Jambi, BATAK POS
Sulitnya mencari pekerjaan yang laik bagi seorang wanita, ternyata tidak mudah di Kota Jambi. Sejumlah wanita di Jambi menancapkan tekatnya untuk menggeluti profesi yang kebanyakan dilakukan pria. Alasan membantu ekonomi keluarga menjadi pilihan para wanita-wanita “perkasa” itu.
Penelusuran BATAK POS di Kota Jambi, Kamis (4/6) setidaknya ditemukan lima wanita yang menggeluti profesi kebanyakan pria. Mereka mengaku senang dan bertanggung jawab terhadap profesi yang mereka lakukan.
Rahmawati, wanita kelahiran 31 Desember 1963 ini misalnya. Dirinya sudah menjalankan profesinya selama tujuh tahun sebagai tukang ojek di kawasan TAC, Telanaipura Jambi.
“Pekerjaan sebagai tukang ojek mau tidak mau harus menguras fisik. Lah biasa. Yang penting halal. Saya tidak memilih-milih kerja demi ekonomi keluarga. Soal penumpang semuanya saya antar,”katanya.
Menurutnya warga Jalan Sunan Gunung Jati, Kenali Asam Bawah, Kotabaru Jambi ini, profesi tukang ojek ditekuni dari lingkungan rumah tahun 2002 lalu. Saat itu sudah sering antar jemput rekan-rekan maupun tetangga.
Eli Agustina (40) dan Yuli (42) juga harus rela menjadi tukang parkir di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Jambi. Bagi Eli profesi tukang parkir harus dijalaninya untuk membantu ekonomi keluarga. Dirinya dulu berprofesi sebagai pedagang asongan. Namun karena modal tipis, banting setir jadi tukang parkir.
Hal yang sama juga singgah kepada Yuli. Menurut ibu rumah tangga yang tinggal di Broni Jambi ini, menggeluti profesi sebagai tukang parkir jalanan, tidaklah canggung.
“Pekerjaan tukang parkir tidaklah hina. Ini pekerjaan halal. Honor sebagai tukang parkir lumayanlah untuk membantu ekonomi rumah tangga. Sumi juga profesinya tukang ojek. Sulitnya hidup ini harus dijalani dengan gigih,”katanya.
Wanita yang menggeluti pada umumnya dilakukan pria juga dilakoni Eli Farida (28), Komandan Regu Polisi Pamong Praja Kota Jambi, Diana Magdalena (25) satuan pengamanan (Satpam) salah satu supermarket di Pasar Jambi.
Eli Farida mengaku memiliki pengalaman saat kejar-kejarang dengan para gelandangan pengemis (Gepeng). Diana justru pengalaman saat menggeledah semua karyawan saat adanya kehilangan di super market tempatnya bekerja.
Sementara wanita ‘Perkasa” di Kota Jambi yang menjadi Kepala Kepolisian Sektor (Polsek) yakni AKP H br Sianturi. Dirinya merupakan satu-satunya kini Polwan yang menjabat Kapolsekta di Provinsi Jambi.
Tugas berat yang dihadapinya selama menjabat Kapolsekta Kotabaru Jambi yakni kasus terbakarnya Kantor KPUD Kota Jambi yang diduga imbas dari Pilkada Kota jambi Agustus 2008 lalu.
Kemudian sengketa Pemilu Legislatif April 2008. Kecamatan Kotabaru merupakan mata pilih paling bayak yakni mencapai 80 ribu lebih dengan kawasan paling luas Polsekta di Jambi. ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar