Jambi, BATAKPOS
Gubernur Jambi Drs. H. Hasan
Basri Agus (HBA) meresmikan Bandara Muaro Bungo, Sabtu (9/6) bertempat Bandara Muara Bungo, Provinsi Jambi. Keberadaan
bandara sebagai infrastruktur yang penting dalam meningkatkan mobilitas dan
aksesibilitas masyarakat maupun barang
dan jasa.
“Kehadiran Bandara Muara Bungo ini mampu menjawab persoalan aksesibilitas
bagi perkotaan Muara Bungo dan kota-kota
disekitarnya. Dengan diresmikan bandara tersebut, dapat memberikan
dampak positif berganda terhadap peningkatan investasi yang bermuara pada
pengembangan wilayah,”katanya.
Menurut Gubernur Jambi, sesuai dengan rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
berkomitmen penuh untuk membantu secara proporsional untuk memujudkan keinginan
masyarakat. Provinsi Jambi masih memiliki keterbatasan, untuk itu upaya
stimulus kepada Kabupaten/Kota dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian,
efisiensi dan efektifitas.
Terkait dengan maskapai yang akan menggunakan dan beroperasi di Bandara
Muara Bungo, HBA mengingatkan, maskapai dapat melakukan langkah-langkah
menajemen dan bisnis dengan tidak mengabaikan unsur keselamatan sambil terus
meningkatkan kualitas pelayanan.
Sambutan Dirjen Perhubungan Udara, Herry Bakti mengatakan, mengedepankan
sinergisitas pemerintahan Pusat dan daerah dalam percepatan pembangunan bandara,
pihaknya mengharapkan sinergisitas Pusat, Tingkat I dan Tingkat II dalam
menyelesaikan bandara.
Sementara itu Pemerintah Pusat mengucurkan dana APBN 2009 sebesar Rp 18
miliar guna pembangunan Bandara Udara Bungo. Sementara Pemerintah Kabupaten
Bungo menganggarkan APBD 2009 sebesar Rp 84 miliar. Pemkab Bungo melakukan
penganggaran dengan sistem multi years.
Pemkab Bungo awalnya menargetkan Bandara Bungo selasai tahun 2011. Bandar
udara itu merupakan yang terbesar di Provinsi Jambi setelah Bandara Sultan
Thaha Saifuddin Jambi. Bandara tersebut direncanakan mulai beroperasi akhir
tahun 2009 lalu, namun banyak kendala.
Tujuan Pemkab Bungo membangun bandar udara ini bukan saja untuk warga
Bungo, melainkan juga warga di seputaran Kabupaten Bungo. Seperti potensi
penumpang yang berasal dari Kabupaten Bungo, Tebo, Merangin, Sarolangun, bahkan
Kabupaten Dharmasraya di Sumbar yang letaknya berdekatan. Penumpang bisa
mencapai 1,2 juta jiwa.
Selama ini 100 persen mereka menggunakan angkutan darat untuk transit di
Padang dan Jambi menuju Jakarta. Bandara itu sendiri kini mendekati
penyelesaian. Dari 2.500 meter runway yang direncanakan (lebih panjang
dibanding bandara Jambi yang tercatat 1.800 meter). Pada tahap awal akan
diselesaikan 1.800 meter. Areal lahan yang diperuntukkan buat bandara itu
sendiri seluas 300 hektare.
Pada saat awal operasi, Bandara Bungo direncanakan bisa disinggahi
minimal dua pesawat ukuran Boeing 737 setiap hari. Beberapa waktu lalu, anggota
Komisi III DPR yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Panja) Panitia Anggaran
(Panggar), Rizal Djalil yang juga anggota dewan dari Kerinci itu sempat melihat
langsung pembangunan bandar udara Bungo tersebut.
Berfungsinya bandara itu kelak, akan mendongkrak perekonomian Bungo, baik
sektor dagang, industri, pertanian, telekomunikasi, perkebunan, tambang, maupun
di sektor parawisata. Bandara Bungo selesai, tahap pertama akan mengoperasikan pesawat jenis
Fokker-50 dengan jalur penerbangan rencana Kota Murabungo-Jambi-Jakarta pulang
pergi (PP). RUK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar