Edi Sudrajat (kiri) dan Tri Sutrisno. |
JAMBI-Jambi tercatat memiliki seorang Jenderal bintang empat dari Angkatan Darat yang pernah memegang sejumlah jabatan penting. Perawakannya kerempeng dan terbilang kecil, Namun, mental dan
kepribadiannya terkenal kuat dan tangguh. Dia memiliki karakter yang
tegas, terlebih dalam soal kedisiplinan militer.
Sang jenderal legendaris itu adalah Edi Sudrajat. Sang Jenderal
kelahiran Jambi pada 22 April 1938, dan wafat di Jakarta pada 1 Desember
2006 pada umur 68 tahun.
Wikepedia mencatat, Jenderal Edi merupakan satu-satunya orang yang
pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI-AD (KSAD), Panglima ABRI dan
Menteri Pertahanan dan Keamanan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.
Selama menjadi pucuk pimpinan Angkatan Darat (KSAD) banyak hal yang membuat prajuritnya takjub. Laman resmi TNI (tni.mil.id) mengutip kisah Jenderal Edi Sudrajat yang terjadi hampir 25 tahun lalu di kawasan pegunungan Timor Timur (kini Timor Leste).
Dalam kegelapan malam, di tengah-tengah bivak Posko Mobile Yonif 514,
Jenderal Edi mengendap-endap ke barak prajurit. Saat itu dia masih
menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD (KSAD).
Cara Edi Sudrajat ini sangat unik, sebab datang mengecek langsung,
sekaligus mengetahui hal-hal teknis di lapangan, bagi pucuk pimpinan
Angkatan Darat jelaslah sesuatu yang langka. Belum lagi dengan cara dia
datang.
Edi Sudrajat memang dikenal sebagai jenderal lapangan yang sederhana, bukan tipikal “perwira politik”.
Edi Sudrajat mengawali karir militernya sejak lulus dari Akademi
Militer Nasional angkatan pertama tahun 1960. Dia menjadi lulusan
Akademi Militer Nasional terbaik angkatan tersebut. Setelah lulus, dia
ditugaskan sebagai Komandan Peleton di Batalyon Infanteri 515/Tanggul,
Jember selama dua tahun (1961-1962), dan ikut dalam Operasi Trikora.
Setelah itu pada tahun 1960-an, ia pernah ditugaskan dalam operasi
keamanan terhadap Republik Maluku Selatan, Organisasi Papua Merdeka, dan
Gerakan 30 September. Pada tahun 1980, Sudrajat menjadi Brigadir
Jenderal dengan jabatan Panglima Komando Tempur Lintas Udara Kostrad.
Setahun kemudian ia menjadi Panglima Kodam II/Bukit Barisan di Medan
dengan pangkat Mayor Jenderal hingga tahun 1983, lalu menjadi Pangdam
Kodam III/Siliwangi di Bandung pada tahun 1983-1985. Kemudian tahun
1985-1986, Sudrajat diangkat menjadi Asisten Operasi Kasum ABRI.
Sebelumnya ia menjadi Letnan Jenderal untuk jabatan Wakil Kepala Staf
TNI-AD dari tahun 1986 hingga 1988. Tahun 1988 hingga 1993, ia menjadi
Kepala Staf TNI-AD. Tahun 1993, ia dipercaya menjadi Panglima ABRI
menggantikan Try Soetrisno.
Edi Sudrajat adalah perwira tinggi pertama lulusan Akademi Militer
Nasional yang menjadi Panglima ABRI. Selain itu, pada tahun yang sama ia
diangkat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan dalam Kabinet
Pembangunan VI. Terakhir ia menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kesatuan
dan Persatuan Indonesia.
Jenderal (Purn) Edi Sudradjat, meninggal dunia sekitar pukul 13.15,
Jumat 1 Desember 2006 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Ia sudah lama
menderita sakit dan terakhir dirawat di RSPAD sejak 19 November 2006.
Sudrajat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Sabtu 2 Desember
pukul 10.00.
Karir
- Komandan Grup IV Kopassandha, 1973
- Pangdam II Bukit Barisan, 1981
- Kepala Staf Angkatan Darat, 1993
- Menhankam Kabinet Pembangunan VI/Panglima ABRI (TNI), 1993-1998
Jabatan Dalam Kabinet
- Menteri Pertahanan Keamanan dalam kabinet Pembangunan VI masa kerja 17 Maret 1993 – 14 Maret 1998
- Panglima Angkatan Bersenjata dalam kabinet Pembangunan VI masa kerja 17 Maret 1993 – 14 Maret 1998.
(Sumber: Inilahjambi.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar