Kadis PU Provinsi Jambi Ir PB Panjaitan MM (kanan) saat mendampingi Menteri PU Pera Ri Basuki di Jambi meninjau Proyek Penanggulangan banjir di Jambi Timur Kota Jambi, Jumat 30 Okt 2015-Foto IST |
Jambi-Dinas Pekerjaan
Umum (PU) Provinsi Jambi kini mempersiapkan belasan alat berat
mengantisipasi bencana banjir dan longsor di Jambi. Alat berat tersebut
akan disiagakan di ruas jalan rawan banjir dan longsor, mulai
pertengahan November ini. Prioritas penempatan alat berat di daerah
tersebut antara lain ruas jalan Kota Bangko – Kota Sungaipenuh dan
Kerinci, Kerinci – Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Kota Sengeti
Kabupaten Muarojambi – Merlung, Kabupaten Tanjungjabung Barat dan Kota
Muarabulian, Batanghari – Kota Muaratebo, Kabupaten Tebo.
Demikian dikatakan Kepala Dinas PU Provinsi Jambi, Ir PB Panjaitan
MM pada rapat antisipasi bencana banjir dan longsor di Provinsi Jambi di
rumah dinas Gubernur Jambi, Rabu (11/11). Turut hadir pada kesempatan
tersebut, Pejabat Gubernur Jambi, Irman, Kepala Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Arief Munandar dan pejabat dinas
instansi terkait.
Menurut Bernhar Panjaitan, daerah paling rawan longsor di saat musim
hujan di Jambi selama
ini, yakni ruas jalan berbukit Kota Bangko – Kota
Sungaipenuh yang menghubungkan Kota Jambi dengan Kabupaten Kerinci.
Ruas
jalan yang sering longsor pada jalur tersebut, yaitu di wilayah
Kecamatan Muaraemat, Kerinci. Kemudian ruas jalan Kerinci – Pesisir
Selatan, Sumbar. Sedangkan daerah rawan banjir, yaitu Batanghari –
Sarolangun, Muarojambi – Tanjungjabung Barat.
"Paling lambat akhir November, kami sudah mengerahkan alat berat ke
lokasi-lokasi rawan banjir dan longsor tersebut. Penempatan alat berat
di jalur rawan banjir dan longsor tersebut dilakukan mengantisipasi
kelancaran arus mudik Natal dan Tahun Baru nanti. Selain itu kami juga
akan membentuk beberapa posko pada jalur rawan banjir dan longsor
tersebut," ujarnya.
Pemetaan
Sementara itu, Pejabat Gubernur Jambi, Irman, meminta BPBD Provinsi
Jambi melakukan pemetaan daerah rawan banjir dan longsor di daerah
tersebut. Pemetaan tersebut dinilai penting untuk mempermudah antisipasi
bencana banjir dan longsor pada musim hujan akhir tahun ini hingga awal
tahun 2016.
"Beberapa wilayah di Jambi menjadi langganan banjir dan longsor
setiap musim hujan di akhir tahun dan awal tahun. Banjir biasanya
terjadi akibat luapan Sungai Batanghari dan ank – anak sungai. Wilayah
Kota Jambi biasanya terkena banjir bila Sungai Batanghari meluap.
Sedangkan beberapa kabupaten terkena banjir dan longsor. Antisipasi dan
banjir dan longsor harus dimaksimalkan untuk mencegah kerugian besar dan
korban jiwa."
"Sarana dan prasarana perlu dipersiapkanmengantisipasi dan menangani
banjir. Jika banjir tidak bisa dicegah, minimal penanganan dini banjir
dan longsor bisa dilakukan. Karena itu antisipasi penanganan banjir dan
longsor banjir dan longsor di musim musim hujan ini tidak mengancam
keselamatan masyarakat Jambi," katanya.
Daerah Rawan
Kepala BPBD Provinsi Jambi, Arief Munandar, menjelaskan, Provinsi
Jambi yang terdiri dari dua kota dan sembilan kabupaten memiliki 78
lokasi daerah rawan banjir. Daerah rawan banjir tersebut umumnya
tersebar di daerah aliran sungai (DAS). Daerah rawan banjir paling
nanyak di Jambi terdapat di Kabupaten Bungo, yakni sebanyak 14 lokasi.
Sedangkan daerah rawan banjir di Kabupaten Merangin dan Tebo
masing-masing berada di 9 lokasi.
Kemudian daerah rawan banjir di Kota Jambi dan Kabupaten
Tanjungjabung Barat masing-masing terdapat di 8 lokasi, Batanghari,
Muarojambi dan Sarolangun masing-masing di 7 lokasi. Daerah rawan banjir
di Kabupaten Kerinci dan Tanjungjabung Timur masing-masing terdapat di 4
lokasi dan di Kota Sungaipenuh satu lokasi.
"Biasanya daerah rawan banjir tersebut terkena banjir jika hujan
lebat dan Sungai Batanghari meluap. Sebagian besar daerah rawan banjir
tersebut tersebar di DAS Batanghari. Namun banjir yang melanda daerah
tersebut bukan banjir bandang, tetapi banjir luapan sungai yang naik
secara perlahan. Karena itu banjir di daerah itu bisa diantisipasi lebih
dini agar tidak sampai menelan korban jiwa dan kerugian materi yang
besar," tambahnya. (Radesman Saragih/FER/Suara Pembaruan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar