Selasa, 01 September 2015

Kebakaran Lahan, Warga Jambi Kian Merana

Kabut Asap di Jembatan Pedistrian Angso Duo Kota Senin 31 Agustus 2015 Pukul 07.00 WIB. Sungai Batanghari juga surut jauh karena kemarau 3 bulan. Sungai Batanghari juga diselimuti kabut asap tebal sehingga melumpuhkan transportasi sungai.  Kabut asap tebal yang menyelimuti udara Kota Jambi menyebabkan seluruh sekolah diliburkan sejak Jumat, Sabtu hingga Senin 31 Agustus 2015. Foto Asenk Lee Saragih-HP 0812 7477587.
Jambi-Warga masyarakat Jambi kian merana akibat bencana kebakaran hutan dan lahan tiga bulan terakhir. Kendati sudah mengalami kesulitan air bersih akibat kemarau, warga masyarakat Jambi juga diterpa bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Asap tebal masih menyelimuti Kota Jambi dan beberapa kabupaten hingga Senin (31/8). Asap tebal tersebut menyebabkan kualitas udara memburuk, sehingga sekolah diliburkan, penerbangan dan pelayaran lumpuh.

Kepala Badan lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi, Rosmeli mengatakan, semakin tebalnya asap yang menyelimuti Kota Jambi menyebabkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) semakin tinggi. ISPU di Kota Jambi Senin (31/8) mencapai angka 173 Polutan Standar Indeks (PSI) atau meningkat dibandingkan ISPU di kota itu, Minggu (29/8) sekitar 92 PSI. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa udara di kota itu tidak sehat. ((FOTO DAMPAK KABUT ASAP DI JAMBI KLIK DI SINI)

Tebalnya asap kebakaran hutan dan lahan yang menyelimuti Kota Jambi, Senin (31/8) menyebabkan jadwal penerbangan di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin (STS) Jambi kacau. Beberapa penerbangan di bandara tersebut terpaksa ditunda akibat tebalnya asap. Kemudian pesawat juga tidak bisa mendarat di Bandara STS Jambi Senin pagi akibat asap tebal.

Kekacauan penerbangan tersebut membuat ratusan penumpang tertahan di bandara tersebut. Penumpang pesawat yang hendak berangkat ke Jakarta di Bandara STS Jambi terpaksa menunggu berjam-jam di bandara itu karena pesawat yang sedianya membawa mereka tidak bisa mendarat di bandar setempat.

“Saya sudah menunggu pesawat yang hendak berangkat ke Jakarta di Bandara STS Jambi hampir enam jam mulai Senin pagi. Namun pesawat tak kunjung mendarat di Bandara STS Jambi hingga Senin pukul 14.00 WIB. Ratusan penumpang pesawat yang hendak berangkat ke Jakarta pun masih tertahan di bandara ini,”katanya.

Masyarakat dan pemerintah di Jambi tampaknya tak berdaya mengatasi bencana asap, kebakaran hutan dan lahan yang melanda daerah itu. Pemadaman kebakaran hutan dan lahan selama ini sama sekali tak mampu mengatasi asap. Bahkan asap cenderung kian tebal akibat kebakaran hutan dan lahan yang terus meluas. Hutan dan lahan gambut yang terbakar di daerah itu mencapai 9.149 hektare (ha), sehingga asap pun kian tebal. Pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui udara yang dilakukan di Jambi, Senin (31/8) belum mampu mengurangi asap.

Warga masyarakat dan jajaran pemerintah di Jambi menilai hanya hujan yang bisa mengatasi bencana asap, kebakaran hutan dan lahan di daerah itu. Menyadari hal itu, jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi bersama ribuan warga Kota Jambi pun mengadakan salat untuk meminta hujan kepada Tuhan di lapangan kantor Wali Kota Jambi, Senin (31/8). Para Calon Jamaah Haji (CJH) yang akan berangkat ke tanah suci, Mekkah juga turut hadir pada sholat tersebut.

"Setelah melakukan salat atau sembahyang bersama, kami berharap hujan turun di Jambi. Bila hujan turun, kebakaran hutan dan lahan akan padam dan asap pun pasti lenyap,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Jambi, Tarmizi. (Beritasatu.com/Radesman Saragih/PCN/Suara Pembaruan)

Tidak ada komentar: