Garoga
Tigaras: Pantai Danau Toba Garoga Tigaras, Simalungun tampak dipadati wisatawan
domestik di saat hari libur dan hari-hari biasa. Foto-foto Rosenman
M/Harian Jambi
MELONGOK PESONA
DANAU TOBA (2)
Danau
Toba terkenal dengan luas danaunya. Danau Toba merupakan danau terluas di Indonesia
dan nomor dua terluas di dunia. Danau Toba banyak menyimpan obyek wisata karena
panoramanya yang indah. Salah satunya adalah pemandian Danau Toba di Garoga,
Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera
Utara.
ROSENMAN
M, Jambi
Danau
Toba di Garoga, Tigaras kini menjadi obyek wisata alternatif di Kabupaten
Simalungun. Obyek wisata Garoga Tigaras kini lebih ramai dikunjungi wisatawan
lokal di saat hari libur tiba, maupun hari-hari biasa.
Panorama
Garoga Tigaras yang juga didukung semenanjung (Tanjung Unta) salah satu daya
tarik baru obyek wisata andalan masa depan di pinggiran Danau Toba, Kabupaten
Simalungun.
Akses
jalan menuju Pantai Garoga Tigaras dari Medan Sumatera Utara, Siantar, Parapat
cukup memadai. Transportasi darat menuju Garoga Tigaras juga mudah. Infrastruktur jalan ke dan dari Garoga Tigaras menuju Parapat,
Siantar dan Medan sudah baik.
Bahkan
jarak tempuh dari Bandara Kuala Namu, Deli Serdang nantinya bisa ditempuh
dengan waktu tiga 2 jam. Akses jalan dari Bandara Kuala Namu ke Garoga Tigaras
bakal melewati jalan tol sesuai dengan rencana Pemerintah Sumatera Utara guna
memudahkan akses wisatawan ke Danau Toba.
Pantai
Garoga Tigaras merupakan obyek andalan Kabupaten Simalungun masa depan selain
Parapat dan Haranggaol. Panorama Garoga Tigaras tidak kalah menariknya dengan Pantai
Parapat. Garoga Tigaras masih natural dengan bebatuan khas Danau Toba.
Delfi
S br Saragih, seorang pedagang makanan dan minuman musiman di Garoga Tigaras
saat ditemui Harian Jambi baru-baru
ini mengatakan, kini pemandian Danau Toba Garoga Tigaras banyak dikunjungi
wisatawan lokal.
“Setiap
hari libur banyak wisatawan lokal yang mengisi liburan ke sini. Minat wisatawan
lokal lebih tertarik ke Garoga Tigaras daripada Haranggaol dan Parapat. Garoga
merupakan obyek wisata alternatif di Danau Toba Simalungun,”katanya.
Hal
sedana juga dikatakan Wilson Purba, wisatawan lokal asal P Siantar. Menurutnya,
pemandian Garoga Tigaras jadi alternatif
di Simalungun. Jalan ke Garoga lebih baik dibandingkan ke Haranggaol atau
Parapat.
Pengamatan
Harian Jambi menunjukkan, ribuan wisatawan
lokal memadati pemandian Danau Toba garoga Tigaras. Wisatawan banyak berasal
dari daerah Siantar, Simalungun, Medan dan Kabanjaha, Kabupaten Karo.
Kunjungan
wisatan lokal ke Garoga Tigaras berdampak positif bagi warga sekitar. Retribusi
parkir, pedagang makanan, minuman mengalami omzet
setiap hari libur tiba.
Namun
obyek wisata tersebut masih kurang ditata dengan baik, seperti minimnya arena
bermain, tempat beristirahat serta jalan menuju pantai Danau Toba Garoga
Tigaras harus dimaksimalkan guna menarik minat wisatawan. (*/lee)
****
Sekilas Danau
Toba
Danau Toba adalah
sebuah danau
vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia
dan Asia Tenggara.
Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Menurut Wikipedia
ensiklopedia bebas, Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting
di Sumatera Utara selain Bukit Lawang, Berastagi
dan Nias,
menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Diperkirakan Danau
Toba terjadi saat ledakan
sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super)
yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner
dari Michigan Technological University
memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak
2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³.
Abu vulkanik yang
diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup
angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika
Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya
mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian ini
menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan.
Menurut beberapa bukti DNA,
letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah
populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga
ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah letusan
tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang
sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar
menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Tim peneliti
multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr Michael Petraglia,
mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa
telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli
geologi di selatan dan utara India.
Di situs itu
terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung
berapi (supervolcano) Toba pada
74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan
abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran
abunya.
Selama tujuh tahun,
para ahli dari Oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India,
untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan
di padang yang gundul.
Daerah dengan luas
ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang
belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini
ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran debu
gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari
sebuah erupsi supervolcano purba,
yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti
bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2.100 titik.
Sejak kaldera kawah
yang kini jadi Danau Toba di Indonesia, hingga 3.000 mil, dari sumber letusan. Bahkan
yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga
Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super
gunung berapi Toba kala itu. (net/lee) (HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI SELASA 15 APRIL 2014)
Tugu Perjuangan Tigaras Simalungun |
Tanjung Unta Tigaras |
Rosenman Manihuruk saat mengitari lintas jalan Danau Toba di Simalungun |
HARIAN JAMBI EDISI CETAK PAGI SELASA 15 APRIL 2014 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar