Senin, 11 Juli 2011

Ketika PLN, PDAM dan Pertamina Sengsarakan Masyarakat Kota Jambi

Antrian Kenderaan di Sejumlah SPBU di Kota Jambi, Senin 11 Juli 2011. Foto Rosenman Manihuruk (Asenk Lee Saragih)

Jambi, BATAKPOS

Lengkap sudah penderitaan puluhan ribu masyarakat Kota Jambi. Pasalnya tiga badan usaha milik pemerintah yakni PLN, Pertamina serta PDAM di Kota Jambi melumpuhkan ekonomi serta aktivitas warga Kota Jambi sejak Jumat (8/7/11) hingga Minggu (10/7/11). Betapa tidak, aliran listrik padam, air PDAM mati, ditambah lagi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) langka.

Pasca meledaknya gardu induk PLTD kekuatan 55 MW milik PLN di Payo Silincah, Jambi Timur, Kota Jambi, Jumat (8/7) sekitar pukul 11.30, berdampak buruk bagi ratusan ribu masyarakat Kota Jambi.

Masyarakat yang berdampak langsung dari padamnya listrik itu yakni di Kecamatan Jambi Timur, Jambi Selatan, Pasar Jambi, Jelutung, Kotabaru dan sebagian di Kecamatan Telanaipura. Padamnya listrik itu juga berdampak matinya saluran air PDAM .

Selain kedua persoalan itu, puluhan ribu warga Kota Jambi juga disulitkan dengan langknya BBM di seluruh SPBU dalam Kota Jambi. Tiga hari terakhir masyarakat Kota Jambi cemas bahkan bingung akan beraktifitas karena ketiga kebutuhan vital tersebut.

Masyarakat Jambi mengeluh, menangis dan bingung akibat kelangkaan BBM, padamnya listrik serta matinya air PDAM. Sementara pihak PLN, Pertamina serta PDAM hanya minta maaf atas kejadian tersebut tanpa memberi solusi.

Pengamat Ekonomi Jambi, Pantun Bukit di Jambi, Minggu (10/7) mengatakan ekonomi Jambi terganggu akibat kondisi tersebut. “Hal ini berdampak buruk pada ekonomi, jika tidak segera diatasi, ekonomi Jambi tidak stabil,” katanya.

Menurut Pantun, kejadian ini hendaknya menjadi perhatian serius pemerintah. Kelangkaan BBM, matinya listrik dan air PDAM sangat menggangu stabilitas ekonomi Jambi, karena itu pemerintah diminta jangan berpangku tangan dan hanya minta maaf lewat media.

“Pemerintah tidak boleh berpangku tangan, jangan hanya menunggu serta minta maaf. Harus ada solusi secepatnya agar masyarakat tidak resah. Keresahan masyarakat ini bisa jadi pemicu konflik dan fatal akibatnya,”ujarnya.

Disebutkan, padamnya listrik berdampak pada sejumlah industri rumah tangga seperti bisnis makanan ringan, foto copi dan beberapa perusahaan kecil terpaksa tidak beraktivitas. “Memang matinya listrik bukan disengaja, tapi harus ada solusinya. Jangan PLN hanya menunggu instruksi dari pusat, harus dikejar solusi lainnya,” kata Pantun.

Disebutkan, seharusnya sudah dari dulu energi batubara dimemanfaatkan untuk pembangkit listrik. Jika terjadi hal-hal seperti ini, pemerintah punya antisipasi.

“Batubara Jambi jangan hanya dijual keluar dengan harga murah, lebih baik dimanfaatkan untuk pembangkit listrik,” ujarnya.

Sementara tidak berjalannya air PDAM karena listrik mati, seharusnya tidak terjadi. Sangat tidak baik jika perusahaan sekelas PDAM hanya mengandalkan listrik PLN. Seharusnya, perusahaan ini mempunyai pembangkit sendiri untuk menjalankan mesinnya. ruk

Tidak ada komentar: