Halaman

Jumat, 17 Oktober 2014

Zulaika Mahasiswi Mandiri dan Berpegang Teguh Pada Al-Qur’an

 Zulaika 

Kuliah Tanpa Biaya Orangtua

JAMBI-Keluarga berekonomi rendah bukan halangan Zulaika untuk melanjutkan pendidikanya ke perguruan tinggi. Ketika ada usaha dan doa insya Allah di situ ada jalan. Mungkin itulah kata-kata yang tepat untuk Zulaika. Bahkan keadaan itulah yang menjadi motivasi dan semangat Zulaika untuk terus belajar mandiri.

Zulaika yang sekarang duduk di perguruan tinggi IAIN STS Jambi jurusan tafsir hadis  semester VII ini mengaku selama dia kuliah, dia tak pernah meminta  maupun dapat kiriman dari orang tuanya. Meskipun pernah itupun baru dua kali tahun pertama dan tahun kedua. Melainkan dia  cuman bergantung dengan beasiswa prestasinya.

“Saya masuk kuliah ini hanya tekad. Orang tua juga sudah tidak mampu lagi untuk membiyayai saya kuliah karena adik saya juga masih banyak masih kecil-kecil. Intinya semua hanya doa dan tekad. Dulu  saya coba-coba daftar jalur bidik misi di IAIN atas bantuan Ustad kami di Pesantren , Alhamdululah saya lulus. Kalau untuk masalah uang, saya juga sering kehabisan tapi saya atasi sendiri. Saya minjam dulu sama kawan dan setelah  beasiswa cair baru saya bayar. Dari awalpun pendaftaran di Jambi ini semunya saya urus sendiri. Karena disini juga tidak ada keluarga sama sekali,” katanya saat ditemui di Asrama tempat tinggalnya Kamis (16/10).

Untuk membiyayai dirinya sendiri, selain bergantung dengan beasiswa, Zulaika juga sering mengikuti perlombaan. Perlombaan yang berhubungan dengan Al-Quran. Saat dia masih mondok di Pesantren AL-Baqiatus Salihah Kuala Tungkal, pertama kali dia mengikuti Musabaqoh Tilawil Qur’an tartil tingkat kabupaten dan berhasil mendapat juara satu.


Selanjutnya memasuki kelas dua Aliyah dia kembali mengikuti MTQ tingkat provinsi dengan agenda menghapal AL-Qur’an 10 Jus tapi dia belum beruntung karena dia baru kembali menghapal.

Selanjutnya dia mengikuti tingkat kabupaten di Riau dia berhasil membawa juara tiga dengan lomba menghapal 10 jus. Dia juga pernah mengikuti MTQ menghapal Al-Qur’an 20 jus di kabupaten Tebo dan kembali berhasil mendapat juara harapan satu.

Meskipun tinggal di lingkungan Ma’had IAIN,  Mahasiswi kelahiran Kuala Enok 29-09-1991 ini tidak sampai di situ saja dia berkarya. Dia juga pernah mengikuti lomba pidato bahasa arap tahun 2013 di IAIN dan berhasil membawa juara dua.

Dia juga kembali menikuti tahfis al-Qur’an lima Jus dan berhasil membawa juara satu tingkat IAIN. Selanjutnya dia dibawa ke Banten tingkat Nasional tapi belum beruntung. Meskipun dia belum beruntung tapi setidaknya ia telah mengharumkan nama perguruanya.

Selain prestasi yang ada, mahasiswi berkulit putih ini juga mendapat prestasi terbaik bahasa arab dan tahfis di mahad dua tahun secara berturut-turut. Indek prestasi dia juga bisa di katakana terus naik setiap semesternya dia tidak pernah lepas dibawah dari 3,71 dan semester V sekarang mencapai 3,95. “Untuk untuk semester VI belum ada keluar,” ucapnya.

Perempuan cantik berkulit putih ini juga pernah mencoba masukkan bahan mengikuti tes ujian ke Mesir waktu dia semester 11 tahun 2011. Saat tes di Jambi diapun lulus dan kembali tes ke Jakarta. Tapi dia juga belum beruntung.

Selain izin dari orang tua dan keuangan yang tidak mendukung, itulah menjadi kendala dia saat itu tapi semua dia syukuri. Dia mendapat pengalaman dia juga pendapat penghargaan dari Gubernur Jambi.

“Dulu tahun 2011 pernah coba-coba masukkan bahan ikut tes ke Mesir Alhamdulilah. Pas tes di Jambi ya lulus. Tapi di Jakarta saya termasuk belum beruntung. Tapi kami juga bisa berangkat tapi itu biaya sendiri untuk berangkat dan nanti setelah disana biaya kuliah beasiswa sudah ada. Namun karena kendala orang tua tidak mendukung juga kendala saya tidak ada uang jadi saya tidak jadi pergi,” akunya.

Baru-baru ini juga, sebelum dia pergi KKN, Novembember 2014,  dia masih menyempatkan diri mengikuti lomba MTQ tafsir bahasa ingris di Kotabaru dan berhasil membawa juara tiga. Diapun hanya mendapat kabar karna waktu pengumuman juara dia telah tinggal di kampung orang guna mengikuti kewajiban dari kampus.

“Sebelum saya pergi KKN kemaren saya sempat ikut MTQ di Kotabaru dan dapat juara tiga. Tapi saya pun tidak menyaksikan langsung malam penutupanya. Saya hanya dapat kabar kalau saya dapat juara tiga waktu itu paginya saya pergi KKN. Dan pas malamya itu saya tampil,” katanya.

Meskipun dia masih kuliah tanpa biaya dari orang tua, cewek yang selalu ingin  hidup dengan Al- Qur’an ini, sekarang  dia juga sudah mengajar di Yayasan Darul Masalaeh Transito. Dia sendiripun yang memegang bagian TK.

Selain mengajar di yayasan, dia juga mengajar hafalan tasmik di asrama IAIN. Selain itu dia juga sudah membeli laptop dan motor sendiri dengan hasil tabungan uang yang dia dapatkan dari perlombaan yang pernah dia ikuti.

Semakin bertambahnya pengalaman dan pendidikan, Zulaika yang mempuyai motto tidak ada yang tidak sulit dan tidak ada yang tidak mungkin. Ini  juga menaikkan derajat cita-citanya.

Dulunya dia yang bercita-cita sebagai guru karena masih hudup di lingkungan pesantren. Tapi sekarang setelah dia kuliah diapun bercita-cita sebagai dosen, dan hafalan AL-Qur’an dia sekarang telah mencapai  30 juz meskipun dia akui belum lancar semuanya.

“Harapan kedepanya lebih baik dari sekaranglah mbk, dan juga ingin selalu hidup dengan Al-Qur’an, masalah cita-cita dulu ingin jadi guru tapi sekarng naik ingin jadi dosen, kalau untuk masalah hapal Al-Qur’an Alhmdulilah sudah pernah yetor 30 Juz dulu tapi belum lancar semua,” katanya.(mg5/lee) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar