Rabu, 04 Juli 2012

Menag: Pesparawi Sarana Perkokoh Toleransi Antar umat Beragama

Foto
(Humas Kemenag Sultra) Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, kegiatan pesparawi ini merupakan Sumbangsih nyata umat kristiani dalam mewujudkan keberagaman agama dan budaya sebagai salah satu aset bangsa. Hal itu Bermakna untuk menggambarkan betapa kerukunan, kebersamaan dalam rasa persaudaraan tanpa batas sebagai sarana memperkokoh toleransi antar umat bergama di Indonesia.

Demikian disampaikan Menteri Agama (Menag) RI, drs. H. Suryadharma Ali saat memberikan sambutan pada pembukaan Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Nasional X tahun 2012 di kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, bertempat di lapangan Eks MTQ, Selasa malam (3/7).

“Bangsa indonesia yang sangat majemuk terdiri dari suku, agama, adat istiadat dan budaya, namun sebagai satu bangsa dalam bingkai bhineka tunggal ika haruslah tetap dijaga keutuhannya. Itulah yang disebut dengan zamrud khatulistiwa yang tentunya semua yang berada didalamnya bangga sebagai bangsa Indonesia,” katanya saat memberi sambutan pada acara pembukaan Pesparawi Nasional X di Kendari, Selasa malam.

Ia mengharapkan, melalui kegiatan keagamaan umat Kristiani yang dipusatkan di Kendari ini, akan semakin memperat hubungan tali persaudaraan di antara umat beragama, sekaligus memperkokoh toleransi antarumat beragama di seluruh Indonesia.

“Saya berharap nilai-nilai adil luhur ini akan dapat diinternalisasikan secara nyata dalam rangka membangun sikap hidup dengan saling pengertian, menghargai dan menghormati yang berujung bagaimana terpeliharanya kerukunan yang hakiki diantara umat beragama,” imbaunya.

Menteri mengatakan, kegiatan Pesparawi nasional ini memang merupakan hajatan kerohanian tertinggi dari umat Kristiani di Indonesia. Namun yang terlibat dalam penyelengggaraan acara nasional kerohanian ini bukan hanya umat Kristiani, melainkan semua penganut agama yang ada di Indonesia.

Pada kesempatan itu, Mengeri Agama juga meminta umat Kristiani di Indonesia, untuk menjadikan nilai-nilai rohani dalam pesta paduan suara religus itu, sebagai kekuatan iman dalam memproteksi diri dari provokator yang bisa memecah belah kerukunan antarumat bergama.

“Saya percaya, kalau nilai-nilai rohani yang terkandung dalam kidung dan puji-pujian kepada Tuhan sang pencipta yang dikumandangkan dalam kegiatan religius ini diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, para provokator tidak mudah memecah belah umat,” katanya.

Oleh karena itu kata dia, setiap nilai luhur yang terkandung dalam nyanyian rohani, jangan hanya indah diucapkan, tapi juga diamalkan dalam kehidupan nyata, terutama dalam menjalin hubungan antarmat beragama maupun berbangsa dan bernegara.

“Sejak Indonesia merdeka, para pendiri bangsa ini sudah meletakkan keberagaman agama, budaya dan etnis, sebagai kekuatan dalam membangun bangsa,” tutupnya.(http://sultra.kemenag.go.id)

Tidak ada komentar: