Rusak Parah: Akibat rusak parahnya jalan Lingkar Barat Kota Jambi, membuat para sopir truk batu bara yang hendak menuju Pelabuhan Talang Duku, Kota Jambi enggan melintas di jalur rusak tersebut. Tampak sebuah truk batu bara melintas di jalur lingkar barat yang rusak parah yang hingga kini belum ada perbaikan oleh Dinas PU Provinsi Jambi. Foto batakpos/rosenman manihuruk
Jambi, Batak Pos
Sepekan terakhir larangan truk-truk batu bara untuk melintas di jalan dalam Kota Jambi kian mengundang perhatian masyarakat Jambi. Larangan truk tersebut dating dari LSM, warga serta aparat kepolisian. Akibatnya, para supir batu bara melakukan unjukrasa sebagai aksi protes larangan tersebut karena tidak sama dengan truk-truk muatan lainnya.
Para sopir truk batu bara minta diperbolehkan melewati jalan di dalam kota. Pasalnya, truk lainnya yang memiliki muatan lebih berat diizinkan masuk kota. Seperti mobil ekspedisi, BBM, sembako yang juga melebihi tonase.
Halzam Samosir (34) salah seorang supir truk batu bara kepada BATAKPOS di Gedung DPRD Kota Jambi, Senin (28/11) mengatakan, dirinya mengaku truk mereka hanya muatan 15 ton. Sementara truk pengangkut buah sawit yang lebih berat bisa lewat.
Dia mengatakan bila dalam perundingan antara Dinas Perhubungan Kota Jambi dan Komisi C DPRD Kota Jambi tak menghasilkan keputusan untuk membuka jalan, para sopir akan tetap menggelar aksi mogok di Gedung DPRD Kota Jambi.
“Kami juga akan memblokir jalan di Simpang Rimbo biar semuanya tak bisa lewat. Kami para sopir truk batu bara kembali melakukan aksi mogok di Simpang Rimbo, Jambi. Mobil-mobil truk sudah mulai berdatangan di Simpang Rimbo. Kami menuntut kepastian jalur mana yang harus ditempuh dari pemerintah,”kata Samosir.
Disebutkan, para LSM, wartawan, dan oknum polisi masih melarang mobil truk masuk dalam Kota Jambi. Sementara itu, jalur arah ke kanan atau menuju jalan Lingkar Selatan Kota Jambi kondisinya rusak parah.
Menurut Amri, salah seorang sopir truk batu bara lainnya menyebutkan, mereka menuntut, jika tidak ada solusi dari pemerintah, pihaknya mengancam aksi ke kantor gubernur secara besar-besaran.
Sementara puluhan sopir truk batu bara melakukan aksi tidur-tiduran di DPRD Kota Jambi sambil menunggu hasil pertemuan Komisi C DPRD Kota Jambi dan dinas perhubungan Kota Jambi.
“Dari semalam tak bisa lewat, sambil menunggu hasil perundingan lebih baik tidur. Kami harapkan putusan tersebut bisa memperbolehkan kami lewat jalan dalam Kota Jambi. Karena kami ingin keluarga kami makan. Pemerintah harus memberikan solusi,”katanya. RUK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar