Zulaika |
Kuliah Tanpa Biaya Orangtua
JAMBI-Keluarga berekonomi rendah bukan
halangan Zulaika untuk melanjutkan pendidikanya ke perguruan tinggi. Ketika ada
usaha dan doa insya Allah di situ ada jalan. Mungkin itulah kata-kata yang
tepat untuk Zulaika. Bahkan keadaan itulah yang menjadi motivasi dan semangat
Zulaika untuk terus belajar mandiri.
Zulaika yang sekarang duduk di perguruan
tinggi IAIN STS Jambi jurusan tafsir hadis
semester VII ini mengaku selama dia kuliah, dia tak pernah meminta maupun dapat kiriman dari orang tuanya. Meskipun
pernah itupun baru dua kali tahun pertama dan tahun kedua. Melainkan dia cuman bergantung dengan beasiswa prestasinya.
“Saya masuk kuliah ini hanya tekad. Orang
tua juga sudah tidak mampu lagi untuk membiyayai saya kuliah karena adik saya
juga masih banyak masih kecil-kecil. Intinya semua hanya doa dan tekad. Dulu saya coba-coba daftar jalur bidik misi di IAIN
atas bantuan Ustad kami di Pesantren , Alhamdululah saya lulus. Kalau untuk
masalah uang, saya juga sering kehabisan tapi saya atasi sendiri. Saya minjam
dulu sama kawan dan setelah beasiswa
cair baru saya bayar. Dari awalpun pendaftaran di Jambi ini semunya saya urus
sendiri. Karena disini juga tidak ada keluarga sama sekali,” katanya saat
ditemui di Asrama tempat tinggalnya Kamis (16/10).
Untuk membiyayai dirinya sendiri, selain
bergantung dengan beasiswa, Zulaika juga sering mengikuti perlombaan. Perlombaan
yang berhubungan dengan Al-Quran. Saat dia masih mondok di Pesantren
AL-Baqiatus Salihah Kuala Tungkal, pertama kali dia mengikuti Musabaqoh Tilawil
Qur’an tartil tingkat kabupaten dan berhasil mendapat juara satu.
Selanjutnya memasuki kelas dua Aliyah dia
kembali mengikuti MTQ tingkat provinsi dengan agenda menghapal AL-Qur’an 10 Jus
tapi dia belum beruntung karena dia baru kembali menghapal.
Selanjutnya dia mengikuti tingkat kabupaten
di Riau dia berhasil membawa juara tiga dengan lomba menghapal 10 jus. Dia juga
pernah mengikuti MTQ menghapal Al-Qur’an 20 jus di kabupaten Tebo dan kembali
berhasil mendapat juara harapan satu.
Meskipun tinggal di lingkungan Ma’had IAIN,
Mahasiswi kelahiran Kuala Enok
29-09-1991 ini tidak sampai di situ saja dia berkarya. Dia juga pernah
mengikuti lomba pidato bahasa arap tahun 2013 di IAIN dan berhasil membawa
juara dua.
Dia juga kembali menikuti tahfis al-Qur’an
lima Jus dan berhasil membawa juara satu tingkat IAIN. Selanjutnya dia dibawa ke
Banten tingkat Nasional tapi belum beruntung. Meskipun dia belum beruntung tapi
setidaknya ia telah mengharumkan nama perguruanya.
Selain prestasi yang ada, mahasiswi
berkulit putih ini juga mendapat prestasi terbaik bahasa arab dan tahfis di
mahad dua tahun secara berturut-turut. Indek prestasi dia juga bisa di katakana
terus naik setiap semesternya dia tidak pernah lepas dibawah dari 3,71 dan
semester V sekarang mencapai 3,95. “Untuk untuk semester VI belum ada keluar,”
ucapnya.
Perempuan cantik berkulit putih ini juga
pernah mencoba masukkan bahan mengikuti tes ujian ke Mesir waktu dia semester
11 tahun 2011. Saat tes di Jambi diapun lulus dan kembali tes ke Jakarta. Tapi
dia juga belum beruntung.
Selain izin dari orang tua dan keuangan
yang tidak mendukung, itulah menjadi kendala dia saat itu tapi semua dia syukuri.
Dia mendapat pengalaman dia juga pendapat penghargaan dari Gubernur Jambi.
“Dulu tahun 2011 pernah coba-coba masukkan
bahan ikut tes ke Mesir Alhamdulilah. Pas tes di Jambi ya lulus. Tapi di
Jakarta saya termasuk belum beruntung. Tapi kami juga bisa berangkat tapi itu
biaya sendiri untuk berangkat dan nanti setelah disana biaya kuliah beasiswa
sudah ada. Namun karena kendala orang tua tidak mendukung juga kendala saya
tidak ada uang jadi saya tidak jadi pergi,” akunya.
Baru-baru ini juga, sebelum dia pergi KKN, Novembember
2014, dia masih menyempatkan diri mengikuti
lomba MTQ tafsir bahasa ingris di Kotabaru dan berhasil membawa juara tiga. Diapun
hanya mendapat kabar karna waktu pengumuman juara dia telah tinggal di kampung
orang guna mengikuti kewajiban dari kampus.
“Sebelum saya pergi KKN kemaren saya sempat
ikut MTQ di Kotabaru dan dapat juara tiga. Tapi saya pun tidak menyaksikan
langsung malam penutupanya. Saya hanya dapat kabar kalau saya dapat juara tiga
waktu itu paginya saya pergi KKN. Dan pas malamya itu saya tampil,” katanya.
Meskipun dia masih kuliah tanpa biaya dari
orang tua, cewek yang selalu ingin hidup
dengan Al- Qur’an ini, sekarang dia juga
sudah mengajar di Yayasan Darul Masalaeh Transito. Dia sendiripun yang memegang
bagian TK.
Selain mengajar di yayasan, dia juga
mengajar hafalan tasmik di asrama IAIN. Selain itu dia juga sudah membeli
laptop dan motor sendiri dengan hasil tabungan uang yang dia dapatkan dari
perlombaan yang pernah dia ikuti.
Semakin bertambahnya pengalaman dan
pendidikan, Zulaika yang mempuyai motto tidak ada yang tidak sulit dan tidak
ada yang tidak mungkin. Ini juga
menaikkan derajat cita-citanya.
Dulunya dia yang bercita-cita sebagai guru karena
masih hudup di lingkungan pesantren. Tapi sekarang setelah dia kuliah diapun
bercita-cita sebagai dosen, dan hafalan AL-Qur’an dia sekarang telah
mencapai 30 juz meskipun dia akui belum
lancar semuanya.
“Harapan kedepanya lebih baik dari
sekaranglah mbk, dan juga ingin selalu hidup dengan Al-Qur’an, masalah cita-cita
dulu ingin jadi guru tapi sekarng naik ingin jadi dosen, kalau untuk masalah
hapal Al-Qur’an Alhmdulilah sudah pernah yetor 30 Juz dulu tapi belum lancar
semua,” katanya.(mg5/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar