Sekda Berikan Penjelasan. Foto Ist |
Jambi, Simantab
Rencana peletakan batu pertama pembangunan Swiss-Belhotel di Telanaipura Kota Jambi, Kamis (31/1), batal dilaksanakan karena warga melakukan aksi demo menolak pembangunan hotel tersebut. Padahal, tamu undangan sudah banyak yang hadir dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Swiss-Belhotel Jambi.
Bahkan Sekda Provinsi Jambi, Syahrasaddin, juga sudah hadir untuk meletakkan batu pertama pembangunan Swiss-Belhotel Jambi tersebut. “Selesaikan dulu permasalahan teknis dengan pemerintah kota, baru bisa dilakukan pembangunan,”ujar Syahrasaddin, saat berbicara di atas panggung.
Setelah itu, Syahrasaddin langsung meninggalkan lokasi, tidak jadi melatukan peletakan baru pertama pembangunan Swiss-Belhotel Jambi.
Duduk Bersama Warga
Komisaris Swiss Belhotel, Begawan Kamto, menyatakan menyesal adanya insiden penolakan pembangunan hotel oleh warga sekitar. Dirinya mengaku sedih dan tidak menyangka acara peletakan batu pertama yang sedianya bakal dilakukan Sekda Provinsi Jambi, Syahrasadin, bakal ricuh.
“Kami ini hanyalah investor biasa yang ingin membangun Kota Jambi dan hidup berdampingan dengan warga,”ujar Begawan didepan ratusan massa yang memadati pelataran.
Menurut Begawan, pihaknya sama sekali tidak bermaksud atau memiliki niat menindas. Akses jalan yang sudah dibebaskan untuk warga belum seluruhnya dapat diterima warga. Untuk itu pihaknya berencana untuk memnyelesaikan masalah tersebut dengan duduk bersama baik warga maupun ketua RT setempat.
“Masalah ini akan kita bahas bersama, dan berharap akan ada win win solutionnya," pungkas Begawan.
Aksi demo yang berakhir ricuh Kamis, (31/11) dilakukan warga sekitar. Aksi tersebut dipicu oleh ketidak puasan warga atas kebijakan pihak hotel yang belum sepenuhnya memberikan akses jalan bagi warga sekitar. Aksi demo berjalan alot, warga menuntut untuk agar pihak hotel membuka akses jalan yang dapat dilalui mobil ambulan dan mobil pemadam kebakaran.
Warga Jalan Empu Gandring Lorong Pertanian RT 11 Kelurahan Solok Sipin, Kecamatan Telanaipura, tetap menolak pembangunan Swiss-Belhotel Jambi, sebelum tuntutan mereka dipenuhi oleh pihak pengembang.
“Kami sebenarnya tidak menolak investor. Tapi tolong kepentingan masyarakat sekitar diperhatikan," kata Ketua RT 11 Kelurahan Solok Sipin, Mukhlis, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.
Disebutkannya, warga hanya meminta agar akses jalan lingkungan diperhatikan. Menurut Mukhlis, minimal mobil ambulan bisa masuk ke kompleks permukiman warga. Selain itu, Mukhlis mengatakan sebelumnya juga tidak ada komunikasi dengan warga terkait pembangunan Swiss-Belhotel Jambi ini. “Kami tidak pernah diajak komunikasi, tidak pernah dimintai izin,”katanya. (rosenman saragih)
Rencana peletakan batu pertama pembangunan Swiss-Belhotel di Telanaipura Kota Jambi, Kamis (31/1), batal dilaksanakan karena warga melakukan aksi demo menolak pembangunan hotel tersebut. Padahal, tamu undangan sudah banyak yang hadir dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Swiss-Belhotel Jambi.
Bahkan Sekda Provinsi Jambi, Syahrasaddin, juga sudah hadir untuk meletakkan batu pertama pembangunan Swiss-Belhotel Jambi tersebut. “Selesaikan dulu permasalahan teknis dengan pemerintah kota, baru bisa dilakukan pembangunan,”ujar Syahrasaddin, saat berbicara di atas panggung.
Setelah itu, Syahrasaddin langsung meninggalkan lokasi, tidak jadi melatukan peletakan baru pertama pembangunan Swiss-Belhotel Jambi.
Duduk Bersama Warga
Komisaris Swiss Belhotel, Begawan Kamto, menyatakan menyesal adanya insiden penolakan pembangunan hotel oleh warga sekitar. Dirinya mengaku sedih dan tidak menyangka acara peletakan batu pertama yang sedianya bakal dilakukan Sekda Provinsi Jambi, Syahrasadin, bakal ricuh.
“Kami ini hanyalah investor biasa yang ingin membangun Kota Jambi dan hidup berdampingan dengan warga,”ujar Begawan didepan ratusan massa yang memadati pelataran.
Menurut Begawan, pihaknya sama sekali tidak bermaksud atau memiliki niat menindas. Akses jalan yang sudah dibebaskan untuk warga belum seluruhnya dapat diterima warga. Untuk itu pihaknya berencana untuk memnyelesaikan masalah tersebut dengan duduk bersama baik warga maupun ketua RT setempat.
“Masalah ini akan kita bahas bersama, dan berharap akan ada win win solutionnya," pungkas Begawan.
Aksi demo yang berakhir ricuh Kamis, (31/11) dilakukan warga sekitar. Aksi tersebut dipicu oleh ketidak puasan warga atas kebijakan pihak hotel yang belum sepenuhnya memberikan akses jalan bagi warga sekitar. Aksi demo berjalan alot, warga menuntut untuk agar pihak hotel membuka akses jalan yang dapat dilalui mobil ambulan dan mobil pemadam kebakaran.
Warga Jalan Empu Gandring Lorong Pertanian RT 11 Kelurahan Solok Sipin, Kecamatan Telanaipura, tetap menolak pembangunan Swiss-Belhotel Jambi, sebelum tuntutan mereka dipenuhi oleh pihak pengembang.
“Kami sebenarnya tidak menolak investor. Tapi tolong kepentingan masyarakat sekitar diperhatikan," kata Ketua RT 11 Kelurahan Solok Sipin, Mukhlis, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.
Disebutkannya, warga hanya meminta agar akses jalan lingkungan diperhatikan. Menurut Mukhlis, minimal mobil ambulan bisa masuk ke kompleks permukiman warga. Selain itu, Mukhlis mengatakan sebelumnya juga tidak ada komunikasi dengan warga terkait pembangunan Swiss-Belhotel Jambi ini. “Kami tidak pernah diajak komunikasi, tidak pernah dimintai izin,”katanya. (rosenman saragih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar