Kisah Gagal UN di Jambi
Jambi, BATAKPOS
Entah apa yang merasuki Sri Wahyuningsih (18), seorang siswi sekolah menengah kejuruan negeri (SMKN) Muarojambi, Provinsi Jambi, hingga nekat mengakhiri hidupnya dengan makan pupuk urea karena tak lulus ujian nasional (UN). Malu sendirian tak lulus di sekolahnya, ternyata motif tindakan tak terpuji itu oleh Sri Wahyuningsih hingga berujung kepada kematian.
Cuaca mendung tampak menyelimuti rumah duka di Desa Marosebo, Muarojambi, Selasa (27/4). Warga desa setempat tampak ramai mengunjungi rumah duka dan menyampaikan rasa belasungkawa. Namun pihak keluarga melarang wartawan untuk mengabadikan suasana rumah duka dan pemakaman jenazah Sri. Pihak keluarga juga melarang untuk tidak menyebutkan identitas kedua orangtua Sri dimedia jikapun itu diberitakan.
Pelaku mengakhiri hidupnya dengan menenggak pupuk beracun (urea) seusai melihat hasil pengumuman UN Senin (26/4) sore. Sri pertama kali ditemukan adiknya di kamar dalam keadaan lemas. Pelaku bunuh diri itu mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit (RS) TNI Bratanata Kota Jambi, Senin (26/4) malam, setelah menjalani perawatan sekitar dua jam.
Nyawa korban tak terselamatkan karena keadaannya sudah sangat kritis ketika dibawa ke rumah sakit Senin petang. Jenazah korban dimakamkan oleh keluarga di Desa Marosebo, Muarojambi, Selasa (27/4) siang.
Menurut Subrata (30) warga RT 04 Desa Muarosebo yang turut membawa korban ke rumah sakit, menjelaskan, korban ditemukan terkulai lemas di rumahnya, Senin (26/4) sore oleh orangtuanya yang baru pulang dari kebun. Di samping korban terdapat pupuk tanaman padat, seperti pupuk urea.
Seorang tetangga pelaku bunuh diri itu, Hazrah (43) kepada wartawan di rumah duka, Selasa (27/4) menuturkan, Ningsih atau biasa dipanggil Nining sering pulang sekolah dengan menyeberang Sungai Batanghari dengan perahu. “Saya kenal dia karena tiap hari menyebarang dengan perahu,” kata Hazrah.
Menurut Hazrah, Nining merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Saat kejadian itu orang tua dan saudaranya tengah berada di kebun yang dekat disekitar Candi Muarojambi. Profesi kedua orang tua Nining adalah petani kebun.
“Saat pulang sekolah Nining sudah tampak menagis dan sedih. Namun tak ada orang yang memberikan penghiburan untuknya. Teman sekolahnya juga tak lagi mempedulikannya karena merayakan kelulusan bersama siswa lainnya. Mungkin karena tak lulus sendirian itu, Nining frustrasi dan nekat bunuh diri. Nining dikenal di desa ini putri yang taat beribadat dan patuh sama orangtuanya,”ujar Hazrah.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Rahmad Derita Harahap Rabu (28/4) mengatakan, jumlah siswa SMK di Jambi yang tidak lulus UN cukup tinggi. Siswa empat SMKN di Jambi yang tak lulus UN sebanyak 127 orang. Sedangkan, siswa SMK swasta yang tak lulus UN mencapai 387 orang.
Menurut Rahmad, para siswa yang tak lulus UN tak perlu resah dan sampai bunuh diri karena ada UN susulan dari tanggal 10 hingga 14 Mei 2010 mendatang. Para siswa yang gagal UN diminta segera mempersiapkan diri lebih giat belajar lagi menghadapi UN susulan tersebut.
Sementara 2.272 dari 32.809 siswa peserta Ujian Nasional (UN) SMA/Sederajat yang terdaftar di Provinsi Jambi tidak lulos UN. Untuk SMA, dari 7.342 peserta UN, yang menngulang hanya 62 orang atau sebesar 0,844 %. Begitupun dengan siswa MA jurusan IPA, dari 892 peserta, yang mengulang hanya 4 orang atau 0,448 persen. rosenman manihuruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar