Jambi, BATAKPOS
Para supir truk pengangkut batubara dan truk bermuatan bahan pokok dan material pembangunan mendesak Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi untuk segera memperbaiki jalan rusak sepanjang 22 kilo meter Jalan Lingkar Selatan Jambi menuju pelabuhan Talang Duku, Kabupaten Muarojambi. Kini belum ada tanda-tanda perbaikan dari dinas terkait.
Pengamatan BATAKPOS Jumat (22/10) dari simpang Paal Merah Jambi menuju Paal 10 Kotabaru Jambi, setidaknya terdapat 35 titik kerusakan jalan yang cukup parah. Setia titik kerusakan terdapat lobang menganga sedalam satu meter serta lebar lebih dari tiga meter.
Rusak Parah : Hingga Jumat (22/10) kondisi Jalan Lingkar Selatan Kota Jambi masih rusak parah. Tampak sebuah truk nyaris terguling saat melintasi jalan rusak itu. Akses angkutan eksport-import dari dan ke Jambi menuju Pelabuhan Talang Duku Jambi tersendat akibat rusaknya jalan itu. Dinas PU Provinsi Jambi dinilai lamban dalam perbaikan jalan tersebut. Foto batakpos/rosenman manihuruk.
Sejumlah titik parah terdapat di Depan Sat Brimob Polda Jambi, Terminal Truk Jambi dan sejumlah titik lainnya disepanjang jalan 22 km tersebut. Sejumlah truk juga mengalami kerusakan patah per akibat melalui jalan rusak tersebut.
“Kita minta Dinas PU Provinsi Jambi untuk segera memperbaiki jalan rusak ini. Kondisi jalan parah ini sudah cukup lama. Para sopir juga sudah mengeluhkan lamanya jalan rusak tersebut. Banyak truk patah per akibat kondisi salan yang cukup parah,”kata Sutarjo (34) salah satu supir truk pengangkut batubara kepada BATAKPOS di lingkar Selatan, Jumat (22/10).
Menurut Sutarjo, rusaknya jalan lingkar Selatan Kota Jambi menuju akses Pelabuhan Talang Duku Jambi, membuat angkutan batubara tersendat. Bahkan ratusan truk batubara terpaksa berhenti akibat jalan lingkar tersebut rusak parah cukup lama. Hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan jalan tersebut.
Bahkan pengusaha batubara mengaku rugi besar akibat kondisi jalan tersebut. Pengusaha angkutan yang tiap hari melintas di Jalan Lingkar Selatan menjerit dengan belum pulihnya jalan tersebut Selain itu ribuan pengguna jalan dan masyarakat juga mengeluhkan rusaknya jalan tersebut.
Direktur PT Tamorana Mas Internasional, H Matlawan Hasibuan (Pengusaha Batubara), mengatakan, pihaknya mengalami kerugian cukup besar akibat buruknya kondisi Jalan Lingkar Selatan.
Disebutkan, selain truk-truk pengangkut CPO, yang melintas di jalan tersebut adalah truk pengangkut batubara. Karena kondisi jalan yang rusak sudah cukup lama, pengusaha batubara mengaku mengalami kerugian cukup besar, sampai ke angkat ratusan juta.
Truk Batubara Dihentikan
Dinas Perhubungan Provinsi Jambi menghentikan sementara pengangkutan batu bara dan minyak mentah sawit (crude palm oil/CPO) dari berbagai kabupaten menuju pelabuhan Talang Duku Muarojambi.
Penghentian pengangkutan produk eksport itu dilakukan menyusul semakin beratnya kerusakan jalan lingkar Selatan Jambi tersebut. Selama ini jalan nasional tersebut merupakan jalan utama pengangkutan batu bara dan CPO ke pelabuhan Talang Duku.
“Ruas jalan lingkar Selatan Kota Jambi hingga kini belum bisa dilalui truk-truk bermuatan berat karena kondisi jalan masih rusak parah. Kerusakan jalan itu terlampau banyak dilalui truk bermuatan berat seperti batu bara dan CPO hingga bermuatan 30 ton,”kata Kadis Perhubungan Provinsi Jambi, Ir Bernhard Panjaitan MM.
Menurut Bernhard Panjaitan, Jalan Lingkar Selatan Kota Jambi sedianya diperbaiki Agustus lalu karena sudah ada bantuan dana sekitar Rp 94 miliar dari Bank Dunia (International and Development/IBRD). Tender proyek perbaikan jalan tel;ah dilakukan April. Namun hingga Jumat (22/10) Dinas Bina Marga PU Provinsi Jambi belum melakukan perbaikan kerusakan jalan tersebut.
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus dan Ketua DPRD Provinsi Jambi Efendi Hatta telah menegaskan kepada Dinas PU Provinsi Jambi untuk segera memperbaiki jalan lintas impor/eksport tersebut, agar pengangkutan batu bara dan CPO pulih kembali.
Sementara itu pelaksana lapangan PT Riau Gemilang Surya Reteh (RGSR), Suparman Jiko, Jumat (22/10) dilokasi perbaikan jalan mengatakan, untuk sementara jalan rusak ditimbun dengan batu split dan pecahan batu sabak sehingga dapat dilalui kenderaan.
Disebutkan, PT RGSR merupakan salah satu perusahaan sub kontraktor pertambangan dari PT Tamarona Mas Internasional, sebuah perusahaan pertambangan batubara. Penambalan ini dilakukan karena setiap harinya sekitar 30 truk dengan bobot sekitar 50 ton milik perusahaan tersebut melewati Jalan Lingkar Selatan Jambi tersebut.
“Kalau produksi puncak bisa sampai 50 truk yang lewat tiap harinya. Diperkirakan pelaksana lapangan ini, dalam waktu satu minggu penimbunan sudah selesai dilakukan. Namun apabila cuaca tidak mendukung waktu tersebut bisa molor denhan catatan material tidak kurang,”ujarnya.
Tambal sulam kini merupakan tanggap darurat perbaikan puluhan kilometer perbaikan Jalan Lingkar Selatan Kota Jambi. Tambal sulam tersebut sebagai reaksi atas desakan pemakain jasa transportasi darat, warga serta Dinas Perhubungan Provinsi Jambi. Material untuk tambal sulam sudah tampak di lokasi. Pengerjaan ini dilakukan perusahaan swasta pertambangan yang setiap hari truk pengangkutnya menggunakannya sebagai jalur transportasi.
.
Dana Belum Turun
Sementara itu Kabid Bina Marga PU Provinsi Jambi, Asmarjani kepada wartawan mengatakan, lambanya perbaikan jalan tersebut karena pihaknya belum memiliki dana yang cukup. Kemudian tender proyek tersebut juga belum tuntas.
Disebutkan, pihaknya masih melobi Dirjen PU Pusat melalui APBN untuk menambah dana perbaikan jalan lingkar Selatan Kota Jambi tersebut. Karena perbaikan jalan sepanjang 22 km itu membutuhkan dana yang cukup banyak sehingga pembangunannya permanen untuk truk pengangkut batu bara dan CPO.
“PU Provinsi Jambi masih berupaya melobi tambahan dana ke Pusat. Jalan tersebut merupakan jalan nasional sehingga dananya juga dari APBN. Kita secepatnya akan melakukan perbaikan jalan itu jika ada tambahan dana dari Pusat. Sementara pemenang tender proyek itu sudah ada dan siap untuk melakukan pekerjaan,”katanya. ruk
Swadaya : Sementara pelaksana lapangan PT Riau Gemilang Surya Reteh (RGSR), Jumat (22/10) tampak melakukan perbaikan jalan secara swadaya pengusaha tambang dengan memasang batu split dan pecahan batu sabak sehingga dapat dilalui kenderaan. Foto batakpos/rosenman manihuruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar