba di daerah itu masih enggan menempati rumah tersebut. Berbagai upaya masih
terus dilakukan agar Orang Rimba mau tinggal menetap di rumah – rumah yang
dibangun pemerintah tersebut. Salah satu di antaranya menyediakan areal
pertanian untuk Orang Rimba.
Dikatakan, pembangunan puluhan unit rumah Orang Rimba juga
masih dilanjutkan di sekitar hutan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD),
Kabupaten Merangin, Jambi tahun ini. Pembangunan rumah tersebut diharapkan
mampu menyelamakan puluhan warga Orang Rimba yang belakangan sering terancam
kekurangan pangan dan air bersih di hutan TNBD.
“Upaya memukimkan Orang Rimba secara menetap di Jambi memang
sulit. Butuh proses panjang. Beberapa tahun lalu, kami membangun 15 unit rumah
Orang Rimba di kawasan TNBD, Sarolangun. Namun Orang Rimba enggan tinggal di
rumah tersebut. tetapi melalui pendekatan – pendekatan, beberapa Orang Rimba di
kawasan TNBD kini tinggal menetap. Mereka juga telah memiliki usaha perkebunan
sawit, sehingga mereka bisa kendaraan bermotor, televisi dan telepon
genggam," katanya. (Lee)
*****
Pemprov Jambi Bangun Kebun Sawit untuk Orang Rimba
JAMBI-Pemerintah Provinsi Jambi menyatakan akan membangun
perkebunan kelapa sawit untuk kelompok Orang Rimba di Kecamatan Batin XXIV,
Kabupaten Bantanghari yang baru-baru dilanda malapetaka krisis pangan dan
penyakit. Hal tersebut disampaikan Gubernur Pemprov Jambi Hasan Basri Agus.
Pembangunan perkebunan kelapa sawit tersebut dilakukan melalui kerja sama
dengan perusahaan hutan tanaman industri (HTI).
Perusahaan HTI di Batanghari telah menyediakan 114 hektare
(ha) areal perkebunan kelapa sawit untuk Orang Rimba yang selama ini berkelana
areal HTI mereka. Pembangunan perkebunan kelapa sawit itu telah disepakati
ketika Menteri Sosial, Kofifah Indar Parawansa meninjau komunitas OrangRimba
yang dilanda kelaparan di Batangari baru-baru ini.
Sementara itu, seorang pemuda Orang Rimba yang menjadi
penyiar radio Orang Rimba, Benur FM, Beteduh (20), ketika wawancara dengan
Hasan Basri Agus mengatakan, sebagian besar Orang Rimba yang masih bermukim di
hutan semakin terancan krisis pangan dan air bersih. Hal tersebut disebabkan
sulitnya mendapatkan binatang buruan, madu dan sumber makanan lain di hutan
menyusul semakin banyak hutan yang rusdak dan beralih fungsi menjadi kebun dan
HTI.
“Kami mengharapkan Gubernur Jambi bisa menyelamatkan Orang
Rimba yang belakangan ini semakin sering dilanda ancaman krisis pangan, air
bersih dan kesehatan. Orang Rimba juga mengharapkan pemerintah menyediakan
areal usaha tani untuk kami,”katanya. (Lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar