Pelaku Pembunuhan “Anak Namboru”?
Foto-Foto Dari FB(Alm) Maya Ambarita. |
BERITAKU-Kematian itu adalah ajal semua umat manusia. Namun kematian yang tidak wajar, merupakan misteri kehidupan manusia. Pada Selasa dini hari, tepatnya 13 November 2018 Pukul 06.30 WIB, kediaman Diperum Nainggolan (38) di Jalan Bojong Nangka 2 RT 002 RW 07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, mendadak mencekam. Diparum Nainggolan, istrinya Maya Boru Ambarita dan kedua anaknya Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7) ditemukan tak bernyawa.
Masyarakat Kota Bekasi, Jawa Barat pun gempar. Bahkan masyarakat Indonesiapun gempar dibuatnya. Pembunuhan satu keluarga ini dalam dua hari jadi misteri. Aparat kepolisianpun harus bekerja keras untuk menelusuri jejak-jejak pelaku pembunuhan sadis ini.
Airmata tangisan keluarga dari keluarga korbanpun terus berderai. Mereka tak kuasa melihat sosoj jenazah ke empat korban yang terbujur kaku. Meninggalnya tak wajar, karena dilakukan pelaku secara sadis.
Saat ditemukan tak bernyawa, Diperum Nainggolan dan Maya diduga tewas digorok. Sedangkan dua buah hatinya diduga dibekap dan dicekik oleh pembunuh sadis itu.
Polisipun mengumpulkan saksi-saksi untuk dimintai keterangan. Setidaknya polisi memintai keterangan dari 12 saksi.
Berdasarkan data yang dirilis Polisi, saksi-saksi yang dimintai keterangan yakni 1. dr. FEBY LOFA RUKIANI, Sibolga, 12 Feb 1983, islam, dokter, Jalan Harun No. 4 Rt. 003/010 Kelurahan Jatirahayu. 2. ARIS SUSANTO, Lebak 11 April 1983, Islam, Karyawan Swasta, Kampung Pedurenan No. 69 Rt. 001/06 Kel. Duren Jaya Kecamatan Bekasi Timur. 3. SULISTIYANTI, Sleman 08 Juli 1972, Islam, Mengurus Rumah Tangga, Jalan Bojong Nangka 1 No. 58 Rt. 002/07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati.
Kesaksian mereka, pada Pukul 03.30 WIB Selasa (13/11/2018), Saksi 1 (Feby Lofa) melihat gerbang kontrakan sudah terbuka dan televisi di ruang korban menyala. Namun saat saksi memanggil korban dari luar rumah namun tidak ada jawaban. Sempat menelepon tapi tidak diangkat. Kemudian saksi 1 ke kembali ke kontrakan.
Dan pada pagi hari saksi Feby Lofa hendak berangkat kerja sekitar Pukul 06.30 WIB. Korban belum bangun akhirnya Feby Lofa curiga dan penasaran akhirnya membuka jendela. Kemudian saksi lihat keruangan korban melalui jendela dan melihat korban sudah tergeletak dan terlihat darah.
Kemudian Feby Lofa memanggil saksi 2 (Aris Susanto) dan saksi 3 (Sulistiyanti) kemudian saksi untuk melihat jendela bersama-sama lalu melaporkan hal tersebut kepada Ketua RT dan Polsek Pondok Gede.
Polisi selanjutnya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan sadis di Bekasi. Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto menyebut tidak ada barang yang hilang. "Sementara ini kita kecenderungannya bukan ekonomi," kata Indarto secara terpisah.
Polisipun melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan satu keluarga di Bekasi. Polisi mengamankan benda-benda yang diduga dipegang pelaku.
"Saat mendapat laporan, rekan-rekan di wilayah bersama Subdit Jatanras Polda Metro langsung mensterilkan lokasi kemudian melakukan olah TKP. Hasil olah TKP-nya belum, tetapi diamankan barang-barang yang diduga dipegang pelaku," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada detikcom, Selasa (13/11/2018).
Dedi menjelaskan Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) akan memeriksa benda-benda tersebut. Namun Dedi tidak menyebutkan benda-benda yang dimaksud.
"Nantinya itu (benda-benda yang diduga dipegang pelaku) akan diperiksa Inafis. Saya tidak bisa sebutkan apa-apa saja," ujar Dedi.
Sementara itu, jenazah para korban telah dibawa ke RS Polri Kramat Jati pada pukul 11.00 WIB. "Pukul 11.00 WIB dibawa ke RS Polri Kramat Jati," kata Staf Humas Polresta Bekasi Ipda Joko Pris di lokasi.
Ahli Psikologi Forensik dan Dosen PTIK, Reza Indragiri, mengatakan pelaku pembunuhan satu keluarga di Kota Bekasi miliki emosi yang sangat dahsyat. Pelaku menghabisi para korban dengan cara cukup sadis dengan menyayat leher dan menghabisi anaknya dengan cara membekap mulut.
Ahli Psikologi Forensik dan Dosen PTIK, Reza Indragiri, mengatakan pelaku pembunuhan satu keluarga di Kota Bekasi miliki emosi yang sangat dahsyat. Hal ini dilihat dari cara pelaku menghabisi para korban dengan cara cukup sadis dengan menyayat leher dan menghabisi anaknya dengan cara membekap mulut.
"Diduga motif emosional, tapi menariknya, dari empat orang korban tersebut, bisa kita pilah, berdasarkan cara pelaku menghabisi nyawa mereka. Dua orang korban orang dewasa dibacok di daerah leher, dan dua orang lainnya dibekap. Ternyata pelaku emosinya sangat dahsyat. Kita tarik kesimpulan, dalam situasi pelaku ini memiliki kendali emosi yang baik, memiliki kendali diri yang cukup matang. Sehingga bisa memilih (cara menghabisi) korban seperti apa akan dia habisi," kata Reza, Selasa (13/11/2018) malam.
Dimakamkan di Samosir
Pada Rabu (14/11/2018), sekitar pukul 08.25 WIB, peti jenazah yang semula sudah ditutup kembali dibuka untuk dilihat keluarga dari pihak perempuan dan kerabat korban yang datang ke Rumah Duka Gereja Oikumene Lahai Roi, Pasar Rebo, Cijantung, Jakarta Timur.
Keluarga dan kerabat mengelilingi keempat peti jenazah. Salah seorang keluarga dari pihak perempuan, Krisman Damanik, menjelaskan setelah ini akan dilanjutkan dengan ibadah dan acara adat. "Setelah ini, pukul 09.00 WIB ada acara adat terlebih dahulu," kata Damanik.
Kemudian, 4 jenazah keluarga Diperum Nainggolan diterbangkan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Kualanamu. Jenazah keluarga Diperum akan dimakamkan di Samosir. “Pukul 12.00 WIB diterbangkan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Kualanamu," jelas Damanik.
Bupati Samosir Rapidin Simbolon atas nama Pemerintahan Kabupaten Samosir dan masyarakat Samosir berduka "Pembunuhan satu keluarga di Bekasi". Bupati Samosir Rapidin Simbolon Kamis Pagi (15/11/2018)menyambut jenajah korban di kampung halamannya Hariara Tolu, Desa Parsaoran I, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.
Bupati Samosir Rapidin Simbolon dalam penyampaian ucapan duka menyampikan Turut Berduka Cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban.
“Kita memohon agar kepolisian bisa menemukan pelakunya dan diberikan hukuman yang setimpal dengan perilaku yang sangat sadis ini. Semoga arwah para korban pembunuhan diterima disisiNya,” ujarnya.
Pelaku MH Ditangkap
Mobil Nissan X-trail B 1075 UOC yang hilang dari rumah korban pembunuhan di Bekasi akhirnya ditemukan di sebuah kontrakan di kawasan Cikarang dan kemudian diamankan di Mapolrestro Bekasi Kota, Kamis (15/11/2018).
Tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bekasi, membekuk HS, terduga pelaku pembunuhan sadis satu keluarga, di Jalan Bojong Nangka RT 02 RW 07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondokmelati, Kota Bekasi.
Foto diduga berinisial HS (Haris Simamora) kini sudah beredar ramai disosial media dan group WA. Ada yang menuliskan pelakunya bernama Fergison Simamora. Ada juga yang menuliskan haris Simamora. Hingga Kamis (15/11/2018) pagi, belum ada pernyataan resmi dari kepolisian soal identitas HS yang diamankan Polisi itu.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, kronologi penangkapan terduga pelaku HS bermula ketika tim gabungan Subdit Jatanras dan Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya serta Reskrim Polres Metro Bekasi, menemukan mobil Nissan X-Trail Nissan X-Trail B 1075 UOQ, milik kakak korban Diperum Nainggolan (38), di sebuah rumah indekos, di kawasan Cikarang.
"Kami mengidentifikasi, kami melihat siapa yang membawa mobil tersebut, kami mendapatkan itu ternyata dibawa saudara juga berinisial HS," ujar Argo, Kamis (15/11/2018).
Dikatakan, penyidik kemudian melakukan pendalam dan mencari keberadaan HS, karena ternyata tidak berada di tempat indekos itu. "Kemudian kami cari, kami lidik keberadaan HS ada di mana. Kami dapat info dari masyarakat, ternyata HS ini dia ada di Garut," ungkapnya.
Sejurus kemudian, tim gabungan berangkat menuju Garut, Jawa Barat. Tak butuh waktu lama, penyidik menemukan HS berada di sebuah kaki Gunung Guntur, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Di sana dia berada di saung atau rumah, akhirnya kami mendapatkan yang bersangkutan ada di sana. Katanya akan mendaki gunung. Setelah kami geledah tasnya, kami menemukan kunci mobil merek Nissan, HP, dan uang sekitar Rp 4 juta. Akhirnya yang bersangkutan dibawa ke Jakarta untuk diinterogasi," katanya.
Argo menuturkan, penyidik masih mendalami dugaan keterkaitan HS dengan kasus pembunuhan sadis itu, melalui scientific investigation -pemeriksaan laboratorium-. Sebab, HS tidak mengakui perbuatannya.
"Yang bersangkutan masih mengelak, artinya bahwa dia (mengaku) tidak melakukan apa-apa. Tapi ini penyidik yang akan dalami. Nanti kami cek hasil Labfor," tegasnya.
Menurutnya, penyidik dan tim Inafis Polda Metro Jaya tadi pagi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara di mobil Nissan X-Trail. Pada saat pemeriksaan penyidik menemukan dua handphone korban yang ada bercak darahnya.
"Tadi pagi kami sudah melakukan olah TKP di mobil, ternyata kita temukan HP korban dua buah ada di situ, ada darahnya di HP tersebut di-swap, artinya kita ambil untuk Labfor. Kemudian, di gagang pintu kanan juga ada darah di sana, itu juga kita ambil. Kemudian di karpet bawah sopir juga ada darah, kita ambil juga. Lalu di pedal gas ada darah, itu juga kita ambil semuanya. Kemudian juga ada di seatbelt ada darah, juga kita ambil," jelasnya.
Argo melanjutkan, penyidik juga sudah mengambil kuku dari terduga pelaku HS untuk diperiksa di laboratorium.
"Pada kuku ada noda hitam, diambil itu untuk Labfor akan dicek apa itu darah atau bukan. Selain itu juga, HS ini ada luka di jari telunjuk tangan. Yang bersangkutan pada jam 05.00 pagi, (sempat) berobat ke klinik di dekat kos-kosannya di sana, di Cikarang, sekitar 500 meter dari kos untuk obati jari. Ditanya perawat, mengaku ke perawat jatuh," katanya.
Ia menambahkan, penyidik juga menemukan celana hitam panjang bernoda darah ketika menggeledah kamar indekos HS.
"Ini semua sudah kita ambil darahnya sebagai sampel dan akan kita cocokkan. Nanti labfor menggunakan pemeriksaan ilmiah. Kita tunggu hasil Labfor darah yang di mobil, darah yang ada di tempat kos dan darah yang ada di TKP, apakah ada kesamaan atau tidak," tandasnya.
Motif Pembunuhan
Motif pembunuhan polisi belum memberikan keterangan resmi kepada media. Namun dari tulisan yang sudah menyebar di sosial media dan group media sosial, motifnya ceritanya saat kontrakan milik Doglas Nainggolan (abang Diperum Nainggolan) di Pondok Melati itu dikelola oleh Fergison Simamora (pelaku).
Namun 5 tahun terakhir manajemen diserahkan ke Diperum Nainggolan (adik kandung dari Doglas Nainggolan). Diperum ini Jemaat HKBP Jatikramat, Bekasi, jabar. Namun kedua anaknya sekolah minggu di GBI Taminisquare (Rayon 1).
Ditangan Diperum Nainggolan, kontrakan ini semakin maju dan dikelola secara profesional. Pergantian manajemen dari awal telah menimbulkan dendam di hati pengelola lama (F Simamora).
Dendam itu ia lampiaskan Selasa dini hari, tepatnya 13 November 2018 Pukul 06.30 WIB, kediaman Diperum Nainggolan (38) di Jalan Bojong Nangka 2 RT 002 RW 07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat dengan terbunuhnya Diperum Nainggolan dan keluarga kecilnya.
Bahkan Haris atau Fergison Simamora disebut-sebut merupakan keluarga dekat korban yakni “Anak Namboru”. Aksi sadis itu memang diluar logika. Sehingga polisi perlu mengungkap motif pembunuhan yang dilakukan HS ini.
Ada pesan moral yang disampaikan Pendeta saat memberangkatkan jenazah ke Samosir. “Jangan pernah simpan dendam sebab dendam hanya akan menciptakan kebencian baru yang akan diikuti peperangan baru yang tidak berkesudahan”.
Kita pembaca media ini, mari dalami Tuhan supaya kita mudah mengampuni, tidak ada dendam dan kepahitan sekecil apapun, dan jadilah pribadi yang merdeka!. Cukuplah Diparum Nainggolan menjadi kasus buruk terakhir di Negeri Ini.
Selamat Jalan Diparum Nainggolan, Maya Boru Ambarita, Adik Sarah Boru Nainggolan dan Adik Arya Nainggolan. Kalian Sudah Bahagia Bersama di Surga Bersama Allah Bapa, Amin. Kepada Pelaku Mari Doakan Untuk Bertobat. (Berbagai Sumber/Asenk Lee Saragih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar