Ketinggian Air Sungai Batanghari 12,98 meter
JAMBI-Curah hujan yang tinggi di Provinsi Jambi selama dua
pekan belakangan menyebabkan Sungai Batanghari mulai meluap. Luapan air Sungai
Batanghari tidak hanya terjadi di daerah hulu sungai, Kabupaten Merangin,
tetapi juga di Kota Jambi.
Pantauan Harian Jambi di Kota Jambi, Minggu (30/11),
ketinggian permukaan air Sungai Batanghari di Kota Jambi sore mencapai 12,98
meter. Ketinggian permukaan air sungai tersebut naik sekitar 2,50 meter
dibandingkan kondisi awal November lalu sekitar 10 meter. Artinya, ketinggian
ini mendekati status siaga empat.
Kepala BPBD Kota Jambi, Ridwan dikonfirmasi Harian Jambi
membenarkan hal tersebut. Ia mengaku terus melakukan kordinasi dengan pihak
kecamatan dan kelurahan untuk memantau ketinggian air di Kota Jambi.
“Pada kondisi saat ini, kami masih menetapkan status waspada
banjir. Namun, bila ketinggian air telah mencapai 13,50 meter maka status siaga
4 akan diberlakukan," ujar Ridwan.
Terkait langkah evakuasi dan tanggap darurat, Ridwan
mengatakan akan mengerahkan semua personil dan perlengkapan pada siaga 3 dan 2
dan saat ketinggian air mencapai 14 meter lebih.
Ia mengimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman
bencana banjir karena menghadapi musim penghujan dengan curah yang cukup
tinggi.
Berdasarkan laporan BPBD Kota Jambi, Minggu siang debit air
Sungai Batanghari telah mencapai ketinggi 12,98 meter, khususnya kawasan Pulau
Pandan dan Legok, Kecamatan Telanaipura Jambi. Air terus merangkak naik hingga
menyisakan 1 sampai 2 meter ke lantai rumah warga.
Meningkatnya luapan Sungai Batanghari menyebabkan beberapa
permukiman warga mulai tergenang seperti tampak di Kelurahan Legok dan beberapa
kelurahan di Seberang Kota Jambi.
Luapan air sungai belum sampai masuk ke rumah warga yang
sebagian besar berbentuk rumah panggung, sehingga warga belum ada yang
mengungsi.
Namun meningkatnya luapan air sungai tersebut membuat
aktivitas warga terganggu. Warga mulai menggunakan sampan kecil untuk ke luar
rumah akibat pekarangan rumah tergenang banjir hingga ketinggian setengah
meter.
Sementara itu Kota Jambi mulai siaga banjir menyusul
meningkatnya luapan Sungai Batanghari. Pos komando (Posko) Siaga Banjir sudah
didirikan di beberapa lokasi daerah aliran sungai (DAS) Batanghari di kota itu.
Petugas posko penanggulangan banjir juga disiagakan 24 jam.
Mereka tersebut secara rutin melakukan patroli ke permukiman warga yang mulai
tergenang banjir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota
Jambi, Ridwan mengatakan, pihaknya hingga Minggu (30/11) sudah siaga banjir.
Posko siaga banjir di tepi Sungai Batanghari, yakni di Pasar
Tradisional Angso Duo, Kecamatan Pasar, Kota Jambi sudah siaga 24 jam. Petugas
yang bersiaga di posko tersebut 12 orang setiap hari.
Dijelaskan, untuk mengantisipasi bencana banjir di Kota
Jambi, pihak BPBD Kota Jambi bekerja sama dengan Badan Search and Rescue
Nasional (Basarnas) Jambi sudah menyiapkan delapan unit tenda pengungsi, dua
unit mobil evakuasi, dua unit perahu karet dan berbagai peralatan lainnya.
“Peralatan penanggulangan banjir yang masih kurang di Kota
Jambi antara lain, mobil tangki air bersih dan dapur umum. Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengirimkan mobil tangki air dan dapur umum
untuk Kota Jambi, Sabtu (29/11),”katanya.
Batanghari Siaga Banjir
Sementara sebanyak tujuh dari delapan kecamatan di Kabupaten
Batanghari, Provinsi Jambi siaga banjir menyusul terus meluapnya Sungai Batanghari
dari daerah hulu hingga hilir. Bila luapan Sungai Batanghari rata-rata 10
centimeter (cm) per hari seperti keadaan sepekan terakhir, ratusan desa di
tujuh kecamatan di Batanghari dipastikan terendam banjir. Desa – desa yang
terancam diterjang banjir di kabupaten yang bertetangga dengan Kota Jambi itu
sebagian besar berada di daerah aliran sungai (DAS) Batanghari.
Kepala Seksi (Kasi) Penanggulangan Bencana Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batanghari, Samral Lubis kepada
wartawan di Muarabulian, Batanghari, menjelaskan, pihaknya sudah mengeluarkan
imbauan kepada seluruh warga di tujuh kecamatan rawan banjir di daerah itu agar
siaga menghadapi bencana banjir. Warga Batanghari yang bermukim di kawasan DAS
Batanghari diharapkan tidak lengah menghadapi ancaman banjir agar tidak sampai
jatuh korban seperti pada bencana banjir di Batanghari awal tahun ini.
“Pantauan kami di lapangan, debit atau ketinggian permukaan
air Sungai Batanghari terus naik sepekan terakhir. Luapan sungai tersebut terus
meningkat akibat curah hujan yang tinggi, terutama di daerah hulu Sungai
Batanghari seperti di Kabuipaten Kerinci, Merangin, Tebo, Bungo dan Sarolangun.
Namun demikian belum ada rumah yang terendam banjir di Batanghari. Kalau luapan
air sungai naik 10 cm per hari, sepekan ke depan tujuh kecamatan di Batanghari
bakal kena banjir,”katanya.
Dijelaskan, mengantisipasi banjir di daerah itu, BPBD
Batanghari terus memantau kenaikan debit Sungai Batanghari. Kemudian berbagai
peralatan penanggulangan banjir juga telah disiapkan. Posko banjir di setiap
kecamatan juga sudah disiagakan. Posko penanggulangan banjir yang disiagakan di
daerah itu, yakni di Kecamatan Batin XXIV, Mersam, Muarabulian, Muaratembesi,
Marosebo Ulu, Marosebo Ilir dan Pemayung.
Camat Marosebo Ilir, Pitoni mengatakan, pihaknya
meningkatkan kesiagaan menghadapi bencana banjir menyusul terus meningkatnya
luapan Sungai Batanghari. Para relawan taruna siaga bencana (Tagana) di
kecamatan itu terus melakukan patroli di DAS Batanghari dan melakukan
penyuluhan kepada warga mengenai kesiapan menghadapi banjir.
“Memang belum ada rumah warga di kecamatan ini yang terendam
banjir. Namun air sungai terus naik. Karena itu segenap jajaran pemerintah
desa, tagana dan warga masyarakat di kecamatan ini siaga banjir. Kami juga
mengimbau warga mengurangi kegiatan di pinggir sungai yang terus meluap dan
arusnya kian deras mencegah jatuhnya korban jiwa,”katanya.
130 Rumah Warga Terendam
130 Rumah Warga Terendam
Sekitar 130 kepala keluarga (KK) warga Desa Muaralimun dan
Pulaupandan, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi hingga Minggu
(30/11) masih bertahan di rumah mereka yang terendam banjir.
Warga belum mau mengungsi karena khawatir harta benda mereka
hilang dicuri orang lain. Supaya bisa bertahan di rumah masing-masing, warga
membuat panggung atau balai-balai di dalam rumah mereka.
Namun demikian pihak Badan Penanggulangan Bencana Darah
(BPBD) Kabupaten Sarolangon telah mengerahkan petugas dan peralatan evakuasi
warga ke dua desa tersebut. Tenda-tenda pengungsi juga sudah didirikan di
beberapa lokasi aman dari banjir.
Kepala BPBD Sarolangun, Ibnu Katsir di Sarolangun, mengatakan, Desa Muaralimun dan Pulaupandan di Kecamatanm Limun, Sarolangun, sekitar 300 Km ke arah barat Kota Jambi, diterjang banjir sejak Selasa (25/11) lalu.
Kepala BPBD Sarolangun, Ibnu Katsir di Sarolangun, mengatakan, Desa Muaralimun dan Pulaupandan di Kecamatanm Limun, Sarolangun, sekitar 300 Km ke arah barat Kota Jambi, diterjang banjir sejak Selasa (25/11) lalu.
Kedua desa yang berada di daerah aliran sungai (DAS) itu
diterjang banjir akibat luapan Sungai Batangasai atau anak Sungai Batanghari di
dua desa itu. Sungai tersebut meluap menyusul hujan deras yang melanda
Sarolangun dan daerah hulu Sungai Batanghari, yakni Kabupaten Kerinci dan
Merangin sejak Selasa pagi.
“Berdasarkan hasil pendataan petugas BPBD Sarolangun di
lapangan, rumah warga yang terendam banjir di Desa Muaralimun dan Pulaupandan
sekitar 130 unit. Rumah warga yang terendam di Muaralimun sebanyak 80 unit dan
di Pulaupandan 50 unit. Ketinggian air yang merendam rumah warga mencapai satu
meter. Namun warga kedua desa belum mengungsi. Masih bisa bertahan di rumah
mereka dengan membuat balai-balai. Kalau banjir naik hingga 1,5 meter kami akan
mengevakuasi warga,”katanya.
Sementara itu Camat Limun, Edward mengatakan, warga yang
terkena banjir di Desa Muaralimun dan Pulaupandan sudah siap – siap mengungsi
jika ketinggian banjir naik lagi lebih satu meter. Warga kedua desa tersebut
sudah diimbau siap – siap mengungsi karena banjir diperkirakan masih naik.
“Warga kedua desa belum mengungsi karena masih sibuk
menyelamatkan barang-barang berharga dan elektronik di rumah masing-masing.
Mereka membuat balai-balai di rumah masing – masing sebagai tempat pengamanan
barang-barang elektronik. Kalau banjir masih naik, warga sudah kami imbau
segera mengungsi,” katanya.
Menurut Edward, banjir yang melanda Desa Muaralimun dan
Pulaupandan, Sarolangun membuat kegiatan warga terganggu. Anak-anak sekolah di
kedua desa tersebut diliburkan. Sedangkan warga menghentikan kegiatan pertanian
mereka karena akses jalan ke lading terendam banjir. Kemudian puluhan hektare
areal tanaman pangan di kedua desa tersebut juga terancam rusak terendam
banjir.
Dua Tewas Terseret Arus
Sementara banjir akibat luapan air sungai di Provinsi Jambi
semakin meluas. Setelah menerjang Kabupaten Sarolangun, banjir juga menghantam
Kabupaten Kerinci.
Bahkan banjir di Kerinci akibat luapan Sungai Batang Merao
menyebabkan ribuan rumah terendam air dan satu orang warga tewas terseret arus
sungai.
Sedangkan di Kabupaten Batanghari, banjir akibat luapan
Sungai Batanghari menyebabkan seorang anak sekolah juga tewas terseret arus
sungai.
Kepala Seksi (Kasi) Tanggap Darurat Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, M Dalmanto menjelaskan, korban tewas
terseret arus sungai di Kerinci, yakni Nisri binti Hasan Basri (60), seorang
lanjut usia (lansia) warga Desa Koto Majidin Mudik, Kecamatan Depati Tujuh,
Kerinci, Jambi.
Korban ditemukan warga sedang mengapung di Sungai
Batangmerao, Rabu (26/11) lalu. Sedangkan korban tewas terseret arus sungai di
Batanghari, Rabu (26/11), yaitu Ari bin Yanto (14), siswa SMP Negeri 19,
Kelurahan Sridadi, Kecamatan Muarabulian, Batanghari. Kedua korban diduga
terseret arus sungai ketika melakukan aktivitas di pinggir sungai yang sedang
meluap.
Menurut Dalmanto, dampak banjir yang paling parah di Jambi sepakan
terakhir terjadi di Kabupaten Kerinci. Banjir akibat luapan Sungai Batangmerao
menyebabkan sekitar 1.000 unit rumah di tiga kecamatan di daerah itu terendam
banjir. Jumlah rumah yang paling banyak terendam banjir terdapat di Desa Kayu
Aro Mangkak, Kecamatan Gunung Kerinci.
Rumah warga yang terendam di desa itu mencapai 350 unit.
Ketinggian air yang merendam rumah warga mencapai satu meter. Namun warga tidak
mengungsi karena banjir mulai surut dan warga rata-rata memiliki rumah
bertingkat dua. Wilayah lain yang terkena banjir di Kerinci, yakni puluhan desa
di Kecamatan Hamparan Rawang dan Depati Tujuh.
Dalmanto mengatakan, seluruh kabupaten kota di Jambi kini
siaga banjir menyusul meluapnya sungai-sungai besar di daerah itu, termasuk
Sungai Batanghari.
Luapan sungai itu terjadi mulai dari daerah hulu Sungai
Batanghari, yakni Kabupaten Kerinci hingga daerah hilir, yaitu Muarasabak,
Kabupaten Tanjungjabung Timur.
“Kami sudah mengimbau seluruh warga Jambi, terutama yang
bermukim di daerah aliran sungai (DAS) meningkatkan kewaspadaan terhadap
banjir. Warga juga kami harapkan mengurangi kegiatan di sungai, baik itu mencari
ikan dan mandi,”katanya.
Dijelaskan, seluruh BPBD kota dan kabupaten di Provinsi
Jambi sudah siaga 24 jam memantau perkembangan banjir. Luapan sungai terus
dipantau setiap saat.
Kemudian seluruh personil taruna siaga bencana (tagana)
sebagai garda terdepan penanggulangan bencana di daerah itu terus melakukan
koordinasi dengan BPBD, pemerintah desa, kelurahan dan kecamatan untuk
mengantisipasi bencana banjir. (lee/oyi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar