Jambi, Batak Pos
Ribuan supir angkutan kota (angkot) di Kota Jambi mendesak pemerintah untuk menaikkan tarif (ongkos) penumpang umum. Bahkan ratusan supir angkot jurusan Telanaipura-Pasar Jambi, Senin (26/5) mogok karena tidak adanya kenaiakan ongkos.
Supir anggkot di Jambi mengancam akan mogok besar-besaran jika pemerintah tidak mengakomudir tuntutan mereka.Nelson Nasution, salah seorang supir angkot Jambi kepada Batak Pos di Pasar Jambi, Senin (26/5) mengatakan, dengan naiknya BBM, membuat penghasilan mereka turun.
Karena setoran dan harga beli BBM tambah naik, sementara penghasilan minim.Menurutnya, pihak Organda Jambi juga harus mengambil sikap atas kenaikan harga BBM tersebut. Karena saat ini para supir angkot diposisi terjepit akan mata pencaharian.Hal senada juga diucapkan Mustamar Hadi, sopir angkot jurusan Kasang-Pasar Jambi. Menurutnya, ongkos penumpang biasa saat ini Rp 1750 per penumpang. Sementara pelajar mahasiswa Rp 1000.
Menurutnya, dengan kenaikan BBM saat ini, mereka meminta ongkos penumpang Rp 3000 tanpa terkecuali.Tolak Kenaikan BBMSementara itu, sekitar 60 orang aliansi mahasiswa Jambi yang terdiri dari FMN, HMI, KAMMI, LMND, IMM, AGRA, PMKRI, GMKI, HIMSAR, BEM UNBARI, BRM UNJA, MAM UNJA dan PMII melakukan unjukrasa di DPRD Provinsi Jambi.Rapat Paripurna DPRD Provinsi Jambi dengan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin sempat tertunda akibat demosntrasi penolakan kenaikan harga BBM tersebut.
Menurut aliansi Bantu Beban Masyarakat (BBM) menyatakan sikap yakni menolak kenaikan BBM karena memberikan dampak yang lebih luas bagi penderitaan rakyat Indonesia, segera menata ulang pengelolaan dan pemanfaatan energi dalam negeri, hentikan ketergantungan dari import BBM dari kaum.
Kemudian aliansi juga mendesak bentuk tindakan aparat kepolisian dalam menanggapi aksi-aksi massa dan bebaskan seluruh aktifis yang ditahan oleh aparat kepolisian karena terlibat aksi massa penolakan kebijakan menaikkan BBM.
Guna mengantisipasi aksi unjukrasa tersebut, Ditsamapta Polda Jambi dan anggota Poltabes Jambi menurunkan personil sekitar 300 personil lengkap dengan unit penghalau massanya. Bahkan jajaran tinggi Polda Jambi juga turun memantau aksi demontrasi itu.
Aksi unjukrasa aliansi organisasi mahasiswa itu membubarkan diri usai diterima Gubernur Jambi dan Ketua DPRD Zoerman Manap. Keduanya menolak desakan pengunjukrasa yang meminta Gubernur Jambi dan Ketua DPRD Provinsi Jambi mengambil sikap untuk menolak kenaikan BBM. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar