Bantuan Minim
Jambi, BATAKPOS
Tiga desa di Kota Sungai Penuh, Kerinci terendam banjir selama 8 bulan sejak Agustus 2009 lalu. Tiga desa dengan 752 rumah yang dihuni 2.041 jiwa hinga April 2010 masih terendam banjir. Sementara bantuan yang diterima para korban sangat minim.
Tiga desa yang terendam selama 8 bulan itu yakni Desa Tanjung Mudo, Tanjung Bungo dan Tanjung Rawang di Kecamatan Hamparan Rawang dan Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh, Jambi. Ketinggian air bervariasi, mulai dari setinggi lutut anak-anak hingga sepinggang orang dewasa.
Banjir juga menggenangi kantor kepala desa setempat. Sekolah mulai diliburkan sejak Kamis (8/4). Sekitar 635 hektar sawah warga juga terendam banjir. Padahal, sebagian besar sawah siap panen. Ketinggian air di areal persawahan mencapai 2 hingga 3 meter. Mirip danau. Tidak sedikitpun padi yang selamat.
Demikian dikatakan Kasubbag Pemberitaan Humas Pemkot Sungai Penuh, Asari kepada wartawan di Jambi, Jumat (9/4). Menurutnya, mayoritas warga yang menggantungkan hidup dari sawah selama 8 bulan terakhir kehilangan mata-pencaharian. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka terpaksa menjadi buruh di pasar atau di sawah warga desa lain yang tidak dilanda banjir.
”Hampir tiap tahun desa itu diterjang banjir, dan kali ini yang terparah. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Batang Merao dan Sungai Terung. Air tidak mengalir sempurna lantaran terjadi penyempitan di muara sungai, di Tanah Kampung,”katanya.
Kepala Desa Tanjung Mudo, Gaparudin, mengungkapkan, sejak 8 bulan terakhir tidak ada lagi warga desanya yang bersawah. Sampai saat ini ia belum melihat upaya Pemprov Jambi maupun Pemkot Sungai Penuh mengatasi masalah itu.
“Masyarakat juga belum menerima bantuan. Bantuan yang datang hanya dari calon pasangan gubernur. Korban banjir juga tidak luput dari komuditas politik para tim sukses dalam meraih simpati masyarakat. Pemkot Sungai Penuh kurang serius dalam penanggulangan bencana banjir. Saat ini buktinya nyata,”ujar Gaparudin. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar