TAK BERFUNGSI: Tidak berfungsinya draenase membuat Jalan Kaca Piring Telanaipura Kota Jambi banjir saat hujan. Foto USMAN/ HARIAN JAMBI |
TAK DISENTUH PEMBANGUNAN
ROSENMAN M, Jambi
Disaat musim hujan tiba, warga Kota Jambi diresahkan dengan banjir. Tak dapat dipungkiri, kondisi draenase (selokan air) di Kota Jambi masih saja amburadul. Bahkan saat hujan turun, genangan air tampak
merata di seluruh jalan bahkan hingga pusat-pusat perdagangan serta permukiman. Hingga kini Pemerintah Kota Jambi belum dapat mengatasi buruknya draenase di Jambi.
Sementara pantauan menunjukkan, drainase di Kota Jambi masih buruk. Setiap hujan turun 30 menit saja, sudah banjir dan sampah berserakan di badan jalan. Kondisi itu terdapat di Pasar Jambi, Jelutung, Seikambang dan Kecamatan Kotabaru atau jalan lintas Barat Kota Jambi.
Memasuki musim hujan kini, banjir masih terjadi dipermukiman penduduk akibat draenase yang tidak baik. Bahkan pembangunan perumahan di Jambi cenderung mengabaikan pembangunan drainase secara baik.
Bahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Jambi belum memiliki data valid mengenai drainase di Kota Jambi. Padahal data itu diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang kerap terjadi akibat meluapnya air akibat drainase tidak berfungsi.
Pengamatan Harian Jambi di sejumlah titik di Kota Jambi, buruknya drainase di Kota Jambi terdapat disejumlah titik seperti Jalan Lingkar Barat Kota Jambi, Jalan Jelutung, Pasar Jambi, Pasar Angso Duo Jambi, Jalan Pattimura Jambi, Mayang, Jalan Kaca Piring, Kecamatan Telanaipura Kota Jambi dan sejumlah jalan menuju permukiman di Jambi.
Warga di RT 19 Kelurahan Simpang IV Sipin Kota Jambi mengeluhkan banjir. Banjir disebabkan dangkalnya drainase. Karena sejak dibangunnya drainase pada 2002 lalu, hingga kini belum pernah sama
sekali diadakan pengerukan.
“Sangat wajar kalau sekarang menjadi dangkal. Dulu kalau tidak salah kedalaman drainase mencapai dua meter, tapi kalau sekarang sekitar satu meterlah,” kata Ridwan, warga setempat.
Menurut Ridwan, belum lama ini Ketua DPRD Kota Jambi Zainal Abidin beserta beberapa anggotanya sudah meninjau lokasi sini. Pengerukan akan dilakukan sekitar 5 hingga 6 bulan ke depan.
Dirinya berharap pengerukan dapat terlaksana, karena jika tidak ya akan seperti ini terus kejadiaannya. “Masalahnya sudah lama sekali belum ada tindakan, warga bisa saja melakukan pengerukan. Tapi kalau cuma dengan tenaga manusia tidak sanggup, harus dengan alat berat,” katanya.
Kepala Bidang (Kabid) Pengairan dan Drainase PU Kota Jambi, Dadang, mengakui masih buruknya drainase di Kota Jambi. Selama ini pihaknya masih menggunakan data lama sehingga sulit membangun drainase yang baik.
“Data kami adalah hasil pengukuran drainase di tahun 2003 dengan total panjang drainase 105 kilometer dari 8 anak sungai yang ada. Kita belum inventarisisasi. Untuk drainase yang rusak akan dilakukan perbaikan. Tahun 2011 lalu telah dianggarkan Rp 5 miliar perbaikan drainase dengan pekerjaan 15 paket. Namun untuk data 2013 belum direkap,” katanya.
Disebutkan, drainase yang rusak dan menyebabkan banjir akan dilakukan perbaikan dengan cara membuat drainase permanen. Sehingga nantinya air yang mengalir bisa lancar tanpa hambatan.
“Perbaikan drainase tidak sertamerta dilakukan sekaligus karena mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki saat ini. Di antara drainase yang akan dilakukan perbaikan adalah yang berada di Telanaipura dan Kotabaru, yang kerap menyebakan banjir saat turun hujan,” katanya.
Menurut Dadang, dari Rp 20 M anggaran yang ada di Dinas PU untuk APBD Perubahan tahun 2013, Rp 2 M dialokasikan untuk pembangunan atau normalisasi saluran air yang ada. “Untuk pelaksanaan proyek akan dilakukan untuk pembangunan yang sifatnya anggarannya tidak besar," katanya.
Dirinya optimis anggaran yang hanya Rp 2 M tersebut akan terserap semuanya dengan hasil maksimal. “Kalau anggarannya besar kita kuatir juga di akhir tahun ini memasuki musim penghujan sehingga menghambat pengerjaan,” katanya.
Menurutnya, pengerjaan program di pengairan cukup tergantung dengan kondisi alam. Untuk 15 lokasi itu baru gambaran umum dan belum final karena sekarang masih dilakukan pembahasan anggarannya.
Anggota DPRD Kota Jambi, Budiyako meminta Dinas PU Kota Jambi punya data yang jelas dan valid mengenai panjang drainase. Menurutnya, saat terjadi hujan lebat, maka kondisi drainase harus baik sehingga air dapat mengalir secara lancar.
Dewan juga meminta Dinas Pekerjaan Umum Kota Jambi mengajukan bantuan anggaran langsung ke Kementerian Pekerjaan Umum, hendaknya data dan investarisasi secara komprehensif mengenai drainase harus lengkap. Instansi terkait harus turun lapangan untuk melakukan pengecekan dan pengukuran kembali draenase di Kota Jambi.
Di bagian lain, untuk mengantispasi buruknya saluran drainase yang menjadi pemicu terjadinya banjir di beberapa kawasan dalam Kota Jambi, Pemerintah Kota (Pemkot) dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2013, menganggarkan dana sekitar Rp 2 Miliar (M) untuk pembangunan drainase. Anggaran tersebut direncanakan untuk pembangunan drainase di 15 lokasi yang tersebar di beberapa kelurahan.
28 Kelurahan Rawan Banjir
Akibat buruknya drainase tersebut, sebanyak 28 kelurahan di tujuh kecamatan di Kota Jambi kini rawan direndam banjir. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, tujuh kecamatan yang terkena banjir, di antaranya Kecamatan Telanaipura, Kecamatan Pasar Jambi, Kecamatan Jambi Timur, Kecamatan Jelutung, Kecamatan Pelayangan, Kecamatan Danau Teluk dan Kota Baru.
Koordinator Satgas Pusdalops PB Provinsi Jambi, M Dalmanto, mengatakan, banjir terjadi akibat melubernya air hujan yang tidak sanggup ditampung selokan. Selain itu juga akibat meluapnya Sungai Batanghari dikarenakan limpahan air dari daerah hulu sungai.
Disebutkan, kelurahan yang terkena banjir di Kota Jambi yakni Kelurahan Legok, Kelurahan Buluran Kenali, Kelurahan Teluk Kenali, Kelurahan Penyengat Rendah, Kelurahan Pasar Jambi, Kelurahan Beringin, Kelurahan Sungai Asam, Kelurahan Orang Kayo Hitam.
Kemudian Kelurahan Sijenjang, Kelurahan Kasang Jaya, Kelurahan Talang Banjar, Kelurahan Kasang, Kelurahan Tanjung Sari, Kelurahan Payo Selincah, Kelurahan Rajawali, Kelurahan Cempaka Putih, Kelurahan Arab Melayu.
Selanjutnya di Kelurahan Mudung Laut, Kelurahan Tengah, Kelurahan Tahtul Yaman, Kelurahan Jelmu, Kelurahan Tanjung Johor, Kelurahan Pasir Panjang, Kelurahan Tanjung Raden, Kelurahan Olak Kemang, Kelurahan Tanjung Pasir, Kelurahan Ulu Gedong dan Kelurahan Kenali Besar.
Belum Miliki Rencana Induk
Hingga kini sembilan kabupaten dua kota di Provinsi Jambi belum memiliki master plan ( rancangan induk) drainase di masing-masing daerah. Sehingga di beberapa kabupaten/kota sering terjadi banjir karena tidak berfungsinya drainase secara baik.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi, Ir Ivan Wirata mengatakan, ribuan kilo meter drainase di sembilan kabupaten dua kota belum memiliki master plan.
Guna penanganan drainase perkotaan di beberapa daerah masih terkendala belum adanya master plan secara menyeluruh. Sehingga pembangunan infrastruktur drainase masih belum dapat menyelesaikan masalah banjir di daerah pemukiman secara tuntas.
“Kita harapkan pembuatan masterplan drainase kota di masing-masing kabupaten/kota se Provinsi Jambi sudah waktunya segera diwujudkan. Sebab dampak buruknya drainase, mengakibatkan timbulnya banjir di
pemukiman penduduk setiap musim banjir tiba,” katanya.
Menurut Ivan, hampir disetiap kabupaten/kota belum memiliki drainase yang berbasis kelestarian lingkungan. Drainase di kabupaten/kota masih dibangun tanpa perencanaan yang matang.
“Masih banyak drainase dibangun tidak sesuai bestek. Pembangunan drainase ini harus mengacu pada kriteria PU Provinsi Jambi. Namun pembangunan itu harus memiliki masterplan dari masing-masing kabupaten/kota. Sementara pembangunannya dapat dilaksanakan PU Provinsi Jambi,” katanya.
Dirinya juga meminta agar dinas terkait di seluruh kabupaten/kota segera membuat master plan drainase tersebut. Sehingga selokan bisa menanggulangi banjir perkotaan jika musim hujan tiba.(*)
Koordinator Satgas Pusdalops PB Provinsi Jambi, M Dalmanto, mengatakan, banjir terjadi akibat melubernya air hujan yang tidak sanggup ditampung selokan. Selain itu juga akibat meluapnya Sungai Batanghari dikarenakan limpahan air dari daerah hulu sungai.
Disebutkan, kelurahan yang terkena banjir di Kota Jambi yakni Kelurahan Legok, Kelurahan Buluran Kenali, Kelurahan Teluk Kenali, Kelurahan Penyengat Rendah, Kelurahan Pasar Jambi, Kelurahan Beringin, Kelurahan Sungai Asam, Kelurahan Orang Kayo Hitam.
Kemudian Kelurahan Sijenjang, Kelurahan Kasang Jaya, Kelurahan Talang Banjar, Kelurahan Kasang, Kelurahan Tanjung Sari, Kelurahan Payo Selincah, Kelurahan Rajawali, Kelurahan Cempaka Putih, Kelurahan Arab Melayu.
Selanjutnya di Kelurahan Mudung Laut, Kelurahan Tengah, Kelurahan Tahtul Yaman, Kelurahan Jelmu, Kelurahan Tanjung Johor, Kelurahan Pasir Panjang, Kelurahan Tanjung Raden, Kelurahan Olak Kemang, Kelurahan Tanjung Pasir, Kelurahan Ulu Gedong dan Kelurahan Kenali Besar.
Belum Miliki Rencana Induk
Hingga kini sembilan kabupaten dua kota di Provinsi Jambi belum memiliki master plan ( rancangan induk) drainase di masing-masing daerah. Sehingga di beberapa kabupaten/kota sering terjadi banjir karena tidak berfungsinya drainase secara baik.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi, Ir Ivan Wirata mengatakan, ribuan kilo meter drainase di sembilan kabupaten dua kota belum memiliki master plan.
Guna penanganan drainase perkotaan di beberapa daerah masih terkendala belum adanya master plan secara menyeluruh. Sehingga pembangunan infrastruktur drainase masih belum dapat menyelesaikan masalah banjir di daerah pemukiman secara tuntas.
“Kita harapkan pembuatan masterplan drainase kota di masing-masing kabupaten/kota se Provinsi Jambi sudah waktunya segera diwujudkan. Sebab dampak buruknya drainase, mengakibatkan timbulnya banjir di
pemukiman penduduk setiap musim banjir tiba,” katanya.
Menurut Ivan, hampir disetiap kabupaten/kota belum memiliki drainase yang berbasis kelestarian lingkungan. Drainase di kabupaten/kota masih dibangun tanpa perencanaan yang matang.
“Masih banyak drainase dibangun tidak sesuai bestek. Pembangunan drainase ini harus mengacu pada kriteria PU Provinsi Jambi. Namun pembangunan itu harus memiliki masterplan dari masing-masing kabupaten/kota. Sementara pembangunannya dapat dilaksanakan PU Provinsi Jambi,” katanya.
Dirinya juga meminta agar dinas terkait di seluruh kabupaten/kota segera membuat master plan drainase tersebut. Sehingga selokan bisa menanggulangi banjir perkotaan jika musim hujan tiba.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar