Polisi Diminta Tidak Mengenakan Seragam
Jambi, BATAKPOS
Kepala Disdik Provinsi Jambi, Idham Kholid. Foto Rosenman Manihuruk
Sebanyak 35.049 siswa tingkat SMA di Provinsi Jambi siap akan melakukan ujian nasional (UN) pada 16-18 April mendatang. Jumlah tersebut terdiri dari tingkat SMA dan MA sebanyak 25.722 orang, sisanya, 9.327 orang berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Sementara untuk pengawas ujian, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jambi menurunkan sebanyak 3.101 pengawas. Sebanyak 2.580 pengawas ruangan yakni dari guru dan 521 pengawas satuan pendidikan atau pengawas independen.
Demikian dikatakan Kepala Disdik Provinsi Jambi, Idham Kholid didampingi Kabid Dikmen Disdik Provinsi Jambi, Martunis di ruang kerjanya, Kamis (12/4). Disebutkan, kalau pengawas satuan pendidikan, satu sekolah satu pengawas. Mereka adalah pengawas dari panitia UN yakni dari Universitas Jambi (Unja).
Namun Idham Kholid, belum mengetahui berapa jumlah anak tuna netra yang mengikuti UN pada tahun ini. Dia hanya mengatakan, anak tuna netra yang ikut UN pada tahun ini lebih banyak dari pada tahun 2011. “Saya lupa, yang jelas pada tahun ini ada,”katanya.
Sementara kedatangan soal UN tiba di Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jambi 13 April. Namun lokasi tempat soal itu masih dirahasiakan. “Itu masih rahasia. Kita takut dipergunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab,”katanya.
Menurutnya, H-1, soal tersebut sudah di distribusikan ke daerah-daerah. Ia menjamin soal itu tidak akan bocor. “Pokoknya soal tersebut sudah dekat lokasi. Menjemput soal adalah panitian penyelenggara. Untuk antisipasi keterlambatan soal, pihaknya sudah melakukan monitoring. Tidak ada keterlambatan. Semua itu sudah kita antisipasi,”kata Idham Kholid.
Terpisah, Rektor Universitas Jambi (Unja), Aulia Tasman mengatakan, pihaknya yang akan melakukan pengamanan sudah siap. Disebutkan, pihak Unja sendiri yang terpiih menjadi pengawas independen sudah mengirimkan bahan-bahan.
Polisi Jangan Gunakan Seragam
Ketua Dewan Pendidikan Kota Jambi, Mukhtar meminta agar aparat kepolisian yang ditempatkan di sekolah untuk pengamanan pelaksanaan UN, harus dapat menyesuaikan dengan guru.
“Aparat kepolisian sebaiknya tidak menggunakan seragam. Alangkah lebih bagusnya dapat menyesuaikan guru. Misalnya memakai dasi, jas atau lainnya,”katanya.
Hal itu dilakukan untuk menjaga mental siswa agar tidak down ketika dalam mengikuti pelaksanaan UN. Menurut Mukhtar, dengan adanya ikrar UN jujur dan berprestasi yang telah dideklarasikan beberapa hari lalu, justru semangat kejujuran akan kurang optimal jika masih ada penempatan aparat kepolisian di sekolah pada waktu UN.
“Kalau tidak ada penempatan aparat kepolisian, itu sebenarnya lebih baik. Namun guna mengantisipasi adanya hal yang tidak diinginkan, penempatan aparat kepolisian cukup perlu,”ujarnya.
Kepala Disdik Provinsi Jambi, Idham Kholid mengatakan, penempatan aparat kepolisian di sekolah nanti hanya sebatas pengamanan, bukan dalam hal pengawasan UN jujur. “Kalau untuk proses pengawasan nanti dilakukan tim pengawas. Misalnya jika ada kebocoran soal, itu tanggung jawab pengawas. Untuk Dinas pendidikan sendiri sebagai penyelenggara UN,” katanya. RUK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar