Hidayat Tokoh Etnis Tionghoa Doa Syukur di Kelenteng Siau San Teng di RT 10 Sungai Asam Kampung Manggis Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi, Senin 20 Januari 2014. Foto-foto Asenk Lee HP 0812 747 7587 |
BERITAKU
Intensitas umat Konghucu berdoa di
Kelenteng Siau San Teng yang terletak di Rt 10 Sungai Asem, Kampung Manggis,
Kelurahan Cempaka Putih, Kota Jambi semakin tinggi jelang perayaan Tahun Baru
Cina, Gong Xi Fa Cay atau Imlek 2565 yang jatuh pada 31 Januari 2014 mendatang.
Menurut Prayoga alias Apong (52),
pengurus Kelenteng Siau San Teng Selasa (21/1/14) mengatakan,
petugas Kelenteng juga kini ditambah karena intensitas umat Konghucu di Kota
Jambi semakin rutin sembahyang syukur.
Sedangkan Kelenteng Hok Tek (Dewa
Bumi) Jambi, yang terletak di pinggir Sungai Marem, RT 14/05, Kelurahan Cempaka
Putih, Kecamatan Pasar, Kota Jambi
adalah Kelenteng tertua di Jambi. Konon usia
kelenteng sudah memasuki tiga abat sejak dibangun tahun 1805 Masehi.
Bahkan kelenteng Hok Tek sudah
dijadikan sebagai Bangunan Cagar Budaya (BCB) oleh Pemerintah Sesuai Undang
Undang No.5 Tahun 1992. Sementara aktifitas kelenteng Hok Tek sudah dialihkan
ke Kelenteng Siau San Teng.
Hidayat, seorang tokoh etnis
Tionghoa dan juga pengusaha Kopi AAA di Jambi juga melakukan doa syukur di Kelenteng
Siau San Teng, Senin (20/1/14). Dia bersama istrinya melakukan ritual doa
syukur di kelenteng tersebut.
Sembari melakukan ritual doa,
Hidayat juga berderma dengan memberikan Angpaow (sumbangan) kepada para pegawai
kelenteng tersebut. Sesekali dia juga menyapa PENULIS terkait dengan
doa syukur yang dilakukannya bersama istrinya.
“Bapa bersama ibu rutin setiap
jelang Imlek melakukan doa syukur dan berbagi dengan pegawai kelenteng ini.
Sebagai etnis Tionghoa saya bersama istri merupakan bagian dari berdirinya
kelenteng tertua dan terbesar di Jambi ini. Ayo ikuti bapak melihat kolam kecil
di depan kelenteng ini,” ujar Hidayat yang juga pendiri Komunitas Pecinta Candi
Muarojambi ini.
Menurut Hidayat, sepuluh tahun
lalu dirinya membawa empat ekor ikan patin putih dari Thailand dan ditarok di
kolam bulat di depan Kelenteng Siau San Teng. Kini empat ekor ikan patin putih
itu sudah berukuran hingga 5 kg hingga 7 kg.
“Kalau di Thailand, Patin Putih
itu dianggab keramat. Saya baya empat ekor dan kini sudah besar di kola mini. Kola
mini ibaratkan empang, yang bagi etnis Tionghoa adalah sumber rezeki. Jadi empang
harus dirawat dan bersih karena sebagai sumber rezeki,” ujar Hidayat sembari
memberikan makan patin putih dengan roti tawar.
Hidayat dan istrinya sebenarnya
menganut agama Budha. Dirinya selalu ambil bagian jika ada perayaan hari Raya dan
kegiatan Budha di Jambi. Namun dirinya rutin setiap hari Imlek tetap melakukan ritual
doa syukur di Kelenteng Siau San Teng. (Asenk Lee).
Apong saat berbincang dengan Pa Hidayat. |
Hidayat Tokoh Etnis Tionghoa Doa Syukur di Kelenteng Siau San Teng di RT 10 Sungai Asam Kampung Manggis Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi, Senin 20 Januari 2014. Foto-foto Asenk Lee HP 0812 747 7587 |
Istri Pak Hidayat Doa Syukur di Kelenteng Siau San Teng di RT 10 Sungai Asam Kampung Manggis Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi, Senin 20 Januari 2014. Foto-foto Asenk Lee HP 0812 747 7587 |
Kelenteng Siau San Teng di RT 10 Sungai Asam Kampung Manggis Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi, Senin 20 Januari 2014. Foto-foto Asenk Lee HP 0812 747 7587 |
Kelenteng Siau San Teng di RT 10 Sungai Asam Kampung Manggis Kelurahan Cempaka Putih Kota Jambi, Senin 20 Januari 2014. Foto-foto Asenk Lee HP 0812 747 7587 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar