Jambi, Batak Pos
Program budidaya ikan patin Jambi yang ditawarkan Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Provinsi Jambi belum mampu mensejahterakan petani Jambi. Sulitnya pemasaran ikan patin Jambi serta harganya jauh dari harapan, membuat petani enggan melanjutkan program tersebut.
Anggota DPRD Provinsi Jambi, Sofyan Pangaribuan (PDIP) kepada Batak Pos, Senin (23/3) mengatakan, sulitnya pemasaran ikan patin Jambi, salah satu faktor membuat masyarakat petani urung melanjutkan program budidaya tersebut.
“Kita anjurkan Dinas DKP Provinsi Jambi mengalihkan program tersebut dengan jenis ikal lain. Seperti ikan nila, gurami dan lele atau ikan mas. Pangsa pasar ikan air tawar tersebut sangat diminati konsumen. Kemudian harga pasar juga menjanjikan bagi petani budidaya,”katanya.
Disebutkan, sulitnya pemasaran budidaya ikan patin jambi tersebut, akan merugikan petani. Karena modal dan tenaga yang dikeluarkan untuk budidaya tersebut sangatlah mahal. Sementara pangsa pasar tidak menjanjikan bagi penghasilan.
Sementara itu, Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin mengatakan, budidaya perikanan di Jambi diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru. Hal itu dalam upaya menyerap tenaga kerja masyarakat korban pemutusan hubungan kerja (PHK) dan membuka lapangan kerja.
Menurut Zulkifli Nurdin, program Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas DKP Provinsi Jambi adalah budidaya perikanan keramba dan kolam. Sebagai instansi yang memiliki kewenangan dalam mengembangkan sektor ini, dinas DKP selalu memotivasi masyarakat untuk mengembangkan budidaya ikan, dan DKP selalu siap memberikan bantuan.
Lahan Tidur
Sementara itu di Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, 25 hektar lahan tidur milik masyarakat, dijadikan menjadi kolam ikan dalam. Lokasi yang terletak di jalan Lintas Timurkini membuahkan hasil.
“Lokasi ini sekarang telah berubah menjadi lokasi budidaya ikan kolam. Disamping telah membuka lapangan pekerjaan juga telah memberikan penghasilan bagi masyarakat yang sebelumnya bekerja sebagai penebang kayu dan di perusahaan-perusahaan perkayuan,”ujar Zulkifli Nurdin.
Kepala Dinas DKP Provinsi Jambi, Ir Herman Suherman menjelaskan, hingga Maret 2009, pihaknya telah dapat diselesaikan sebanyak 44 kolam, dari yang direncanakan setiap hektarnya akan dibuat 20 kolam.
Menurutnya, sesungguhnya Pemerintah Provinsi Jambi bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota sangat berkeinginan untuk memenuhi permintaan masyarakat.
“Namun dengan kondisi keuangan saat ini yang semakin sulit maka partisipasi masyarakat juga sangat diharapan. Kelompok tani di Sungai Duren yang mendapat bantuan keramba dari pemerintah sebanyak 45 unit, dari swadaya masyarakatnya berkembang menjadi 100 unit,”katanya.
Demikiajn juga pembuatan kolam, di Kasang Pudak, Muarojambi pemerintah membantu 66 kolam, hasil swadaya masyarakat berkembang menjadi 2.200 kolam.
Mengenai harga ikan patin Jambi, kata Herman Suherman, sesungguhnya harga saat ini cukup bagus. Dimana ikan hasil tangkapan dari laut berkurang, karena terjadinya badai, dan hasil tangkapan di perairan sungai juga berkurang karena sungai saat ini sedang naik (pasang).
“Harga ikan dari petani saat ini mencapai Rp17.000 hingga Rp18.000 per kilogram. Disamping mengikuti mekanisme pasar, jika persediaan banyak tentunya akan turun dan sebaliknya. Tetapi tidak ada haraga ikan yang hanya Rp10.000,”katanya.
Disebutkan, guna mengantisipasi anjloknya harga ikan patin Jambi, dikembangkan usaha pengolahan ikan seperti abon. Pada tahun 2009 ini akan dibantu alat pengolahan dan packingnya.
“Bantuan sepeda motor keliling untuk mempermudah pemasaran. Petani juga dihimbau untuk melakukan diversifikasi ikan selain patin Jambi, misalnya nila, betok, gurami, lele yang juga diminati masyarakat, sehingga harga bisa stabil,”katanya. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar