MULUS: Jalan beton di Lintas Timur Sumatera tepatnya di
Belilas Kabupaten Indra Giri Hulu Provinsi Riau. Jalan lintas Sumatera Provinsi
Jambi sudah selayaknya menggunakan beton mengingat mobilitas angkutan bertonase
berat cukup tinggi. ROSENMAN MANIHURUK/HARAIAN JAMBI.
MERETAS INFRASTRUKTUR LINTAS SUMATERA
Kondisi jalan lintas Sumatera di Provinsi Jambi kini belum
mampu menahan beban tonase berat kenderaan yang mobilitasnya cukup tinggi.
Dibutuhkan inovasi untuk membangun jalan tersebut dengan jalan beton. PT Semen
Indonesia sebagai regulasi semen utama di tanah air sangat dinantikan
guna meretas infrastruktur jalan dan jembatan di Lintas Sumatera Provinsi Jambi
yang hingga kini masih menjadi persoalan serius.
R MANIHURUK, Jambi
“Jalan di Provinsi Jambi ini ibaratkan permukaan air yang
tengah bergelombang. Jalan tampak dari jauh mulus, tapi saat dilintasi
bergelombang. Perbaikan jalan kerap dilakukan setiap tahun, tanpa ada
akhir.Kerap perbaikan jalan dijadikan lahan proyek setiap tahunnya guna
mendapatkan kucuran dana. Seolah-olah kondisi jalan ini seudah menjadi “lokak”
(proyek-red) oleh instansi tertentu,” begitulah ocehan Poniman Panjaitan, sopir
Kepala Dinas Provinsi Jambi Ir Bernhard Panjaitan MM saat melintasi Jalan
Lintas Timur Provinsi Jambi tujuan Kota Pekanbaru, Riau belum lama ini bersama
Harian Jambi.
Ocehan Poniman Panjaitan patut saja menjadi perhatian
instansi terkait dengan kondisi jalan Negara Lintas Timur Sumatera. Kondisi
jalan yang kerap rusak dan bergelombang kerap mengancam bahaya pengguna jalan.
Kondisi jalan beraspal (flexible pavement) namun bergelombang, sering membuat
para sopir terjebak.
“Jalannya memang tampak mulus beraspal. Namun jalan itu
bergelombang di sudut kanan kiri bahkan di tengah badan jalan. Ini yang kerap
menjebak para sopir disaat berkendara. Jalan tampak mulus, tapi bergelombang
hingga kedalaman 30 centi meter hingga 40 centimeter,” ujar Poniman Panjaitan
yang mengaku kerap melakukan perjalanan lintas Sumatera dan jalan di Provinsi Jambi.
Apa yang dikeluhan Poniman Panjaitan, juga dirasakan M
Siahaan, seorang Supir Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) PT Indah Transport
(INTRA) Jurusan Pematang Siantar-Kota Jambi (PP).
Menurut M Siahaan, kondisi jalan Lintas Timur Sumatera harus
menjadi perhatian serius pemerintah. Kondisi jalan Lintas Timur Sumatera dari
Siantar hingga Kota Jambi kondisinya berbeda-beda. Seperti ada jalan mulus
beraspal, namun bergelombang dan ada juga bahu jalan bergeser karena struktur
tanah yang labil.
Apa yang diutarakan Poniman dan M Siahaan, merupakan potret
jalan Lintas Sumatera yang masih terbelakang jika dibandingkan dengan
jalan-jalan di Pulau Jawa. Kini sudah saatnya jalan beraspal digantikan menjadi
jalan beton ( rigit pavement) guna memberikan kenyamanan berkendara.
“Namun sekarang ini saya sedikit lega saat membawa mobil
ini. Karena jalan dari batas Jambi-Riau hingga Kota Pekanbaru sudah mulus
dengan jalan beton yang dibangun selama tiga tahun lamanya. Dulu kondisi jalan
di jalur itu rusak parah dan berkelanjutan, namun kini sudah mulus dengan jalan
beton,” ujar M Siahaan.
Hal senada juga dirasakan Poniman Panjaitan, yang mengaku
senang dengan kondisi jalan batas Jambi-Riau hingga Kota Pekanbaru sudah mulus
dengan jalan beton. “Kini waktu tempuh Kota Pekanbaru-Jambi sudah bisa 9 jam,
jika sebelumnya bisa hingga 12 jam lebih,” kata Poniman.
Saatnya Jalan Aspal Berevolusi Jalan Beton
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah (UPTD) Jasa
Konstruksi Dinas PU Provinsi Jambi Ir Ellyta Mona MT belum lama ini mengatakan,
Kementrian Pekerjaan Umum maupun Dinas PU di Provinsi maupun kabupaten /kota
sudah seharusnya membangun jalan Beton (rigit pavement) untuk
menggantikan aspal (flexible pavement) khususnya di wilayah yang jalannya rawan
tergenang air ataupun tanah nya labil.
Kenyataannya jalan aspal lebih cepat rusak
dibandingkan dengan jalan beton, selain menimbulkan biaya tinggi, jalan
aspal juga rawan menyebabkan kecelakaan. Seperti dimusim hujan banyak jalanan
yang tergenang air, apalagi drainase yang ada memang tidak begitu baik,
akibat tergenang air, banyak jalan yang dibuat dengan aspal menjadi rusak.
Hal itu jelas menambah ongkos pemeliharaan dan berbahaya
bagi pengguna jalan. Saat ini harga aspal meningkat pesat, sehingga membuat
harga jalan aspal tidak jauh berbeda dengan jalan beton, kalau dulu
harga jalan beton memang dua kali lipat jalan aspal, saat ini untuk
mendapatkan aspal agak sulit dan harga di pasaranpun sudah cukup tinggi,
sehingga kadang kadang harganya malah mahal.
Karena itulah perbedaan harga yang tidak terlalu besar,
prediksi harga sekarang hanya sekitar 20 persen. Dengan perbedaan yang
sekitar 20 persen ini maka jalan beton lebih ekonomis, dibandingkan
dengan aspal. Hal ini karena jalan beton tidak memerlukan pemeliharaan seperti
halnya jalan aspal .
Jalan Semen Portland
Perkerasan jalan beton semen Portland atau lebih sering
disebut perkerasan kaku atau juga disebut rigid pavement, terdiri dari pelat
beton semen Portland dan lapisan pondasi (bisa juga tidak ada) diatas tanah
dasar.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas
yang tinggi, akan mendistribusikan beban terhadap bidang area tanah yang cukup
luas, sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh
dari slab beton sendiri.
Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan
perkerasan diperoleh dari lapisan-lapisan tebal pondasi bawah, pondasi dan
lapisan permukaan. Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas
struktur yang menanggung beban.
Maka faktor yang paling diperhatikan dalam perancangan
perkerasan jalan beton semen Portland adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya
beragam kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil
terhadap kapasitas structural perkerasannya (tebal pelat betonnya), tetapi
untuk desain badan jalan (tanah dasar) perlu kajian geoteknik tersendiri jika
ditemukan klasifikasi tanah yang masuk kategori tidak baik sebagai tanah dasar.
Lapisan pondasi atau kadang-kadang juga dianggap sebagai
lapisan pondasi bawah jika digunakan dibawah perkerasan beton karena beberapa
pertimbangan yaitu untuk kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah
dasar, untuk mempercepat pekerjaan konstruksi, serta menjaga kerataan dasar
dari pelat beton.
Kini sudah saatnya jalan aspal berevolusi jadi jalan beton
dengan dukungan PT Semen Indonesia. Kebutuhan semen secara nasional akan
meningkat 8 sampai 10 persen pada tahun 2014 atau sebesar 64 juta ton. Pada
tahun 2012, kebutuhan semen nasional 54,9 juta ton dan tahun tahun 2013 sebesar
58,5 juta ton atau meningkat 6 persen.
Pabrik Baru di Sarolangun
PT Semen Baturaja Tbk menyiapkan investasi pabrik baru di
Sarolangun, Jambi dengan kapasitas produksi bisa mencapai 1,85 juta ton per
tahun dengan cadangan batu kapur mencapai 100 tahun operasi.
Proyek pabrik baru ini masih dalam tahap pembebasan lahan
dengan proyeksi sudah bisa mulai dibangun pada 2015 sejalan dengan pembangunan
pabrik Baturaja II.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Baturaja Tbk Zulfikri Subli
mengatakan desain proyek di Sorolangun itu masih disiapkan sambil melakukan
pembebasan lahan untuk pabriknya.
“Yang di Jambi ini cukup besar cadang bukit kapurnya yang kami
temukan. Cukup untuk produksi 100 tahun dengan kapasitas pabrik bisa sama
dengan pabrik Baturaja II yang diproses pembangunannya. Kalau bisa begitu
Baturaja II sudah jalan pembangunannya, pabrik di Sarolangun juga bisa
dimulai," katan Zulfikri Subli seperti
dikutip dari (http://news.bisnis.com).
Cadangan Bahan Baku di Jambi
Sementara Direktur Teknik PT Semen Baturaja (Persero), Ir
Lilik Rudianto mengatakan, perusahaannya menyiapkan cadangan bahan baku semen
di Jambi dan Padang Windu Baturaja, Sumsel untuk mengantisipasi kebutuhan di
masa depan.
Cadangan tersebut belum diketahui besarnya karena masih
dalam penelitian tim teknis PT Semen Baturaja tetapi diperkirakan bisa
meningkatkan produksi ratusan ribu ton pertahun. “Potensi yang dimiliki di dua
lokasi tersebut sudah diketahui tetapi seberapa besar cadangannya masih dalam penelitian
tim teknis,” kata Lilik seperti dikutip dari (www.republika-online).
Ia mengatakan, cadangan batu kapur tersebut disiapkan untuk
mengantisipasi lonjakan permintaan semen dan akan ditambang bila produksi semen
sudah diatas satu juta ton pertahun.
Dari lokasi tambang di Tiga Gajah Baturaja, PT Semen
Baturaja memproduksi 900 ribu ton per tahun dan sebanyak 400 ribu ton
dipasarkan di Sumsel sedangkan sisanya 600 ribu ton untuk kebutuhan Sumbagsel,
Banten dan Batam.
Jambi Siap Bantu
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus dan Bupati Sarolangun Cek
Endra berjanji akan membantu fasilitasi PT Semen Baturaja (Persero) dalam
membuka pabrik baru di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
Hal itu dikatakan Hasan Basri Agus dan Bupati Sarolangun Cek
Endra disela-sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja
Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Jambi tahun 2015 di Ruang Mayang Bappeda Jambi,
belum lama ini.
Menurut Hasan Basri Agus, kehadiran PT Semen Indonesia dan
PT Semen Baturaja di Sarolangun akan berdampak positf dalam meningkatkan
pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan serta pembangunan lainnya di
Provinsi Jambi.
“Provinsi Jambi bercita-cita ingin membangun seluruh jalan
dengan beton. Kondisi struktur tanah di Jambi cenderung labil sehingga
dibutuhkan inovasi pembangunan jalan beton. Pembangunan jalan beton sudah
dimulai di Jalan Provinsi lintas Muaratembesi-Sarolangun. Hal ini baru
permulaan,” katanya.
Sepanjang 398,731 km ruas jalan Provinsi Jambi saat ini
dalam kondisi rusak. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Jambi,
panjang jalan provinsi 1.504,929 kilometer. Data ini berdasarkan SK Gubernur Jambi
No 567/Kep Gub/DPU/2012.
Panjang tersebut mencakup jalan yang ada di 10 kabupaten/kota
yang ada dalam Provinsi Jambi, Mulai dari Kota Jambi sampai ke Kabupaten
Kerinci. Kondisi jalan provinsi ini saat ini dikategorikan empat.
Pertama, untuk kategori baik sepanjang 581,085 km atau 38
persen, untuk kategori sedang 525,115 km atau 34 persen, untuk kategori rusak
ringan 272,303 km atau 18 persen, dan untuk kategori rusak berat 126,428 km
atau 8 persen. Kondisi jalan yang dalam kondisi bagus saat ini sepanjang ±
1.100 km atau 73,505 persen.
Hasan Basri Agus berharap, melalui PT Semen Indonesia atau
perusahaan lainnya bisa berpartisipasi berinvestasi lebih bayak lagi di
Sumatera, khususnya di wilayah Provinsi Jambi. (*/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar