Meteran Listrik Prabayar. Foto Google.
Jambi, Batak Pos
PT PLN (Persero) Cabang Jambi menargetkan migrasi listrik prabayar di Provinsi Jambi mencapai 22.900 dari 270.000 lebih pelanggan PLN di Provinsi Jambi. Listrik prabayar merupakan pembayarannya sebelum pemakaian energi listrik. KWh meter yang digunakan dilengkapi dengan software dan keypad untuk entry dan menyimpan KWh deposit (stroom).
PLN Jambi kini sudah menyediakan meteran 22.900-an model prabayar. Persediaan itu tersebar di Kotabaru, Telanaipura, Seberang Kota dan Kabupaten Batanghari. Sementara pelanggan listrik prabayar kini baru mencapai 850 pelanggan.
Demikian dikatakan Kepala PLN Cabang Jambi Suparyanto kepada wartawan, Sabtu (22/10) terkait dengan rencana peralihan rekening pasca bayar ke prabayar. Menurut dia, sejak pertengahan 2011, pelanggan listrik prabayar tercatat sudah mencapai 850 pelanggan. Pihaknya akan mengupayakan seluruh pelanggan PLN Provinsi Jambi yang mencapai 270.000 lebih migrasi ke prabayar.
“Kalau pasang baru seperti pasang baru biasa, tapi kalau migrasi, ajukan saja ke PLN, untuk migrasi gratis. Sementara untuk pemasangan listrik baru akan dikenakan program listrik prabayar. Kemampuan listrik prabayar ini, sama dengan listrik dengan metode lama yakni mencapai beban 3.500 volt,”katanya.
Disebutkan, guna menjamin ketersedian pulsa listrik prabayar, PLN Jambi telah menggandeng beberapa instansi seperti Kantor Pos dan sejumlah bank untuk menjual pulsa listrik prabayar itu.
“Pulsa listrik prabayar ini, tersedia mulai Rp20 ribu hingga satu juta. Sementara, pada program listrik prabayar dikenakan biaya Rp 790 per-KWH yang sebelumnya telah dikenakan beban biaya pajak penerangan jalan (PPJ) sebesar 7 persen pada setiap pembelian voucher pulsa. Menggunakan listrik prabayar ini tidak akan terkena denda biaya keterlambatan membayar rekening listrik. Sebab listrik langsung mati jika habis pulsanya,”katanya.
Sementara itu sejumlah warga Kota Jambi belum siap untuk melakukan migrasi listrik tersebut. Pasalnya listrik prabayar harus mendahulukan pembayaran baru pemakaian listrik. Namun warga masih terbiasa dengan listrik pasca bayar (pakai dulu baru bayar).
“Ini masih sulit dilakukan bagi warga, khususnya yang ekonominya lemah. Karena pembayaran diawal sangat sulit karena warga sudah terbiasa dengan pasca bayar. Warga kwatir jika tidak memiliki uang beli pulsa listrik, aliran listrik secara otomatis akan mati. Ini yang dikwatirkan warga. Tapi jika listrik pasca bayar, warga masih bisa menggunakan listrik walau bayarnya harus terlambat,”kata Sartono, anggota DPRD Kota Jambi. RUK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar