Letjen (Purn) AE. Manihuruk |
Nama: Letjen (Purn) AE Manihuruk
Lahir: Lumban Suhi-suhi, Pulau Samosir, Sumatera Utara, 29 Februari 1920
Meninggal: Jakarta 10 Januari 2003
Dikebumikan: Samosir 16 Januari 2003
Agama: Kristen
Isteri: Rohim Boru Sihaloho
Anak: Yeni Rita Manihuruk (58), Guntur Manihuruk (51), Posman Manihuruk (49), Sahala Manihuruk (47), dan Sahat Manihuruk (45)
Pangkat Terakhir: Letnan Jenderal TNI
Jabatan Terakhir: Ketua Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) tahun 1972-1987
Organisasi: Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golongan Karya (Golkar) periode 1987-1992
Alamat Terakhir: Jalan Prambanan, Menteng, Jakarta Pusat
Lahir: Lumban Suhi-suhi, Pulau Samosir, Sumatera Utara, 29 Februari 1920
Meninggal: Jakarta 10 Januari 2003
Dikebumikan: Samosir 16 Januari 2003
Agama: Kristen
Isteri: Rohim Boru Sihaloho
Anak: Yeni Rita Manihuruk (58), Guntur Manihuruk (51), Posman Manihuruk (49), Sahala Manihuruk (47), dan Sahat Manihuruk (45)
Pangkat Terakhir: Letnan Jenderal TNI
Jabatan Terakhir: Ketua Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) tahun 1972-1987
Organisasi: Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golongan Karya (Golkar) periode 1987-1992
Alamat Terakhir: Jalan Prambanan, Menteng, Jakarta Pusat
Sosok Pekerja Keras Tanpa Pamrih
Jakarta 10/01/02: Letnan Jenderal (Purn) Arsinius Elias Manihuruk,
mantan Ketua Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) tahun
1972-1987, meninggal dunia pada usia 82 tahun hari Jumat (10/1) pukul
21.03 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Sepanjang
hidupnya, ia seorang pekerja keras yang menguasai bidang administrasi
dan prencanaan strategi. Ia pekerja yang tanpa pamrih kepada bangsa dan
negara.
Mantan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golongan Karya (Golkar)
periode 1987-1992, ini disemayamkan di Jalan Prambanan, Menteng, Jakarta
Pusat. Selanjutnya dimakamkan di kampung halamannya, Desa Lumban
Suhi-suhi, Pulau Samosir, Sumatera Utara, Kamis (16/1). Upacara militer
pelepasan jenazah dilaksanakan di rumah duka Minggu (12/1) pagi,
dipimpin Komandan Pusat Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia
(Danpuspom TNI) Mayjen Sulaiman AB. Setelah itu, pukul 10.00 jenazah
diterbangkan ke Medan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Pria pekerja keras yang merumuskan berbagai pola-pola pembinaan
pegawai, seperti pembuatan nomor induk pegawai (NIP), pensiun untuk
pegawai negeri, dan disiplin pegawai, ini lahir 29 Februari 1920 di
Lumban Suhi-suhi, Pulau Samosir, Sumatera Utara. Ia meninggalkan seorang
istri, Rohim Boru Sihaloho (84), dan lima anak, Yeni Rita Manihuruk
(58), Guntur Manihuruk (51), Posman Manihuruk (49), Sahala Manihuruk
(47), dan Sahat Manihuruk (45).
Orang Batak tidak akan melupakan jasa-jasanya. Dialah satu-satunya
orang yang bisa disebut pejabat “sukuisme” dalam arti yang positif.
Katanya, dulu, setiap orang Batak yang melamar ke BAKN 90% pasti
diterima, demikian pula jika melamar pegawai negeri, AE Manihuruk pasti
memabuntu. Itu sebabnya, di masa dia menjabat orang Batak yang terbanyak
menjadi pegawai negeri.
Kariernya dimulai dari tentara hingga pangkat terkahir Letnan
Jenderal. Dia adalah Arsinius Elias Manihuruk, mantan Ketua Badan
Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN). Meninggal pada usia 82 tahun,
pada hari Jumat (10/1) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
AE Manihuruk meninggalkan seorang istri, Rohim Boru Sihaloho (84),
dan lima anak, Yeni Rita Manihuruk (58), Guntur Manihuruk (51), Posman
Manihuruk (49), Sahala Manihuruk (47), dan Sahat Manihuruk (45).
Berlin Simarmata, dalam weblognya menyebut, di kampung kami beliau
dikenal sebagai seorang pejuang,yang tadinya adalah seorang guru,lalu
masuk TNI pada masa perjuangan.Disamping pejuang,beliau dikenal sebagai
seorang yang berhati baik,suka menolong orang kampung kami,dalam
batas-batas kemampuannya.
“Saat saya murid SMP di Pangururan-Samosir,saya satu kelas dengan putrinya Jeanny boru Manihuruk.Pada
saat saya kuliah di ITB Bandung,saya dapat kesempatan berkenalan dengan
keluarga beliau.Beliau berada di Bandung,karena mendapat tugas sebagai
dosen Seskoad. Selama di Bandung beliau juga diangkat sebagai Penasehat
Muda Mudi Silalahi Sabungan. Saya pun mengenal beliau secara dekat
tatkala pernikahan Letnan Dua Tukang Simarmata, dengan Emmy boru
Tobing.Beliau bertindak sebagai wali penganten laki-laki,dan saya
sebagai panitia resepsi,” tulis Berlin.
“Nasehat beliau yang paling berkenan di hati saya adalah:Jangan
melupakan kampung halaman atau bonapasogit.Beliau mengkritik Kolonel
Maludin Simbolon dan Mayor Raja Permata alias Sangga Raja Simarmata,yang
tidak mempedulikan pulau Samosir.Beliau masih berpangkat Letnan
Satu,tatkala kedua nama yang disebut terdahulu sebagai Panglima Kodam
Bukit Barisan dan Komandan Batalion di BB,” tambah Berlin mengenang AE
Manihuruk.
Sumber :