Jakarta-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies
Rasyid Baswedan memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di
seluruh Indonesia. Kurikulum 2013 selanjutnya diperbaiki dan dikembangkan
melalui sekolah-sekolah yang sejak Juli 2013 telah menerapkannya.
“Proses penyempurnaan Kurikulum 2013 tidak berhenti, akan
diperbaiki dan dikembangkan, serta dilaksanakan di sekolah-sekolah percontohan
yang selama ini telah menggunakan Kurikulum 2013 selama 3 semester terakhir,”
kata Mendikbud Anies Baswedan di Kemdikbud Jakarta, Jumat (05/12), seperti
dilansir http://kemdikbud.go.id, Minggu
(7/12).
Implementasi Kurikulum 2013 secara bertahap dan terbatas telah
dilakukan pada Tahun Pelajaran 2013/2014 di 6.221 sekolah di 295 kabupaten/kota
seluruh Indonesia. Hanya sekolah- sekolah inilah yang diwajibkan menjalankan
kurikulum tersebut sebagai tempat untuk memperbaiki dan mengembangkan Kurikulum
2013 ini.
Mendikbud Anies Baswedan juga menyampaikan selain sekolah
tersebut, sekolah yang baru menerapkan satu semester Kurikulum 2013 akan tetap
menggunakan Kurikulum 2006 sampai mereka benar-benar siap menerapkan Kurikulum
2013. “Sekolah-sekolah ini supaya kembali menggunakan Kurikulum 2006,” katanya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengambil
keputusan ini berdasarkan fakta bahwa sebagian besar sekolah belum siap
melaksanakan Kurikulum 2013 karena beberapa hal, antara lain masalah kesiapan
buku, sistem penilaian, penataran guru, pendampingan guru dan pelatihan Kepala
Sekolah.
“Penghentian ini dilandasi antara lain karena masih ada
masalah dalam kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru, pendampingan
guru dan pelatihan Kepala Sekolah yang belum merata. Pada saatnya
sekolah-sekolah ini akan menerapkan Kurikulum 2013, bergantung pada kesiapan,”
Anies Baswedan menjelaskan.
Menurut Anies, kurikulum pendidikan nasional memang harus
terus-menerus dikaji sesuai dengan waktu dan konteks pendidikan di Indonesia
untuk mendapat hasil terbaik bagi peserta didik.
“Perbaikan kurikulum ini demi kebaikan semua elemen dalam
ekosistem pendidikan terutama peserta didik, anak-anak kita. Tidak ada niat
untuk menjadikan salah satu elemen pendidikan menjadi percobaan apalagi siswa
yang menjadi tiang utama masa depan Bangsa,” kata Anies Baswedan. (*/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar