Jambi, BATAKPOS
Perum Bulog Jambi menilai Pelabuhan Talang Duku, Jambi tak layak untuk pelabuhan kapal muatan besar. Pihaknya terpaksa mengalihkan beras kiriman dari Jawa ke Pelabuhan Teluk Bayur, Sumatera Barat.
Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Jambi, Damin Hartono Roestam, di Jambi, Selasa (15/6) mengatakan, guna mendatangkan beras bagi kebutuhan masyarakat Provinsi Jambi, sangat sulit dilakukan di Pelabuhan Talang Duku.
“Sebenarnya pelayaran dari Jawa lewat kawasan pantai timur Jambi menuju Pelabuhan Talang Duku Jambi lebih cepat dibanding Teluk Bayur. Namun akibat waktu tunggu bongkar yang cukup lama di pelabuhan Talang Duku, sehingga kapal sering harus antre lama,”katanya.
Disebutkan, lamanya bongkar muatan di Pelabuhan Talang Duku, membuat pasokan beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjadi terlambat.
”Rencana penggunaan Pelabuhan Talang Duku Jambi dibatalkan. Karena sarana dan prasarana di pelabuhan itu belum lengkap. Guna mendatangkan beras dari pulau Jawa ke Provinsi Jambi, Bulog terpaksa kembali menggunakan Pelabuhan Teluk Bayur,”ujarnya.
Menurut Damin, jika Bulog memaksakan diri untuk menggunakan Pelabuhan Talang Duku, waktu tunggu bongkarnya mencapai lima hari lebih dan bisa mengakibatkan beras rusak dan lapuk.
”Risikonya Bulog akan disalahkan memberikan atau menyalurkan beras rusak kepada masyarakat. Jika dipasok lewat Pelabuhan Teluk Bayur kendati waktu tempuh lebih lama satu hari ditambah satu hari menempuh jalur darat hingga sampai di gudang Bulog di Jambi, dinilai lebih baik dan tingkat kerusakan beras bisa diminimalisir,”katanya.
Beras Lokal 20.000 Ton
Sementara itu Bulog Jambi pada 2010 mentargetkan akan menyerap beras petani produksi lokal sebanyak 20.000 ton atau seratus persen dari kebutuhan beras yang diperuntukkan bagi keluarga miskin (RASKIN) ditambah untuk kebutuhan cadangan tiga bulan.
Pada 2009 dari 8.000 ton pembelian beras petani yang ditargetkan, terealisasi sebanyak 5.000 ton, dan untuk 2010 ditingkatkan sebanyak 20.000 ton.
Menurut Damin, tidak tercapainya target pembelian beras petani tersebut, karena daya serap beras di pasaran cukup tinggi atau di atas harga pokok pemerintah (HPP) sebesar Rp5.060/kg diterima di gudang BULOG untuk beras ukuran medium.
Harga beras ukuran medium yang dikonsumsi golongan masyarakat ekonomi menengah ke bawah di pasaran kini berkisar antara Rp5.500/Kg hingga Rp5.600/Kg, yang berarti tingkat pembelian di pasaran lebih tinggi dibanding harga beli Bulog. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar