Hutaimbaru-Seorang pemburu babi hutan dengan alat tombak serta dikawani oleh sejumlah anjing terlatih, merupakan suatu hobi profesi yang cukup unik. Namun hal itu dilakukan karena hobi yang mendarah daging dan juga untuk mata pencaharian. Namun seorang pemburu babi hutan itu, beralih telah lama menjadi “pemburu” manusia untuk diajak mengenal Injil di Kampung Halaman.
Adalah St Berlin Manihuruk, atau akbrab dengan sebutan gelar (TKG-Tukang Gambar/Tukang Gimbal) di Haranggaol sekitarnya. Masa mudanya penuh dengan dunia pasaran, preman dan mudah bergaul dengan siapa saja.
Bahkan sampai-sampai gelar TKG (Tukang Gimbal) melekat padanya karena tak segan-segan melumpuhkan preman-preman saat Haranggaol masih jadi pusat perdagangan di seputaran Danau Toba. Bahkan preman menggunakan senjata tajampun sekejab lumpuh dibuatnya. Juga Polisi enggan melerainya jika TKG sudah beraksi melumpuhkan preman-preman di Haranggaol kala itu.
Sebutan TKGpun melekat pada St Berlin Manihuruk hingga kini. Padahal gelar TKG itu awalnya Tukang Gambar, karena St Berlin Manihuruk merupakan seorang fotografers cetak hitam putih keliling dan satu-satunya fotografers yang membuka studio foto di Haranggaol pada medio 19600an-1970an.
Suatu profesi yang dipelajari secara otodidak saat berada di Kota Bandung selama beberapa tahun kala itu. Pernah jadi fotografers, kernek angkutan kota, pemburu babi hutan, tukang, nelayan, peternak ayam, bertani bahkan jadi preman. Tak kalah ketinggalan suka main kartu soki dan catur di kedai.
Namun pada 1967-1970 St Berlin Manihuruk, putra sulung dari pasangan (Alm) St Efraim Moradim Manihuruk/ (Alm) Ronta Porman Br Haloho ini terpanggil jadi Guru Sekolah Minggu di GKPS Hutaimbaru dan mengikuti jejak pelayanan injil sang Ayah St Efraim Moradim Manihuruk yang membawa Injil ke Haranggaol, Sihalpe dan Hutaimbaru.
Kemudian putra sulung dari 11 bersaudara inipun aktif dalam pelayanan di GKPS Hutaimbaru. Terpilih jadi Syamas, Sintua, Jadi Pengantar Jemaat dan Perutusan Sinode Bolon GKPS.
St Berlin Manihuruk, yang tamatan Sekolah Rakyat (SR) ini, jika dalam Sidang Sinode Bolon, tak segan-segan bersuara diforum terhormat GKPS ini. Bahkan St Berlin Manihuruk terkenal sebagai Porhanger GKPS yang vocal dan kritis.
St Berlin Manihuruk juga dikenal sebagai Porhanger GKPS yang kontraversial. Pasalnya jika ada Pendeta GKPS Resort Tongging yang berhalangan hadir untuk melayani Pembaptisan Kudus, Angkat Sidi dan bahkan Pernikahan di GKPS Hutaimbaru, St Berlin Manihuruk tak segan-segan untuk menggantikan tugas dari Pendeta tersebut.
“Pendeta juga ini yang dibacakan dalam Pembaptisan, Angkat Sidi, dan Pernikahan. Jika yang bersangkutan bersedia, saya mengambil alih tugas Pendeta yang berhalangan tersebut,” ujar St Berlin Manihuruk saat pernah bercerita kepada Penulis.
Menurutnya, sulit mengajak orang untuk bergereja apalagi di kampung-kampung. Dengan memudahkan pelayanan bagi mereka. Sehingga kemudahan pelayanan gereja menimbulkan kerinduan untuk bergereja.
Aktif sebagai “Siparambilan” di GKPS Hutaimbaru masih dilakukan St Berlin Manihuruk meski sudah memasuki usia 77 Tahun pada Senin 7 September 2020 ini. Kotbahnya selalu berapi-api dengan suara yang lantang.
Seorang pemburu babi hutan yang selalu bersama dengan Lawei Kandungnya (Alm) St Jahudi Damanik-Urung Bayu) saat berburu babi hutan kala itu, kini sudah puluhan tahun sebagai “pemburu” manusia untuk mengenalkan Iljil kepada masyarakat se kampung.
St Berlin Manihuruk, seorang Ayah yang hebat yang kerap memberikan kepercayaanm diri kepada 9 anaknya sejak dari kecil hingga berani merantau dan berjibaku dalam hidup. Sosok St Berlin Manihuruk bagi-anak-anaknya, sebagai Ayah yang menanamkan sifat Kejujuran sejak anaknya kecil.
Seorang Ayah yang tak pernah memukul 9 (St Radesman Saragih Manihuru S Sos, Dormantuah Saragih Manihuruk, St Fujidearman Saragih Manihuruk, Vindariana Br Saragih Manihuruk, Sy Rosenman Saragih Manihuruk, Sy Lamhot P Manihuruk, Okto Tako Budijaya Saragih Manihuruk, Rodo Timbul Saragih Manihuruk, Marolob Hasiholan Manihuruk) anaknya dengan telapak tangan sendiri.
Hingga usia 77 tahun, suami dari Anta Br Damanik (78) ini, masih sehat-sehat dan tetap melayani di GKPS Hutaimbaru. Bahkan ingin pensiun dari “siparambilan” di GKPS Hutaimbaru, namun Majelis GKPS Hutaimbaru tak mengijinkannya.
St Berlin Manihuruk kini diKaruniai 17 Pahompu (cucu), 10 cucu laki-laki, 7 cucu perempuan. Pada 27 Desember 2018 lalu, St Berlin Manihuruk/ Anta Br Damanik telah mendapat “Panganan Namalum” dari anak-anaknya.
Suatu berkat Tuhan yang luar biasa, jika hingga Usia 77 tahun ( 7 September 2020) St Berlin Manihuruk diberikan kesehatan yang luara biasa oleh Tuhan Maha Pengasih.
Selamat Ulang Tahun Ayah Kami Tercinta St Berlin Manihuruk. Sosok Ayah yang Kami Kagumi Yang Menanamkan Kami Kejujuran dan Semangat Perjuangan Hidup dan Kesetiaan Dalam Pelayanan.
Pernah Masuk Buletin AB GKPS Mei 2015 Dalam Rubrik “Hanima do Saksing Ku”.
Goran : St Berlin Manihuruk
Tubuh : Haranggaol, 7 September 1943
Jemaat : GKPS Hutaimbaru, Resort Tongging, Distrik III
Ayat Omas : Roma 12: 12
Doding Harosuh: Haleluya No 355: 1+4
Pangidagion : -1967-1970 Guru Sekolah Minggu
-1967-1970 Guru Sekolah Minggu
-1983-1987 Tarpillit Jadi Syamas
-1983-1987 Guru Sekolah Minggu
-1987 Tarpillit Jadi Sintua
-1990-1995 Pengurus GKPS Resort Tongging
-1995- Ipasupasu Jadi Sintua
-1995-2000-2005 Tarpillit Jadi Pengantar Jemaat GKPS Hutaimbaru
-1995-2000 Perutusan Sinode Bolon
¬-2005-2010-Tarpillit Use Perutusan Sinode Bolon
Motto Hidup : “Maju Tak Gentar, Membela yang Benar”.
(Penulis Asenk Lee Saragih, Anak Kelima Dari 9 Bersaudara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar