Salut Buat Kekompakan Naposo Simanihuruk Se Dunia Pada Pesta Itu
Horas, Mejuah-juah, Njuah-juah. Akhirnya Pesta Peresmian Tugu Raja Simanihuruk dapat terlaksana sesuai rencana tanpa ada kendala yang sangat berarti. Untuk itu kita Pomparan ni Ompunta Raja Simanihuruk patut mengucap syukur atas berkatnya dalam penyelenggaraan Pesta Peresmian.
Pada hari pertama tanggal 27 Desember 2012 acara dimulai tepat pukul 07.00 WIB dengan hahomion ni Hasuhuton yang hadir pada acara ini masih terbatas hanya beberapa orang Panitia dan wakil dari Natuatua.
Dan setelah itu dilanjutkan dengan acara kebaktian secara Gereja Katolik yang dipimpin oleh Pastor Nelson Sitanggang dari Paroki St. Michael Pangururan.
Pastor menyampaikan pesan dalam khotbahnya agar marga Manihuruk dimana pun berada tetap menjalin persatuan dan kesatuan, sebab dengan komitmen tersebut sudah terbukti bahwa Tugu Raja Simanihuruk sudah dapat berdiri megah di Huta Harapohan tepatnya di Lumban Simanihuruk.
Pastor juga mengingatkan agar persatuan dan kesatuan janganlah seperti anjing pemburu, dimana setelah target (baca : hasil buruan) tercapai saling bertengkar satu sama lain ingin memiliki lebih banyak dari yang lain.
Hendaknya persatuan dan kesatuan dijalain layaknya seperti ikatan lidi jika hanya satu saja maka lidi tersebut tidak akan memiliki kekuatan. Jadi pesan Pastor tersebut sangat erat kaitannya dengan misi dan visi Pembanguan Tugu Raja Simanihuruk, dimana Tugu tersebut menjadi suatu wadah perekat batin di antara Pomparan ni Ompunta Raja Simanihuruk yang tersebar di desa na ualu (penjuru dunia).
Hal ini dapat dilihat ketika para perantau yang hadir pada saat pesta telah menyatakan dengan semangat bahwa jika Tugu ini tidak ada, maka selama hidupnya tidak akan pernah menginjakkan kaki ke Huta Harapohan ini.
Untuk itu mereka sangat berterimakasih kepada pemrakarsa Tugu khususnya Panitia Pembangunan Tugu sebagai pelaksana pembangunan. Memang harus diakui bahwa perjalanan sejarah rencana pembangunan tugu ini sudah relative lama.
Ketika hidupnya Amang May Jen (Purn) AE Manihuruk dihadapan Natuatua Manihuruk, Boru/Bere Jabotabek ketika itu, mempunyai niat untuk membenahi TAROMBO dan sekaligus memprakarsai pembangunan Tugu Raja Simanihuruk di Bona Pasogit Huta Harapohan sebagai asal ni Ompunta Raja Simanihuruk na ro sian Pangururan Huta ni Sitanggang.
Namun dalam perjalanan waktu dari tahun ke tahun berikutnya berjalan terus tanpa terasa sampai puluhan tahun hingga beliau meninggal dunia rencana dan niat tersebut belum terwujud juga.
Awal tahun 2010 yang lalu ketika ada pertemuan Natuatua dan Pengurus Punguan Raja Simanihuruk, oleh Amang Archenius Manihuruk (A Melita) berinisiatif mengangkat kembali niat Amang AE Manihuruk untuk membangun Tugu, yang akhirnya inisiatif tersebut dapat disepakati bersama yang hadir pada saat pertemuan tersebut.
Itulah yang melatarbelakangi ketika pada pesta peresmian dalam acara kata-kata sambutan, sebelum kata sambutan dari Ketua Panitia Pembangunan Tugu Amang Sahala Manihuruk (A Tongam) terlebih dahulu diawali kata sambutan dari Inisiator dalam hal ini Amang Archenius Manihuruk (A Melita).
Acara demi acara berjalan lancar dan meriah, dan pada hari kedua tanggal 28 Desember 2012, dilanjutkan dengan acara manortor dari wilayah-wilayah yang sebagian harus digabung, mengingat peserta manortor dengan satti (sejenis buah tangan dalam bentuk uang) tidak memungkinkan satu per satu untuk manortor diterima oleh Panitia.
Suasana makin marak karena ada dua cara menyampaikan satti yaitu setumpuk uang diletakkan di atas piring berisi boras sipirni tondi dan ada juga satti dijepitkan pada ranting pohon/bambu layaknya uang tersebut disusun sedemikian rupa seperti untaian dedaunan warna biru dan merah, seperti dari wilayah huta Paropo yang paling banyak jumlah rombongannya dibanding dari wilayah lain, semua rombongan lengkap dengan sejumlah satti yang cukup signifikan bagi Panitia.
Begitu juga dari rombongan wilayah-wilayah lain seperti Pontianak Kalimantan Barat, Kalimanta Timur, Surabaya, Bandung, Di Yogyakarta, Padang, Bengkulu, Lampung, Pekanbaru.
Kemudian dari Dolokmasihol, Tiga Raja Kab. Simalungun, Kabanjahe/Merek Dsk, Berastagi, P Siantar, Kota Medan, dan tidak ketinggalan dari rombongan Bona Pasogit mulai dari Haranggaol Dsk, Tiga Bodai, Binanga Borta, Sidabagas, Sibulu Boti, Sigaol dan Harapohan.
Begitulah prosesi sambutan Panitia kepada Pomparan ni Ompunta Raja Simanihuruk yang datang dari berbagai wilayah di Tanah Air, sampai hari ketiga hingga kehadiran Bupati Samosir, Ir. Mangindar Simbolon dan rombongan, yang telah menyampaikan partisipasinya baik dalam bentuk materi maupun non materi dengan mendukung pembangunan Tugu Raja Simanihuruk yang secara tidak langsung dapat merupakan aset Kabupaten Samosir bidang pariwisata dan budaya.
Menjelang akhir acara sebelum ditutup oleh Huria kepada Naposo Manihuruk dohot Bere Jabodetabek, Medan, Bonapasogit diberi kesempatan manortor yang dipimpin oleh Reynaldi, Ketua Naposo Manihuruk Jabodetabek membuat suasana makin meriah.
Sebagai ungkapan rasa syukur bahwa pesta peresmian Tugu dapat terlaksana dengan baik, maka untuk itu Minggu, 30 Desember 2012 dilanjutkan makan bersama dengan menu makanan sipitu dai (tujuh jenis rasa, yang bahannya diambil dari kepala kerbau dimasak dengan bubur).
Pesta peresmian Tugu Raja Simanihuruk sudah usai dan dari kegiatan pesta tersebut telah dibentuk Pengurus Punguan Raja Simanihuruk se Dunia dengan susunan inti kepengurusan Ketua Umum, Archernius Manihuruk, MBA (A Melita-Jakarta), Sekretaris Umum Ober Manihuruk, SH (A Philip-P Siantar) dan Bendahara Umum, Kardiman Sagala (A Yohana-Bekasi Jawa Barat) dibantu oleh Ketua Wilayah-Wilayah di penjuru dunia. Marilah kita dukung dan bantu Pengurus dalam melaksanakan visi dan misi Punguan khususnya Tugu Raja Simanihuruk. (www.manihuruk.com)
Horas, Mejuah-juah, Njuah-juah. Akhirnya Pesta Peresmian Tugu Raja Simanihuruk dapat terlaksana sesuai rencana tanpa ada kendala yang sangat berarti. Untuk itu kita Pomparan ni Ompunta Raja Simanihuruk patut mengucap syukur atas berkatnya dalam penyelenggaraan Pesta Peresmian.
Pada hari pertama tanggal 27 Desember 2012 acara dimulai tepat pukul 07.00 WIB dengan hahomion ni Hasuhuton yang hadir pada acara ini masih terbatas hanya beberapa orang Panitia dan wakil dari Natuatua.
Dan setelah itu dilanjutkan dengan acara kebaktian secara Gereja Katolik yang dipimpin oleh Pastor Nelson Sitanggang dari Paroki St. Michael Pangururan.
Pastor menyampaikan pesan dalam khotbahnya agar marga Manihuruk dimana pun berada tetap menjalin persatuan dan kesatuan, sebab dengan komitmen tersebut sudah terbukti bahwa Tugu Raja Simanihuruk sudah dapat berdiri megah di Huta Harapohan tepatnya di Lumban Simanihuruk.
Pastor juga mengingatkan agar persatuan dan kesatuan janganlah seperti anjing pemburu, dimana setelah target (baca : hasil buruan) tercapai saling bertengkar satu sama lain ingin memiliki lebih banyak dari yang lain.
Hendaknya persatuan dan kesatuan dijalain layaknya seperti ikatan lidi jika hanya satu saja maka lidi tersebut tidak akan memiliki kekuatan. Jadi pesan Pastor tersebut sangat erat kaitannya dengan misi dan visi Pembanguan Tugu Raja Simanihuruk, dimana Tugu tersebut menjadi suatu wadah perekat batin di antara Pomparan ni Ompunta Raja Simanihuruk yang tersebar di desa na ualu (penjuru dunia).
Hal ini dapat dilihat ketika para perantau yang hadir pada saat pesta telah menyatakan dengan semangat bahwa jika Tugu ini tidak ada, maka selama hidupnya tidak akan pernah menginjakkan kaki ke Huta Harapohan ini.
Untuk itu mereka sangat berterimakasih kepada pemrakarsa Tugu khususnya Panitia Pembangunan Tugu sebagai pelaksana pembangunan. Memang harus diakui bahwa perjalanan sejarah rencana pembangunan tugu ini sudah relative lama.
Ketika hidupnya Amang May Jen (Purn) AE Manihuruk dihadapan Natuatua Manihuruk, Boru/Bere Jabotabek ketika itu, mempunyai niat untuk membenahi TAROMBO dan sekaligus memprakarsai pembangunan Tugu Raja Simanihuruk di Bona Pasogit Huta Harapohan sebagai asal ni Ompunta Raja Simanihuruk na ro sian Pangururan Huta ni Sitanggang.
Namun dalam perjalanan waktu dari tahun ke tahun berikutnya berjalan terus tanpa terasa sampai puluhan tahun hingga beliau meninggal dunia rencana dan niat tersebut belum terwujud juga.
Awal tahun 2010 yang lalu ketika ada pertemuan Natuatua dan Pengurus Punguan Raja Simanihuruk, oleh Amang Archenius Manihuruk (A Melita) berinisiatif mengangkat kembali niat Amang AE Manihuruk untuk membangun Tugu, yang akhirnya inisiatif tersebut dapat disepakati bersama yang hadir pada saat pertemuan tersebut.
Itulah yang melatarbelakangi ketika pada pesta peresmian dalam acara kata-kata sambutan, sebelum kata sambutan dari Ketua Panitia Pembangunan Tugu Amang Sahala Manihuruk (A Tongam) terlebih dahulu diawali kata sambutan dari Inisiator dalam hal ini Amang Archenius Manihuruk (A Melita).
Acara demi acara berjalan lancar dan meriah, dan pada hari kedua tanggal 28 Desember 2012, dilanjutkan dengan acara manortor dari wilayah-wilayah yang sebagian harus digabung, mengingat peserta manortor dengan satti (sejenis buah tangan dalam bentuk uang) tidak memungkinkan satu per satu untuk manortor diterima oleh Panitia.
Suasana makin marak karena ada dua cara menyampaikan satti yaitu setumpuk uang diletakkan di atas piring berisi boras sipirni tondi dan ada juga satti dijepitkan pada ranting pohon/bambu layaknya uang tersebut disusun sedemikian rupa seperti untaian dedaunan warna biru dan merah, seperti dari wilayah huta Paropo yang paling banyak jumlah rombongannya dibanding dari wilayah lain, semua rombongan lengkap dengan sejumlah satti yang cukup signifikan bagi Panitia.
Begitu juga dari rombongan wilayah-wilayah lain seperti Pontianak Kalimantan Barat, Kalimanta Timur, Surabaya, Bandung, Di Yogyakarta, Padang, Bengkulu, Lampung, Pekanbaru.
Kemudian dari Dolokmasihol, Tiga Raja Kab. Simalungun, Kabanjahe/Merek Dsk, Berastagi, P Siantar, Kota Medan, dan tidak ketinggalan dari rombongan Bona Pasogit mulai dari Haranggaol Dsk, Tiga Bodai, Binanga Borta, Sidabagas, Sibulu Boti, Sigaol dan Harapohan.
Begitulah prosesi sambutan Panitia kepada Pomparan ni Ompunta Raja Simanihuruk yang datang dari berbagai wilayah di Tanah Air, sampai hari ketiga hingga kehadiran Bupati Samosir, Ir. Mangindar Simbolon dan rombongan, yang telah menyampaikan partisipasinya baik dalam bentuk materi maupun non materi dengan mendukung pembangunan Tugu Raja Simanihuruk yang secara tidak langsung dapat merupakan aset Kabupaten Samosir bidang pariwisata dan budaya.
Menjelang akhir acara sebelum ditutup oleh Huria kepada Naposo Manihuruk dohot Bere Jabodetabek, Medan, Bonapasogit diberi kesempatan manortor yang dipimpin oleh Reynaldi, Ketua Naposo Manihuruk Jabodetabek membuat suasana makin meriah.
Sebagai ungkapan rasa syukur bahwa pesta peresmian Tugu dapat terlaksana dengan baik, maka untuk itu Minggu, 30 Desember 2012 dilanjutkan makan bersama dengan menu makanan sipitu dai (tujuh jenis rasa, yang bahannya diambil dari kepala kerbau dimasak dengan bubur).
Pesta peresmian Tugu Raja Simanihuruk sudah usai dan dari kegiatan pesta tersebut telah dibentuk Pengurus Punguan Raja Simanihuruk se Dunia dengan susunan inti kepengurusan Ketua Umum, Archernius Manihuruk, MBA (A Melita-Jakarta), Sekretaris Umum Ober Manihuruk, SH (A Philip-P Siantar) dan Bendahara Umum, Kardiman Sagala (A Yohana-Bekasi Jawa Barat) dibantu oleh Ketua Wilayah-Wilayah di penjuru dunia. Marilah kita dukung dan bantu Pengurus dalam melaksanakan visi dan misi Punguan khususnya Tugu Raja Simanihuruk. (www.manihuruk.com)
Foto-Foto FB Engen Malem Manihuruk
Josehp Manihuruk. Foto-foto Ingen Malem Manihuruk |
2 komentar:
Mantap Bapa Uda.
Terimakasih Atas Responnya.GBU
Posting Komentar