Teliti Komplek Percandian Muarojambi
Jambi, MR-Sebanyak 80 mahasiswa jurusan Arkeologi dari Universitas
Indonesia (UI) dan Universitas Jambi melakukan eskavasi di komplek Percandian
Muarojambi selama tiga bulan. Penelitian yang dilakukan itu juga didampingi
empat dosen Arkeolog dari UI. Mereka menggali lebih dalam lagi tentang sejarah
besarnya Kerajaan Sriwijaya di Jambi.
Rektor Unja Dr Aulia Tasman kepada Media Regional
disela-sela penjemputan Pejabat Gubernur Jambi DR Irman Dr.Ir.Irman M.Si dan
Istri Aslinah Irman di VIP Bandara Suntan Thaha Jambi, Kamis (6/8/2015)
mengatakan, hingga tanggal 13 Agustus .
mahasiswa UI dan UNJA melakukan eskavasi di Candi Muarajambi berlokasi di Candi Kedaton.
“Selama ini kegiatan PKL mahasiswa jurusan Arkeologi banyak
melakukan penelitian kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Ternyata masih ada
kerajaan yang lebih besar dari Majapahit yakni Kerajaan Sriwijaya di Jambi.
Jadi sejak tiga tahun lalu, UI dan UNJA melakukan PKL penelitian di komplek
Percandian Muarojambi,” katanya.
Disebutkan, dari hasil penggelian tiga tahun lalu banyak
ditemukan peninggalan-peninggalan sejarah oleh mahasiswa tersebut. “Jadi tidak
ada alasan bahwa Kerajaan Sriwijaya ada di Jambi. Hal itu berdasarkan hasil
penelitian, walau belum dapat disimpulkan. Jadi anak-anak kita dari UNJA dan UI
program studi arkeologi semester tiga dan lima melakukan praktek eskavasi,”
katanya.
Disebutkan, eskavasi mahasiswa UI sebanyak 45 orang memasuki
tahun ke-3, sementara mahasiswa Unja 35 orang baru tahun ke-1 setelah
terbentukknya prodi Arkeologi di Unja
yang memasuki semester 3 (Pra latihan eskavasi).
yang memasuki semester 3 (Pra latihan eskavasi).
Mahasiswa itu didampingi dosen jurusan arkeologi. Mereka
melakukan penelitian dan tidur di komplek percandian Muarojambi. Mahasiswa dan
Dosen itu akan meneliti benda-benda bersejarah yang perlu diteliti dan akan
membuka fakta sejarah Kerajaan Sriwijaya di Jambi.
“Kegiatan ini juga didukung penuh oleh organisasi sosial
Masyarakat Peduli Candi Muarojambi (The Society of Muarojambi Temple/The SOMT)
yang Ketua Badan Pembina The SOMT, Hidayat (Pengusaha Kopi AAA Jambi). Kita
mengucapkan terimakasih atas dukungan tersebut,” ujarnya.
Peduli Candi Muarojambi
Ketua Badan Pembina The SOMT, Hidayat mengatakan, bahwa ada
18 negara Budhis di dunia, dan para pemuka agamanya pada saat itu belajar agama
di Jambi, tepatnya di Candi Muarojambi.
“Bagaimana mengupayakan masyarakat Budhis di 18 negara ini dapat melaksanakan napak tilas ke Candi Muarojambi, ini sesuatu yang sangat positif bagi Provinsi Jambi bila dapat terlaksana. Candi Muarojambi juga merupakan jejak peradaban Agama Budha di Sumatera,”katanya.
“Bagaimana mengupayakan masyarakat Budhis di 18 negara ini dapat melaksanakan napak tilas ke Candi Muarojambi, ini sesuatu yang sangat positif bagi Provinsi Jambi bila dapat terlaksana. Candi Muarojambi juga merupakan jejak peradaban Agama Budha di Sumatera,”katanya.
“Selama ini the SOMT telah banyak berbuat untuk
memperkenalkan situs Candi Muarojambi. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan
The SOMT diantaranya menjalin kerja sama dengan Pemerintah India, khususnya
wilayah Nelanda yang memiliki kesamaan, sebab di sana ada prasasti tentang
ajaran agama Budha yang juga terdapat di situs Candi Muarojambi tersebut,” ujar
Hidayat.
Menurut Hidayat, di kawasan situs percandian Muarojambi
terdapat Candi Astano, Candi Tinggi, Candi Gumpung, Candi Kembar Batu, Candi
Gedong, Candi Kedaton dan Candi Koto Mahligai dan dilihat dari arsitekturnya,
bangunan tersebut merupakan peninggalan kebudayaan Budha pada abad IV dan V
Masehi.
“Perkumpulan Masyarakat Peduli Candi Muarojambi, dimaksudkan
untuk membentuk kelompok komunitas (Criticall Mass) ke seantero dunia dari
mereka-meraka yang peduli pada Candi Muarojambi dalam bentuk penggalian
sejarahnya, arsiteknya, sebagai tujuan wisata, arkeoloi, ekonomi, budaya,
politik, social, dan sebagainya,”katanya.
Dikatakan, The SOMT pada prinsipnya tidak berbuat apa-apa
terhadap fisik keberadaan Candi Muarojambi. Berkaitan dengan fisik candi
sepenuhnya wewenang Dinas Purbakala dan Dinas Pariwisata.
“Tujuan utama pembentukan the SOMT yang pertama bagaiamana
Candi Muarojambi diakui UNISCO sebagai warisan dunia (world Herritage).
Kemudian banyak turis baik domestik maupun asing yang datang mengunjungi Candi
Muarojambi,”katanya. (Asenk Lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar