Rumah Reot Milik Seorang Nenek di Kota Jambi. Foto Asenk Lee Saragih |
H Hasan Basri Agus (HBA) Memberikan Semangat Kepada Nenek Pemilik Rumah. Foto Asenk Lee Saragih |
Rumah Reot Milik Seorang Nenek di Kota Jambi yang sudah Dibedah Program SAMISAKE.Foto Asenk Lee Saragih. |
Catatan Akhir Jabatan H Hasan Basri Agus- H Fachrori Umar (HBA-FU) (3 Agustus 2010 - 3 Agustus 2015)
BERITAKU, Jambi-Kepemimpinan H Hasan Basri Agus (HBA) dan H Fachrori Umar
(FU) sebagai Gubernur Jambi dan Wakil Gubernur Jambi Periode 2010-2015
diletakkan dengan baik. Hubungan baik hingga akhir masa jabatan, HBA-FU juga
terjaga, meski kepentingan politik keduanya berlawanan jelang Pilkada Gubernur
Jambi Periode 2015-2020 pada 9 Desember 2015 mendatang. Perjalanan kinerja
pasangan ini sejak dilantik 3 Agustus 2010 lalu, menorehkan sejumlah prestasi.
Mulai dari pembangunan infrastruktur hingga program berbasis kerakyatan.
Meletakkan akhir jabatan dengan torehan program yang
menggembirakan, patut dicatat oleh masyarakat Provinsi Jambi. Keberhasilan dan
kekurangan kinerja H Hasan Basri Agus dan H Fachrori Umar sebagai Gubernur
Jambi dan Wakil Gubernur Jambi Periode 2010-2015 patut dihargai. Dukungan
solid Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di lingkungan Pemerintahan Provinsi Jambi juga jadi penentu keberhasilan
tersebut. (Berita Terkait: Berhasil Meretas Infrastruktur dan Sukses di Program SAMISAKE)
Dimasa akhir jabatan, H Hasan Basri Agus-H Fachrori Umar
melakukan pertemuan dengan sejumlah wartawan dan berpamitan kepada seluruh
SKPD, Senin (3/8/2015). Berikut ini catatan tentang kinerja program HBA-FU selama lima
tahun (Agustus 2010-Agustus 2015).
Mengawali kepemimpinan H Hasan Basri Agus dan H Fachrori
Umar pada Agustus 2010 lalu, menekankan pada pembangunan infrastruktur jalan
dan jembatan. Karena bidang itu merupakan urat nadi perekonomian yang harus
didukung oleh pemerintah guna mewujudkan masyarakat mandiri dalam meningkatkan
perekonomian. Pentingnya pembangunan jalan dan jembatan, adalah salah satu solusi
meningkatkan perekonomian di Provinsi Jambi khususnya di daerah produksi
pangan.
Lima tahun sudah, Pemerintah Provinsi Jambi dengan visi
“Jambi EMAS” (Ekonomi Maju, Aman, Adil dan Sejahtera) 2010-2015 diwujudkan dengan
baik. Pertumbuhan pembangunan infrastruktur di Provinsi Jambi juga meningkat
secara signifikan.
Awal tahun 2010 lalu, kerusakan jalan di Provinsi Jambi
mencapai 27,14 persen dari sekitar 1.567 km panjang jalan provinsi. Sedangkan
jalan provinsi yang rusak ringan di Jambi mencapai 447,05 km (28,53 persen).
Jalan provinsi yang kondisinya baik di daerah hanya 295,97 km (18,89 persen).
Guna menjawab tantangan itu serta menyadari besarnya
pengaruh kemiskinan akibat infrastruktur itu terhadap percepatan pembangunan
daerah, Drs H Hasan Basri Agus-H Facrori Umar memprioritaskan pembangunan
infrastruktur di Provinsi Jambi. Langhkah strategis Gubernur Jambi HBA yang
dinilai banyak pihak sangat tepat dalam mendorong percepatan kesejahteraan
rakyat adalah dengan mengutamakan pembangunan infrastruktur.
Selama lima tahun, kepemimpinan Gubernur Jambi HBA, tetap
konsisten membangun infrastruktur di Provinsi Jambi. Perlahan tapi pasti,
pembangunan infrastruktur di Provinsi Jambi menggapai kemajuan yang cukup
signifikan.
Misalnya pembangunan jalan Jangkat. Potensi pertanian,
Pemerintah Provinsi Jambi di bawah kepemimpinan HBA-FU memutuskan untuk
membangun jalan Jangkat, tepatnya dari Simpang Pulau Rengas – Muara Siau –
Dusun Tuo – Jangkat.
Pembangunan jalan dengan panjang 155,53 Km dan lebar 6,50 m ini
dilaksanakan dalam tahun jamak (multi years), yakni tahun 2011 sampai tahun
2014 (Juli 2011 sampai Januari 2014).
Kini, Jangkat sudah punya wajah baru. Tempat yang dulu
identik dengan terisolir dan terpencil itu sudah memiliki akses jalan yang
bagus, yang sangat memudahkan masyarakatnya dalam melakukan kegiatan ekonomi
dan kegiatan lainnya.
Jalan Provinsi Jadi Jalan Nasional
Perjuangan Pemerintah Provinsi Jambi mengusulkan status
jalan provinsi menjadi jalan nasional ke Kementerian Pekerjaan Umum sejak tahun
2010, kini membuahkan hasil. Sepanjang 393.100 KM ruas jalan provinsi di
Provinsi Jambi dinaikkan statusnya menjadi jalan nasional sesuai penetapan
Menteri PU dan Perumahan Rakyat M Basuki Hadimuljono, 23 April 2015 lalu. Kini
total jalan Nasional di Provinsi Jambi sepanjang 1.317, 93 KM.
Berdasarkan keputusan Menteri PU dan Perumahan Rakyat Nomor: 248/KPTS/M/2015
tentang Penetapan Ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya
Sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-1).
Kronologis usulan ruas jalan provinsi menjadi jalan nasional
itu sudah dimulai sejak tahun 2012 lalu dengan Surat Gubernur Jambi dengan
Judul “Usulan Ruas Jalan Provinsi dan Jalan Non Status Menjadi Jalan
Nasional”. Surat Gubernur Jambi H Hasan
Basri Agus (HBA) Pertama No 8-620/1986/Bappeda-4/XII/2012 Tanggal 27 Desember
2012, Surat No: 620/1475/Bappeda-4.1/2013 Tanggal 19 Februari 2014 dan Surat
Ketiga yakni No: 620/211/Bappeda-4.1/VIII/2014 Tanggal 16 Agustus 2014 yang
ditujukan kepada Menteri PU dan Perumahan Rakyat.
Ruas jalan provinsi yang menjadi Jalan Nasioanal itu adalah
di Kabupaten Merangin total 72,60 KM meliputi Jalan Bangko-Sei Manau 41,20 Km,
Jalan Makalam (Bangko) 0,89 KM, Jalan M Yamin (Bangko) 2,40 Km, Jalan Sei
Manau-Batas Kerinci 28,11 Km.
Kemudian di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh total
174,49 Km meliputi Jalan Batas Kerinci-Sanggaran Agung 65,42 Km, Sanggaran
Agung-Sungai Penuh 16,77 Km, Jalan Sungai Penuh-Batas Sumbar/Tapan 36,3 Km,
Sungai Penuh-Siulak Deras/Letter W 22,24 Km, Siulak Deras-/Letter W-batas
Sumbar 33,76 Km.
Selanjutnya di Kota Sungai Penuh total 7,19 Km dengan
rincian Jalan Diponegoro 0,25 Km, Jalan Cokrominoto 0,61 Km, Jalan M Yamin 0,58
Km, Jalan Martadinata 2,60 Km, Jalan Sultan Thaha 1,70 Km, Jalan A Yani 0,33
Km, Jalan Soekarno Hatta 1,12 Km.
Kemudian di Kabupaten Muarojambi total 37,05 Km dengan
rincian Jalan Simpang Candi Muarojambi/Desa Baru-Candi Muarojambi 4,05 Km,
Jalan Batanghari II-Zona Lima (Simpang Pelabi) 33,00 Km. Di Kabupaten Tanjab
Timur hanya di Simpang Zona Lima-Muara Sabak dengan total 28,80 Km.
Serta jalan nasional baru di Kabupaten Tanjab Barat dengan
total 72,97 Km dengan rincian Jalan Simpang Niam –Lubuk Kambing 38,23 Km dan
Jalan Lubuk Kambing-Merlung 34,74 Km.
Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus mengatakan, dengan
peralihan status jalan tersebut, beban anggaran APBD untuk perawatan dan
peningkatan jalan itu semakin berkurang. Sehingga anggaran bisa dialihkan
kepada program yang pro yakyat lainnya.
Dirinya juga mengapresiasi kinerja Bappeda Provinsi Jambi
dengan PU Provinsi Jambi yang “menjemput bola” soal peningkatan status jalan
tersebut. Semoga kedua SKPD ini tetap bersinergi dalam peningkatan
infrastruktur di Provinsi Jambi.
Pembangunan Jalan Kabupaten
Pembangunan Jalan Kerinci juga merupakan prioritas dalam
pembangunan infrastruktur Pemerintah Provinsi Jambi. Pembangunan Jalan Kerinci
dilaksanakan dalam tahun jamak, yakni tahun 2014 dan 2015. Namun, bukan berarti
pembangunan Jalan Kerinci hanya dilaksanakan pada tahun 2014 dan 2015 ini,
tahun-tahun sebelumnya pun, pembangunan Jalan Kerinci juga dilakukan.
Sejalan dengan pembangunan Jalan Jangkat dan Jalan Kerinci,
Jalan Batang Asai juga mendapat perhatian serius dari Gubernur Jambi. Untuk
menanggulangi keterisoliran Batang Asai, yang tentunya bermuara pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat, pembangunan Jalan Batang Asai merupakan
langkah maju dalam pembangunan Provinsi Jambi.
Dikatakan HBA, ruas jalan ini merupakan kewenangan provinsi
yang menghubungkan Kota Bangko dengan beberapa kecamatan seperti Tiang Pumpung,
Muaro Siau, Lembah Masurai, Jangkat dan Sungai Tenang. Pemerintah Provinsi
Jambi mengalokasikan hampir Rp250 miliar untuk membangun jalan ke Kerinci.
Bupati Merangin Al Haris dan Bupati Kerinci Adi Rozal
mengapresiasi kinerja Gubernur Jambi HBA dan jajaran yang membuat jalan
Kerinci-jambi mulus sehingga memperpendek waktu tempuh. Bupati Kerinci, H.Adi
Rozal, mengatakan, terimakasih kepada Pemprov Jambi yang mengalokasikan dana
pembangunan dari APBD Provinsi Jambi senilai Rp93 miliar, untuk pembangunan
infrastruktur jalan, irigasi, dan Samisake.
Dalam kurun lima tahun terakhir HBA menunjukan komitman yang
kuat untuk membuat sarana dan prasarana di Jambi semakin baik. Tercatat Rp 900
miliar dana ABPD Provinsi Jambi tahun 2013 diperuntukan khusus untuk membuka
daerah terisolir. Kemudian peningkatan berbagai ruas jalan di seluruh wilayah
Provinsi Jambi. Persentase alokasi dana per bidang (Bina Marga, Cita Karya,
SDA, Perumahan) dana APBD I TA 2011 hingga 2015 total mencapai Rp 3,4 Triliun.
Sarana dan prasarana irigasi, serta berbagai fasilitas
publik lainnya. Dibandingkan total APBD tahun 2013 yang mencapai Rp 3,2
Triliun, maka alokasi dana untuk infrastuktur tersebut sungguh sangat besar
demi mewujukan Jambi EMAS 2015.
Lima tahun berjalan kepemimpinan Gubernur Jambi HBA, tetap
konsisten membangun infrastruktur di Provinsi Jambi. Perlahan tapi pasti,
pembangunan infrastruktur di Provinsi Jambi menggapai kemajuan yang cukup
signifikan.
Pembangunan Jalan Provinsi
Mengkaji potensi dan kondisi Jangkat, khususnya potensi
pertanian, Pemerintah Provinsi Jambi di bawah kepemimpinan HBA-FU memutuskan
untuk membangun jalan Jangkat, tepatnya dari Simpang Pulau Rengas – Muara Siau
– Dusun Tuo – Jangkat.
Pembangunan jalan dengan panjang 155,53 Km dan lebar 6,50 m
ini dilaksanakan dalam tahun jamak (multi years), yakni tahun 2011 sampai tahun
2014 (Juli 2011 sampai Januari 2014).
Kini, Jangkat sudah punya wajah baru. Tempat yang dulu
identik dengan terisolir dan terpencil itu sudah memiliki akses jalan yang
bagus, yang sangat memudahkan masyarakatnya dalam melakukan kegiatan ekonomi
dan kegiatan lainnya.
Dibangunnya jalan Jangkat membawa dampak yang luar biasa.
Perjalanan darat dari Bangko (ibukota Merangin) ke Jangkat, yang sebelum jalan
dibangun bisa mencapai waktu tempuh hingga 9 jam dan bahkan lebih ketika cuaca
hujan, kini bisa ditempuh hanya dalam waktu 3 jam.
HBA menjelaskan, efek positif dari selesainya
pembangunan tentunya perekonomian dan kesejahteraan masyarakat dapat
ditingkatkan. “Saya berharap jalan yang telah dibangun dapat dimanfaatkan
dengan baik dan ditindaklanjuti oleh pemerintah kabupaten. Dengan
membangun dan meningkatkan ruas-ruas jalan yang menghubungkan pusat-pusat
produksi karena wilayah ini merupakan sangat potensial dengan pertanian dan
pemanfaatannya belum optimal,” jelas HBA.
Gubernur Jambi HBA juga menjelaskan bahwa sinergi antara
Pemprov Jambi dengan kabupaten/kota harus dibarengi dengan keterpaduan
perencanaan dan pelaksanaan program sektoral. “Diharapkan dapat mempercepat
upaya pengembangan kawasan ini sebagai sentra agribisnis di Provinsi Jambi,”
ujarnya.
Pembangunan jalan dan jembatan di Provinsi Jambi ujung
tombaknya berada pada PU Provinsi Jambi, khususnya Bidang Binamarga. Bina Marga
bertanggung jawab terhadap implementasi pembangunan infrastruktur jalan dan
jembatan yang bertujuan meningkatkan arus barang dan jasa serta mengurangi
tingkat kesenjangan antar wilayah melalui program peningkatan jalan dan
jembatan.
Pendistribusian kegiatannya berdasarkan pendekatan
kewilayahan (Wilayah Timur sampai Wilayah Barat Provinsi Jambi) melalui
kegiatan-kegiatan berbentuk Pembangunan/Peningkatan dan Pemeliharaan rutin
jalan dan jembatan di Provinsi Jambi.
HBA juga menakankan SKPD guna mewujudkan pembangunan
Pelabuhan Ujung Jabung dan Rel Kereta Api lintas Sumatera, serta membuka akses
jalan menuju Pelabuhan Ujung Jabung. HBA juga mengharap agar para SKPD berpikir
besar untuk memajukan pembangunan insfrastruktur di Provinsi Jambi.
Jalan provinsi itu mencapai 1.504,929 Km yang tersebar di
Provinsi Jambi dengan rincian : Ruas Jalan Provinsi di Kabupaten Tanjab Barat
sepanjang 111,372 Km, Kabupaten Tanjab Timur sepanjang 138,374 Km, Kabupaten
Muarajambi sepanjang 138,281 Km, Kabupaten Tebo sepanjang 139,162 Km.
Kemudian Kabupaten Bungo sepanjang 102,884 Km, Kabupaten
Batanghari sepanjang 210,763 Km, Kabupaten Kerinci sepanjang 200,239 Km,
Kabupaten Merangin sepanjang 216,211Km, Kabupaten Sarolangun sepanjang 192,779
Km, Kota Sungai Penuh sepanjang 10,910 Km dan Kota Jambi sepanjang 43,954 Km.
Disamping itu Provinsi Jambi juga menangani Jembatan yang
tersebar di ruas Jalan provinsi sebanyak 312 unit atau sepanjang 9.213,05 Km. Kondisi jalan di Provinsi Jambi saat ini meliputi: kondisi
baik ( B ) mencapai = 595,568 Km atau (39,574 %), kondisi sedang (S) mencapai
530,526 Km (35,253 %), rusak ringan (RR) mencapai 242,969 Km (16,145 %) dan
rusak berat mencapai (RB) 135,866 Km atau (9,028 %).
Jumlah jalan provinsi dalam kondisi mantap (Baik+Sedang )
sepanjang 1.126,094 Km atau 74,827 %. Kondisi jembatan di Provinsi Jambi
sepanjang 9.213,05 meter (sebanyak 312 unit), saat ini sepanjang 1.548 meter
(atau 16,80 %) diantaranya dalam kondisi rusak.
Penghargaan Tingkat Nasional Bidang PU
Pemerintah Provinsi Jambi dibawah kepemimpinan HBA-FU meraih
dua penghargaan Pekerjaan Umum (PU) tingkat nasional dari Kementerian PU dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Kedua penghargaan tersebut diterima oleh
Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus dalam Malam Penghargaan Pekerjaan Umum Tahun
2014, bertempat di Ruang Serbaguna Gedung Sumber Daya Air dan Penataan Ruang
Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Jakarta Selatan, Jumat (5/12/2014).
Dalam Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah Pekerjaan Umum
(PKPD-PU) tersebut, untuk kategori provinsi, Provinsi Jambi maraih dua penghargaan,
yaitu terbaik 3 Sub Bidang Sumber Daya Air dan terbaik 3 Sub Bidang Bina Marga
se nasional.
Lima Sub bidang dalam PKPD-PU ini, yaitu, 1.Sub Bidang
Penataan Ruang, 2.Sub Bidang Sumber Daya Air, 3.Sub Bidang Bina Marga, 4.Sub
Bidang Cipta Karya, dan 5.Sub Bidang Jasa Konstruksi. PKPD-PU terhadap kelima
Sub bidang tersebut dibagi dalam Kategori Provinsi, Kategori Kota, dan Kategori
Kabupaten.
HBA mengatakan, penghargaan ini merupakan motivasi dalam
memacu program ke-PU-an di Provinsi Jambi agar lebih baik lagi kedepan. “Ini
semua berkat kerja keras dari staf kita, terutama Dinas PU Provinsi Jambi
dengan seluruh stafnya di lapangan, pengawas, dan sebagainya. Penilaian ini
dilakukan oleh (Pemerintah) Pusat atas prestasi-prestasi yang telah dilakukan
selama ini," ujar HBA.
“Saya atas nama Pemerintah Provinsi Jambi mengucapkan
terimakasih kepada Menteri PU dan Perumahan Rakyat atas penghargaan yang
diberikan. Mudah-mudahan apa yang disampaikan oleh beliau, akan ada semacam
reward nanti kepada kita, mungkin dalam bentuk dana, terwujud," tutur HBA.
“Saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman di PU
atas kerja keras selama ini. Mudah-mudahan prestasi ini akan memacu kita untuk
lebih baik lagi kedepan," harap HBA. HBA mengungkapkan bahwa dirinya
mengajukan beberapa proposal kepada Menteri PU dan Perumahan Rakyat, terutama
upaya mempercepat pembangunan trase jalan ke Ujung Jabung.
Gentala Arasy Icon Kebangkitan Jambi
Gentala Arasy Icon Kebangkitan Jambi
“Dari sinilah semuanya berawal. Kita bertekad bahwa ada yang
perlu diperbuat untuk menjadikan segalanya menjadi lebih baik. Meski diakui
bahwa ini adalah mimpi. Tetapi kitapun percaya bahwa segalanya memang berawal
dari mimpi. Guna mewujudkan itu semua hanya diperlukan sebuah langkah
permulaan. Yang sulit itu butuh waktu. Yang tidak mungkin hanya butuh waktu
sedikit lebih lama. Kejujuran, kerja keras, bertanggung jawab, dan berpegang
teguh dengan visi adalah kunci dalam mewujudkan impian”.
Demikian ungkapan HBA memaknai bangunan Menara Gentala Arasy
Jambi. Menurutnya, ikon adalah lambang atau logo berupa orang, bangunan,
simbol, dan gambar yang yang mempunyai ikatan emosional yang dirasakan warga
dari masa tertentu dalam sejarah.
“Logo, orang, simbol atau gambar bukan sesuatu yang
sembarangan. Tetapi ia memiliki keterkaitan dengan keterkenalan atau
popularitas. Kualitas ekspresi visual dan tempatnya dalam memori kolektif
warga. Sebuah ikon kota merupakan pertanda pertautan kelampauan dan kekinian,”
ujar.
Dengan mempertautkan kelampuan dan kekinian ini sebuah
masyarakat tampak mengalami kontinuitas dalam menapaki kehidupan bermasyarakat.
Ada kalanya masyarakat kehilangan (diskontinuitas) dengan masa lalunya karena
ada bagian masa lalu dengan sengaja dihilangkan.
“Pada saat yang sama ingin mempertahankan bagian lain dari
masa lalu itu sehingga melahirkan fragmentasi masyarakat. Oleh karena itu
kehadiran sebuah ikon dalam masyarakat menjadi penting sebagai penanda
masyarakat. Penanda dapat menghubungkan kelampauan dan kekinian sekaligus
menjadi pengingat agar sebuah kota mudah dikenal publik,” ungkap HBA.
Menara yang diberi nama “Gentala Arasy” oleh Budayawan Jambi
H Junaidi T Noor ini secara harfiah mempunyai makna “Lonceng pengatur waktu
yang menjulang tinggi”. Sedangkan kalimat “Arasy” adalah singkatan dari
Abdurrahman Sayuti, yaitu nama salah satu mantan Gubernur Jambi yang berasal
dari Jambi Seberang.
Diresmikan Wapres JK
Wakil Presiden RI H. Muhammad Jusuf Kalla menyampaikan,
peresmian Menara Gentala Arasy dan Jembatan Pedestrian Titian Arasy
merupakan suatu kebanggaan dan rahmat bagi masyarakat banyak, tentu dengan
kegunaan yang sangat bermanfaat.
“Tujuan pemerintah daerah mendirikan menara tersebut yaitu
untuk memajukan negeri ini, serta memberikan kesempatan kepada rakyat untuk
memberikan kemakmuran yang sama dengan cara meningkatkan fasilitas
infrastruktur dan memberikan pendidikan yang lebih baik dan kesehatan yang baik
kepada masyarakat,” kata JK.
“Gentala Arasy dan Jembatan Pedestrian Titian Gentala Arasy
merupakan suatu ikon baru Kota Jambi. Mari kita jaga kebersihannya agar bisa
menarik pengunjung banyak datang dan bisa menjadi penambah ekonomi bagi
masyrakat yang ada di sekitarnya,” kata Wapres.
Gubernur Jambi HBA menjelaskan, panjang jembatan yang
dibangun 503 meter dan lebar 4,5 meter serta terdapat dua tiang penahan kabel
dengan ketinggian 84 meter. Peresmian Gentala Arasy dan Jembatan Pedestrian
Titian Gentala Arasy itu ditandai dengan penandatanganan Prasasti Menara
Gentala Arasy dan Jembatan Pendestrian Titian Gentala Arasy oleh Wapres yang
disaksikan oleh Gubernur HBA, Sabtu 29 Maret 2015.
Keberhasilan yang Patut Dibanggakan
Sementara itu, mantan Komisaris Bank Jambi, Asnawi Nasution
mengatakan, kinerja pasangan HBA-FU selama lima tahun cukup menggembirakan.
Baik bidang infrastruktur, ekonomi, budaya, pendidikan, lingkungan dan
kepemimpinan.
Menurut Asnawi Nasution, sejak tahun Agustus 2010,
pembangunan infrastrukurtur berjalan pesat. Seperti pembangunan jalan provinsi,
jalan kabupaten hingga jalan nasional. Penghargaan yang didapat oleh Gubernur
Jambi dan jajaran juga menjadi bukti nyata kalau dukungan dari SKPD cukup solid
selama masa kepemimpinan HBA-FU.
Menurut Asnawi Nasution, pembangunan perluasan Bandara
Sultan Thaha Jambi, Pelabuhan Laut Ujung Jabung, jalan Jangkat-Kerinci, Menara
Gentala Arasy dan Jembatan Pendestrian Titian Gentala Arasy, Pelaksanaan
sejumlah kegiatan berskala Nasional bidang keagamaan, HPN 2012, Perkempinas,
Pena Mas PWI, WTP Tiga kali berturut dan Penghargaan Lingkungan Hidup.
Kemudian pelaksanaan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Tingkat
Nasional yang berlangsung di Pondok
Pesantren As’ad, Seberang Kota Jambi berjalan dengan sukses. Kemudian dukungan
pelaksanaan Sidang Nasional Majelis Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)
di Jambi, pencapaian Bandara Sultan Thaha Jambi sebagai Embarkasi Antara haji
Jambi juga merupakan prestasi HBA-FU dan jajaran.
Sementara Pengamat Ekonomi Jambi, Pantun Bukit baru-baru ini
mengatakan, semasa kepemimpinan HBA-FU pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi mampu
mendapat prediket pertama di Sumatera dan nomor dua se Indonesia. Penilaian
yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional menunjukkan pertumbuhan
ekonomi Provinsi Jambi mencapai 7,93 persen.
Menurut Pantun Bukit, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi
dalam 5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan. “Pertumbuhan ekonomi Jambi
ini tertinggi di Sumatera dan peringkat dua secara Nasional setelah Sulawesi
Barat dengan pertumbuhan ekonomi 8,73 persen. Pertumbuhan ekonomi ini sangat
penting bagi pembangunan di Provinsi Jambi. Pertumbuhan ekonomi ini sangat
penting bagi modal pembangunan kita, karena dengan pertumbuhan ekonomi yang
stabil, akan menggerakkan aktivitas perekonomian dan dapat mengurangi
pengangguran, disamping itu laju inflasi di Provinsi Jambi juga mampu
dikendalikan,” katanya.
Disebutkan, bahwa dengan pertumbuhan ekonomi ini, trend
investasi di Provinsi Jambi juga akan meningkat. Karena salah satu pertimbangan
investor berinvestasi di daerah itu juga diukur berdasarkan tingkat pertumbuhan
ekonominya.
“Pertumbuhan ekonomi ini juga berpengaruh positif terhadap
investasi kita, mengingat salah satu tolak ukur investor berinvestasi didaerah
adalah pertumbuhan ekonomi yang stabil. Indeks kegembiraan masyarakat juga
masuk dalam fariabel pertumbuhan ekonomi ini. Indek kegembiraan itu karena
masyarakat merasa aman, menikmati sara prasara infrastruktur dan pelayanan
public lainnya. Secara khusus bahwa aksi unjuk rasa sudah jarang terjadi,”
ujarnya.
Sementara berdasarkan catatan Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Jambi, Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku
tercatat sebesar Rp23,39triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh
sektor pertanian sebesar 29,55%,sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar
17,74% serta sektor pertambangan dan penggalian sebesar 15,65%.
Sementara Ketua Organisasi Kepemudaan IPK Donny Pasaribu SP
mengatakan, pembangunan infrastruktur yang cukup pesat sejak Agustus 2010
hingga 2015 ini menjadi tolak ukur keberhasilan HBA-FU dalam memimpin Pemerintahan
Provinsi Jambi selama lima tahun.
Banyak gebrakan kebijakan yang dilakukan HBA dan FU dalam
meretas insfrastruktur di Provinsi Jambi guna pencapaian pembangunan yang pro
rakyat. Salah satu program unggulan HBA-FU yakni Satu Miliar Satu Kecamatan (Samisake).
Menurut Donny Pasaribu, program Samisake yang dicanangkan
Pemerintah Provinsi Jambi sejak dipimpin pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur
Jambi H Hasan Basri Agus- H Fachrori Umar (HBA-FU) Agustus 2010 lalu ini
membuat (HBA-FU) merakyat. Program Samisake juga menjadi program pro rakyat
yang harus terus berkelanjutan. Pemerintah Provinsi Jambi sejak tahun 2010
hingga 2015 telah menyalurkan dana Samisake sebesar Rp 546 Miliar.
“Dari pemberitaan media, program Samisake juga dinilai
banyak kalangan menjadi program percontohan secara nasional. Bahkan program
Samisake merupakan program unggulan Provinsi Jambi dalam pengentasan rakyat
miskin yang telah berjalan lima tahun berjalan. Bahkan para Guru Besar
Universitas Padjajaran Bandung baru-baru ini melakukan studi banding di Jambi
soal program Samisake tersebut,” katanya.
Capaian Program Samisake sejak digulirkan pada tahun
2011-2014 antara lain, bedah rumah warga miskin 19.180 unit, pembuatan
sertifikat warga sebanyak 501 Persil, beasiswa 32.489 siswa, bantuan modal UMKM
3.116 kepala keluarga, Alsintan 2.557 unit, bantuan kenderaan roda 3 sebanyak
184 unit dan roda 6 sebanyak 18 unit.
Kemudian pembiayaan Jamkesmasda di RS Raden Mattaher Jambi,
pasien rawat jalan 22.247 kasus, pasien rawat inap 22.661 kasus. Selanjutnya
pembiayaan Jamkesmasda di RS Jiwa Jambi, pasien rawat jalan 3.105 kasus,
pasien rawat inap 169 kasus.
Capaian Program Samisake lainnya yakni pembiayaan pelatihan
tingkat Provinsi Jambi 1.584 orang, kabupaten/kota 1.016 orang, bantuan honorel
THL 347 orang, Sanitasi MCK 81 unit, bantuan ternak 35 ekor, penggemukan sapi
118 ekor dan sambungan listrik 129 sambungan.
Pemerintah Provinsi Jambi sejak tahun 2010 hingga 2015 telah
menyalurkan dana Satu Miliar Satu Kecamatan (Samisake) sebesar Rp Rp546 Miliar.
Sementara target bedah rumah hingga tahun 2015, sebanyak 25 ribu unit rumah
yang akan dibedah. Sedangkan pada akhir Desember 2014 lalu telah melebihi
target atau sebanyak 25.688 rumah.
Terpisah, Ketua DPRD Provinsi Jambi Ir Cornelis Buston
menambahkan, mengapresiasi capaian kinerja HBA-Fu selama lima tahun ini.
Menurut Cornelis, peningkatan swasembada pangan yang dibarengi dengan
pembangunan irigasi pada wilayah sentra-sentra pertanian, khususnya tanaman
padi sawah sudah dilakukan.
Disebutkan, peningkatan irigasi di Provinsi Jambi memacu
peningkatan pertanian hingga menuju swasembada pangan. Pemerintah pusat telah mencanangkan
untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional, serta bertekad 3 tahun ke depan
Indonesia mewujudkan swasembada pangan. HBA-FU terus mendorong pembangunan irigasi di daerah
produksi tanaman pangan potensial Provinsi Jambi.
Disebutkan, Gubernur Jambi HBA saat Pencanangan Nasional
Gerakan Perbaikan Irigasi Tingkat Provinsi Jambi 2015 bertempat Desa Suban, Sri
Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, baru-baru ini, irigasi
yang ditinjau adalah irigasi Suban yang bisa mengairi sawah 1200 hektar yang
menghasilkan beras 18.000 ton per tahun.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Jambi sudah berupaya agar
Provinsi Jambi bisa swasembada pangan. Irigasi Batang Asam ini merupakan
irigasi yang terbaik di-Provinsi Jambi. Dikatakan, infrastruktur dasar
pertanian seperti jaringan irigasi, memiliki peran yang sangat vital dan
strategis untuk mendukung upaya perwujudan ketahanan pangan. (Asenk Lee Saragih/ADV)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar