Catatan Pinggir Kasus Pembunuhan Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat
Jambi-Dalam hidup ini, tidak ada yang mampu kita persiapkan ketika kita kehilangan orang terkasih. Kehilangan itu bisa disebabkan oleh apa saja yang membuat kita terpukul dan merasakan duka yang amat sangat. Rasa duka mendalam itu, dirasakan Rosti Simanjuntak. Betapa tidak, anaknya Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat harus kehilangan nyawa ditangan orang yang sudah dianggap sebagai orang tua anaknya di Jakarta sekaligus komandannya (Irjen Ferdy Sambo/ Putri Putri Candrawathi).
Berikut Firman Tuhan dalam Alkitab berkata, “Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu,” (1. Yohanes 16:22).
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (2. Filipi 4:13). “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu,” (Wahyu 21:4).
“Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita,” (Roma 8:18).
Firman Tuhan itu kiranya bisa mengembalikan air mata Rosti Simanjuntak yang sudah kering, sejak menerima peti jenazah anaknya, Sabtu 9 Juli 2022 kediamannya di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Muarojambi, Provinsi Jambi.
Tangisan pilu Rosti Simanjuntak begitu menggema hingga ke seluruh Nusantara. Warga Indonesia memberikan penguatan lewat Doa-Doa dan penghiburan. Bahkan secara khusus Tim Penasehat Hukum (PH) keluarga Samuel Hutabarat/ Rosti Simanjuntak yakni Kamaruddin H Simanjuntak SH, Jhonson Panjaitan, Nelson Simanjuntak dan juga didampingi Irma Hutabarat Ketua Komunitas Civil Society Indonesia melakukan acara ritual Adat Batak yakni memberikan makan “Dekke Simudurudur” dan menyematkan Ulos “Sipirni Tondi” kepada Rosti Simanjuntak dan Suaminya Samuel Hutabarat dan keluarga sebagai simbol penguatan dan penghiburan, Kota Jambi, Kamis (18/8/2022).
“Pertemuan keluarga dengan pengacara yang hebat-hebat yang diberkati Tuhan dikirim untuk melakukan kebaikan, penuh Kasih. Semoga pengacara kami selalu dalam perlindungan Tuhan. Kiranya kasus yang terjadi saat ini terbongkar dengan terang benderang,” ujar Rosin Emika Simanjuntak, adik Rosti Simanjuntak.
Rosti Simanjuntak mulai bisa tegak kepala, setelah Tuhan Maha Pengasih mengirimkan Tim Penasehat Hukum (PH) seperti Kamaruddin H Simanjuntak SH, Jhonson Panjaitan, Nelson Simanjuntak dan lainnya untuk mengungkap kasus pembunuhan anaknya Yosua.
Perjuangan yang tidak mudah bagi Kamaruddin Simanjuntak dan Tim untuk “merobohkan” tembok ketidak adilan di lingkaran Polri. Sejak terungkapnya kejanggalan meninggalnya Yosua Senin 11 Juli 2022 lalu, oleh “Perempuan-Perempuan Pemberani” dari Sungai Bahar, Muarjambi, Kamaruddin Simanjuntak terus berjuang hingga kasus ini terang menderang.
Tim Khusus Bentukan Kapolri seperti Komjen Agung Budi Maryoto, Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi dan lainnya telah memberikan hasil pengungkapan saat ini hingga sudah menetapkan lima tersangka dalam kasus pembunuhan berencana.
Kelima tersangka itu yakni Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (istri Ferdy Sambo), Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu, Brigadir Ricky Rizal dan Kuat Ma’ruf. Kelima tersangka dijerat Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 Jo Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP, kasus pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati.
Kakakku Wonder Woman
Roslin Emika Simanjuntak, juga merasakan apa yang dialami kakak kandungnya Rosti Simanjuntak yang kehilangan anak dengan kematian yang tragis dan tidak manusiawi. Ditengah-tengah suasa duka itu, Roslin Emika memuji kakaknya Rosti Simanjuntak sebagai seorang “wonder woman” bagi keluarga.
“Luar biasa kuat dalam menghadapi segala tantangan dalam kehidupan. Dari gadis kakakku adalah wanita yang kuat. Kreatif hingga dia berkeluarga selalu tabah dan sabar terhadap keluarga,” ucap Roslin Emika bercerita.
“Dan salutnya mengurus, mendidik, menuntun anak-anak hingga berhasil tanpa lelah. Semua dia kerjakan demi masa depan anak-anak, demi mewujudkan cita-cita anaknya menjadi polisi dan polwan di nyatakan kepada anak-anak hingga 2 anaknya yang cowok jadi anggota polisi. Anak perempuan beberapa kali tes polwan kalah di Pantohir,” kata Roslin Emika Simanjuntak.
Rosti Simanjuntak hanya seorang Guru SD di Sukamakmur, Sungaibahar, Kabupaten Muarojambi. Sementara suaminya Samuel Hutabarat berprofesi sebagai petani biasa. Kelurga mereka sederhana dan masih tinggal di rumah guru lingkungan sekolah.
“Urusan anak selalu dinomor satukan dari bayi. Pola hidup sehat dan kedisiplinan selalu dia terapkan pada anak-anaknya. Kehidupannya yang sederhana, tapi menjaga betul akan kesehatan anak-anaknya,” ucap Roslin Emika Simanjuntak.
“Hatinya saat ini sangat terluka di tengah karir anaknya yang semakin meningkat, kandas oleh sijahat yang merenggut nyawa dengan sadis. Anaknya yang dirawat dengan kasih sayang siibu yang penuh kasih, harus pergi dengan tubuh yang penuh siksaan,” ungkap Roslin Emika.
Pada momentum Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke 77, Rabu 17 Agustus 2022 kemarin, dijadikan keluarga Samuel Hutabarat/ Rosti Simanjuntak merayakannya di makam anak mereka Almarhum Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat, di Sungaibahar, Muarojambi.
“Mengenang perjalanan anak ku yang selalu ikut ambil bagian dalam setiap pengibaran bendera di hari HUT RI setiap tahunnya. Guna mengenang anak kami Yosua, kami melakukan “upacara” HUT RI Ke 77 di makam anak kami Yosua,” ujar Rosti Simanjuntak, ibunda Alm Yosua, Rabu (17/8/2022).
Pada kesempatan ini, keluarga Samuel Hutabarat/Rosti Simanjuntak menancapkan Bendera Merah Putih tepat di makam Yosua. Mereka juga mengenakan seragam hitam-hitam bertuliskan “#SaveBrigadirJ”.
Sosok Yosua Hutabarat
Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat adalah anggota Bareskrim Polri, merupakan sniper saat bertugas di satuan Brimob Polda Jambi. Almarhum Nofriansyah Yosua Hutabarat anak kedua dari empat ( 2 laki-laki, 2 perempuan) bersaudara ini, lahir di Jambi pada tanggal 20 November 1994 dari pasangan Samuel Hutabarat/ Rosti Simanjuntak. Adiknya bernama Reza Hutabarat juga menjadi seorang anggota Polri sebelumnya bertugas di Mabes Polri dan kini dimutasi ke Polda Jambi.
Yosua Hutabarat masuk pendidikan Brimob pada Tahun 2012, kemudian kembali ke Jambi dan berdinas di Pamenang, Kabupaten Sarolangun. Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat bertugas selama 3 tahun di Pamenang, Sarolangun.
Saat bertugas di Pamenang, menjalin hubungan cinta dengan kekasihnya bernama Vera Simanjuntak (Bidan Desa). Bahkan Yosua 8 bulan kedepan berencana menikah dengan kekasihnya Vera Simanjuntak yang setia menantinya. Namun takdir berkata lain, Yosua Hutabarat meninggal tak wajar di rumah sang komandannya Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta, Jumat 8 Juli 2022 lalu.
Cerita dari Samuel Hutabarat, anaknya merupakan sniper, dan kerap ditempatkan di titik rawan, baik dalam perayaan hari besar agama dan Pemilu. “Dia bilang dan kawan-kawannya juga bilang kalau dia sniper yang khusus ditempatkan di titik rawan,” kata Samuel Hutabarat saat diwawancara wartawan baru-baru ini.
Kata Samuel Hutabarat, setelah dinas 3 tahun di Pamenang, Sarolangun, Brigpol Nofriansyah Joshua Hutabarat kemudian ditarik sebagai Provos di Mako Brimob Polda Jambi. Setelah 3 tahun menjadi Provos, Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat kemudian ditarik ke Mabes Polri untuk seleksi menjadi ajudan di Mabes Polri.
Samuel Hutabarat mengatakan, dengan proses tersebut, putranya lulus dengan proses penjaringan yang sangat ketat.
Sementara Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat dikenang oleh sabahat serta guru saat bersekolah di SMA N 4 Muarojambi, memiliki kepribadian baik, positif dan tidak memiliki perilaku nakal.
Kenangan para sahabat dan guru di sekolah ini menggambarkan sifat asli Nofriansyah Joshua Hutabarat saat kecil dan saat bersekolah. Dalam kasus ini, mereka tidak mempercayai tuduhan yang diberikan kepada Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Demikian diungkapkan Andriani, Wali Kelas Nofriansyah Yosua Hutabarat saat sekolah di SMAN 4 Muarojambi, lulus Tahun Ajaran 2011/2012.
Korban Pembunuhan Sang Jenderal
Seperti diberitakan sebelumnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat meninggal tak wajar (korban pembunuhan) di Rumah Dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo pada Jumat 8 Juli 2022 pukul 17.00 WIB. Jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat telah dikebumikan di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Muarojambi, Provinsi Jambi, Senin (11/7/2022).
Kemudian pengangkatan jenazah atau ekshumasi Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat di Desa Suka Makmur, Kecamatan Sungai Bahar, Muarojambi, Provinsi Jambi, telah dilakukan Rabu (27/7/2022) pagi guna penyidikan kasus pembunuhan berencana.
Sebelum proses ekshumasi, dilakukan doa bersama yang dihadiri seluruh keluarga Samuel Hutabarat/Rosti Simanjuntak, Bripda Reza Hutabarat (adik almarhum), tim kuasa hukum keluarga Kamaruddin Simanjuntak, Nelson Simanjuntak, Martin Lukas Simanjuntak, Jhonson Panjaitan, Mansur Febrian, dan keluarga besar PBB Jambi serta pihak kepolisian yang hadir.
Usai proses ekshumasi dilanjutkan autopsi ulang jenazah Brigadir Yoshua di RSUD Sungai Bahar, Muarojambi, Provinsi Jambi, Rabu (27/7/2022) hingga Pukul 13.00 WIB. Autopsi ulang melibatkan sejumlah dokter forensik dari berbagai rumah sakit dan universitas yang dipimpin oleh Kepala Departemen Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Ade Firmansyah Sugiharto.
Kejanggalan meninggalnya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat telah menyita perhatian publik sejak Senin (11/7/2022) hingga Sabtu 20 Agustus 2022, baik di media massa maupun sosial media.
“Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu,” (1. Yohanes 16:22). Tegarlah kembali Inang Rosti Simanjuntak. Anak-anak didikmu menunggumu di Sekolah. (Asenk Lee Saragih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar