Diklaim Mengurangi pengangguran
JAMBI- Gerakan Penanggulangan Pengangguran (GPP) dan Pameran
Kesempatan Kerja (Job Fair) Provinsi Jambi Tahun 2014 yang dilakukan oleh Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi jangan hanya akal-akalan
semata. Pencari kerja di Jambi butuh fakta lapangan pekerjaan, bukan hanya
pameran lowongan yang hasilnya hanya lips service.
Seorang aktifis di Jambi, Hasan kepada Harian Jambi, Senin
(27/10) mengatakan, selama ini pemerintah daerah hanya mampu mengadakan pameran
lowongan kerja yang hasilnya hanya seremoni belaka. Sementara pencari kerja
butuh lapangan pekerjaan atau modal usaha mandiri.
“Pemerintah Provinsi Jambi harus memacu pencari kerja untuk
pelaku usaha mandiri. Berikan pelatihan dan berikan bantuan permodalan yang
syaratnya mudah. Jangan hanya membuat acara seremoni tapi hasilnya tidak
signifikan. Jadikan pencari kerja itu jadi pelaku usaha yang mandiri, baru
pemerintah itu berhasil mengentaskan pengangguran,” katanya.
Sementara sebagai salah satu upaya untuk mengurangi jumlah
pengangguran di Provinsi Jambi, Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Sosial
Tenaga Kerja dan Transmigrasi menggelar Gerakan Penanggulangan Pengangguran
(GPP) dan Pameran Kesempatan Kerja (Job Fair) Provinsi Jambi Tahun 2014, yang
dibuka secara resmi oleh Gubernur Jambi, H.Hasan Basri Agus (HBA), bertempat di
halaman Museum Siginjai, Telanaipura, Kota Jambi, Jumat (24/10) siang.
HBA menyatakan, job fair ini merupakan salah satu cara untuk
memudahkan para angkatan kerja yang belum bekerja untuk mendapatkan informasi
tentang lapangan kerja, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov)
Jambi melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Menurut HBA, salah satu masalah yang dihadapi Provinsi Jambi
adalah masih relatif tingginya jumlah pengangguran, meskipun mengalami trend
penurunan pada setahun terakhir. “Berdasarkan data BPS Provinsi Jambi, jumlah
pengangguran di Provinsi Jambi bulan Februari tahun 2014 adalah 2,5%, dengan
jumlah 39.300 orang," ujar HBA.
HBA menuturkan, 51,31% dari pekerja adalah tamatan SD
kebawah, 19,25% jenjang pendidikannya SMP, 14,59% tamat SMA, dan 7,75% tamat
diploma dan sarjana.
Selanjutnya, HBA menjelaskan, Pemprov Jambi dan seluruh
pemangku kepentingan berusaha untuk menyiapkan tenaga-tenaga kerja yang
terampil melalui pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal dan
revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK), serta merencanakan kerja sama dengan
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan perguruan tinggi di Jambi untuk
menumbuhkan usahawan baru.
HBA juga menyatakan, Pemprov Jambi berupaya untuk
meningkatkan jumlah Sekolah Menengah Kejuruan dan tidak menambah jumlah Sekolah
Menengah Umum, sampai dengan persentase 70 - 30, 70% SMK dan 30% sekolah
menengah umum.
Selain itu, HBA mengemukakan bahwa Pemprov Jambi telah
melakukan pengiriman 30 orang tenaga kerja per tahun ke luar negeri, yakni ke
Jepang, yang diselenggarakan melalui tes dan seleksi yang ketat, dimana
konsultan dari Jepang juga ikut serta dalam rekrutmen tenaga kerja tersebut.
HBA meminta para pengusaha di Provinsi Jambi untuk
memprioritaskan tenaga lokal dalam rekrutmen tenaga kerja perusahaannya,
sepanjang kualifikasi tenaga kerja lokal memadai. “Tolong prioritaskan tenaga
kerja lokal," sebut HBA.
Selanjutnya, gubernur membuka job fair yang ditandai dengan
pengguntingan pita, serta meninjau stan-stan job fair tersebut.
Sementara Direktur Bina Penempatan Tenaga Kerja (Penta)
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Rena Usman yang
disampaikan oleh Direktur Pengembangan Pasar Kerja Tri Retno Isnaningsih, SH,
M.Si, dinyatakan, Jumlah pengangguran se Indonesia (Februari 2014) 7,15 juta
jiwa atau 5,7%.
Tri Retno mengatakan, tahun 2013, peringkat Indeks
Pembangunan Manusia Indonesia menurut UNDP menempati posisi 121 dari 187
negara, dan Indeks Daya Saing menurut World Economic Forum menempati peringkat
38 dari 148 negara.
Tri Retno menekankan, karena jumlah lapangan kerja di sektor
formal sangat terbatas, maka pengembangan program-program kewirausahaan dengan
melakukan fasilitasi, pelatihan, dan bantuan permodalan sangat penting
dilaksanakan.
Selain itu, Tri Retno mengharapkan agar job fair ini
ditindaklanjuti, termasuk alokasi anggaran untuk job fair dan pembinaan Usaha
Kecil Menengah (UKM).
Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Jambi, H.M.Dianto, dalam laporannya menyampaikan, tujuan pameran tenaga kerja
ini adalah untuk resapan kerja guna mengurangi jumlah pengangguran.
M.Dianto mengemukakan bahwa job fair yang dilaksanakan
bekerjasama dengan Kementerian Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI ini
gratis, tidak dipungut biaya apapun kepada para pencari kerja.
Dikatakan M.Dianto, job fair yang diselenggarakan selama 2
hari, 24 sampai 25 Oktober 2014 ini diikuti oleh 43 perusahaan, dengan lowongan
kerja untuk 1.185 orang atau 208 jabatan.
Selain itu, lanjut M.Dianto, 35 UKM binaan Pemprov Jambi juga turut serta dalam acara ini. Dalam acara ini juga diselenggarakan talkshow, dengan narasumber dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. (lee)
Selain itu, lanjut M.Dianto, 35 UKM binaan Pemprov Jambi juga turut serta dalam acara ini. Dalam acara ini juga diselenggarakan talkshow, dengan narasumber dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. (lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar