JAMBI, Dalam rangka mengenang
perjuangan para pendiri Daerah Otonomi Provinsi Jambi, pada Hari Ulang Tahun
(HUT) ke 56 Provinsi Jambi, tanggal 6 Januari 2013, untuk pertama kalinya
dilaksanakan upacara bendera, yang dilaksanakan serentak diseluruh daerah dalam
Provinsi Jambi, Kabupaten/Kota, hingga ke desa-desa bahkan di setiap sekolah
yang ada di Provinsi Jambi.
Untuk tingkat Provinsi Jambi, upacara dilaksanakan di
lapangan depan Kantor Gubernur Jambi, bertindak sebagai Inspektur Upacara Wakil
Gubernur Jambi, Drs. H. Fachrori Umar, M. Hum, dan sebagai Komandan Upacara
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jambi, Drs. H. Satria Budhi, MM, yang
diikuti oleh anggota Forkompinda Provinsi Jambi, seluruh pejabat dan PNS di
lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi.
Upacara diawali dengan mendengarkan dua lagu daerah Jambi,
(Tanjung Bajurei dan Serampang Bakilek), yang dibawakan oleh
mahasiswa/mahasiswi Sekolah
Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nurdin Hamzah Jambi, dilanjutkan dengan pembacaan sejarah singkat
terbentuknya Provinsi Jambi, oleh Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, H. Abdul
Halim, SE.
Wakil Gubernur
Jambi pada kesempatan ini dalam sambutannya menyampaikan sejarah perjalan
panjang terbentuknya Provinsi Jambi, dijelaskan Wagub, bahwa perjalanan panjang
untuk menjadikan Provinsi Jambi, sudah muncul sejak penyatuan dan pembagian
Provinsi Sumatrera Tengah, yang memunculkan tarik ulur Keresidenan Jambi,
antara Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan.
Menurut Wagub,
pembahasan yang alot tersebut, membuahkan hasil, dan pada tahun 1946
menempatkan Jambi sebagai bagian dari Sumatera Tengah. Namun tekad tokoh-tokoh
masyarakat Jambi pada waktu itu, untuk menempatkan Jambi sebagai suatu daerah
otonomi, tidak hilang, dan terus berpacu dengan berbagai perjuangan dan
kesempatan memperjuangkannya, dalam berbagai forum, yang akhirnya melahirkan
satu tekad yang bulat, melalui kongres Badan Kongres Rakyat Djambi (BKRD),
tanggal 6 Januari 1957, menetapkan dan mendeklarasikan Keresidenan Jambi
sebagai daerah otonomi tingkat I, melepaskan diri dari Provinsi Sumatera
Tengah, dan menjadikan Jambi langsung berhubungan dengan Pemerintah Pusat serta
menetapkan, Jamin Datuk Bagindo sebagai
Residen Jambi saat itu, sebagai Pemangku Jabatan Gubernur Jambi.
Deklarasi
tersebut, memang tidak serta merta terwujud dalam dukungan konstitusi, tetapi
didahului dengan Undang-undang Darurat, yang ditandatangani oleh Presiden
Soekaro tanggal 9 Agustu 1957 di Denpasar Bali. Undang-undang Darurat Nomor 19
tahun 1957 tersebut baru menjadi Undang-undang (UU) pada tahun 1958, yakni UU
Nomor 61 tahun 1958, dan dengan lahirnya UU tersebut, penantian yang relatif
panjang, selama 11 tahun lebih, telah mematri kebagiaan rakyat Jambi, untuk
mewujudkan Keresidenan Jambi sebagai Provinsi Daerah Tingkat I Jambi.
Ditegaskan
Wagub, bahwa pada awal berdirinya Provinsi Jambi jumlah penduduknya relatif
kecil, hanya berjumlah 400.900 jiwa, baru terdiri dari Kabupaten Merangin,
Kabupaten Batanghari, dan wilayah-wilayah Kecamatan Kerinci Ulu, Kerinci Tengah
dan Kerinci Ilir, serta Kotapraja Jambi. Kemudian wilayah-wilayah Kecamatan
Kerinci Ulu, Kerinci Tengah dan Kerinci Ilir, pada tahun 1958 ditetapkan
sebagai wilayah Kabupaten Kerinci.
Seiring dengan aspirasi, perkembangan, dan
kebutuhan pembangunan serta peningkatan pelayanan penyelenggaraan pemerintah,
hingga 2013 ini Provinsi Jambi sudah terdiri dari sembilan Kabupaten dan dua
Kota, serta 131 Kecamatan dan 1.480 Desa/Kelurahan, dengan jumlah penduduk
berdasarkan hasil susenas tahun 2010 mencapai 3,11 juta jiwa, dan data agreget
kependudukan kecamatan tahun 2012, jumlah penduduk Provinsi jambi sudah
mencapai 3,5 juta jiwa.
Selain itu
disampaikan Wagub, sudah sepantasnyalah perjalanan panjang sejarah Jambi yang
dideklarasikan 6 januari 1957 itu disyukuri, karena sampai saat ini masih tetap
utuh sebagai satu kesatuan Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, sebagaimana yang
dicita-citakan oleh para pendisi Provinsi Jambi.
Dengan demikian, hakkat
pembangunan daerah Jambi, tidak semata-mata hanya dilakukan oleh Pemerintah
Daerah Provinsi Jambi, tetapi juga merupakan akumulasi pembangunan yang
dilakukan pemerintah daerah kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi, serta berbagai
komponen masyarakat Jambi, serta berbagai komponen masyarakat lainnya di masa-masa
lalu, masa kini dan masa yang akan datang, ujar Wagub.
Untuk itu Wagub
di HUT ke 56 Provisni Jambi ini mengajak seluruh komponen pembangunan dan
masyarakat Jambi, untuk saling bahu membahu dengan pemerintah daerah dalam
mewujudkan cita-cita para pendiri Provinsi Jambi, yang otonom, dengan
masyarakatnya yang aman, adi dan sejahtera di bawah ridho Allah SWT.
Disamping itu
dalam sambutannya Wagub juga menyampaikan perkembanagan pembangunan Provinsi
Jambi hingga akhir tahun 2012, dimana perkembangan pembangunan Provinsi Jambi
secara umum cukup menggembirakan, dan berjalan pada jalur yang semakin baik.
Hal ini tergamabar dari berbagai indikator makro pembangunan daerah, seperti
pertumbuhan ekonomi Jambi tanpa migas sampai dengan triwulan III mencapai 8,14
persen, dan pertumbuhan ekonomi dengan migas sampai triwulan III sebesar 6,8
persen, diatas pertumbuhan eonomi nasional yang hanya 6,31 persen. Angka
pertumbuhan ekonomi ini merupakan prestasi yang cukup baik, ditengah fluktuasi
ekonomi dunia yang belum setabil, jelas Wagub.
Wagub dalam
sambutannya selain menyampaikan berbagai keberhasilan yang telah dicapai, juga
mencapaikan upaya Pemerintah Provinsi Jambi dalam mengentaskan kemiskinan di
daerah ini, dijelaskan Wagub, secara khusus untuk penanggulangan kemiskinan,
Pemerintah Provinsi Jambi telah melaksanakan program yang dinamakan satu milyar
satu kecamatan atau yang disebut dengan SAMISAKE, yang berbasis peningkatan
infrastuktur.
Program ini pada
prinsipnya untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang masih
terbatas kemampuannya, yang berada di 131 kecamatan dalam Provinsi Jambi,
dengan kegiatan aantara lain ; bedah rumah, yang sampai tahun 2012 melalui dana
APBD Provinsi Jambi mencapai 6.684 unit rumah, pemberian sertifikat tanah gratis untuk 191 persil; bea siswa kepada 16.862
siswa; bantuan UMKM kepada 1.829 penerima; pengadaan mobil sampah sebanyak 18
unit dan gerobak motor pengangkut sampah 60 unit; serta bantuan jaminan
kesehatan masyarakat Provinsi Jambi; pelatihan tenaga kerja terampil disetiap
kecamatan dan bantunan lainya yaitu bantuan ternak, bibit dan alat mesin
pertanian, dan lainnya, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi
masing-masing kecamatan.(Sunarto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar