Senin, 02 Agustus 2010

Pelestarian Harimau Sumatera Terancam Oleh HTI


Jambi, BATAKPOS

Pelestarian harimau Sumatera (Pantheratigris sumatrae) kini semakin terancam akibat adanya perluasan hutan tanaman industri (HTI) di kawasan hutan penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Konversi atau pengalihan fungsi hutan produksi menjadi HTI di daerah itu menyebabkan habitat harimau Sumatera semakin sempit. Akibatnya, harimau Sumatera semakin sulit bertahan hidup dan berkembang biak.

Hal itu dikatakan Koordinator Program Fauna dan Flora Interasional (FFI), Zoe Cullen kepada wartawan di Jambi, Minggu (1/8). Menurut Zoe, sekitar 61.000 hektare (ha) hutan produksi di Tebo yang selama ini menjadi habitat utama harimau sumatera kini terancam hilang. Hutan produksi itu telah dicadangkan untuk perusahaan HTI PT Lestari Asri Jaya (LAJ).

Menurutnya, populasi harimau sumatera yang hidup di hutan produksi itu mencapai 43 ekor. Harimau sumatera bisa bertahan hidup di kawasan hutan produksi tersebut karena masih mudah mendapatkan makanan, seperti babi hutan dan rusa.

Kata Zoe, bila seluruh hutan produksi itu beralih menjadi HTI, harimau sumatera akan terdesak ke kawasan perkebunan. Kondisi demikian memudahkan para pemburu liar menangkap harimau sumatera. Selain itu, gangguan harimau sumatera terhadap manusia juga akan semakin tinggi.

“Rencana perluasan HTI sekitar 61.000 ha untuk PT LAJ di kawasan habitat utama harimau sumatera di Tebo perlu ditinjau kembali. Hal itu penting terkait keterlibatan Indonesia dalam program penyelamatan harimau dunia,”ujarnya.

Dikatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan mengikuti deklarasi tiga negara mengenai penyelamatan harimau di Rusia September 2010. Negara yang mengikuti deklarasi itu, Indonesia, Nepal, dan India.

“Kehadiran Presiden RI pada deklarasi itu akan hambar dan terkesan sekadar lip service jika pemerintah tetap mengabaikan penyelamatan harimau Sumatera di Jambi,” katanya.

Sementara itu, Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warung Informasi (Warsi) menggalang dukungan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Jambi guna menolak pembukaan Hutan Tanaman Industri (HTI) di kawasan Desa Pemayungan, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi.

Setidaknya 25 LSM di Jambi telah menandatangani serta memberi dukungan terhadap penolakan pembukaan HTI oleh perusahaan Group Sinar Mas. Penolakan itu karena kawasan seluas 460,6 ribu hektare tersebut berada dalam kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) dan sebagian merupakan hutan adat milik warga desa setempat.

Lokasi HTI itu juga sekaligus sebagai habitat berbagai jenis binatang langka dan dilindungi, seperti Harimau Sumatera, Gajah, Tapir serta ratusan jenis flora dan fauna lainnya. ruk

Tidak ada komentar: