GURU: Astuti Wibowo Guru Sains Xaverius
SMP-SMA I Kota Jambi saat mengajar. Kini tenaga guru-guru bidang studi tertentu
sangat minim di sekolah negeri di Kota Jambi. Foto DOK/HARIAN JAMBI.
Jambi - Selain kekurangan guru di beberapa sekolah, ternyata
sebagian sekolah juga kelebihan guru. Sekolah-sekolah SMAN dan SMKN Kota Jambi
kelebihan guru bidang studi Bahasa Indonesia dan guru bidang studi Biologi.
Guru-guru yang kelebihan guru bahasa Indonesia dan guru Biologi akan dimutasi
ke sekolah-sekolah swasta.
Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Kota Jambi Mulyadi, kepada Harian
Jambi di ruang kerjanya, Rabu (20/8) mengatakan, dari hasil pemetaan guru yang
dilakukan dapat diketahui banyak sekolah-sekolah SMAN dan SMKN yang kelebihan
guru bidang studi Bahasa Indonesia dan guru bidang studi Biologi.
“Hampir semua sekolah SMAN/SMKN kelebihan guru bidang studi Bahasa
Indonesia dan guru bidang studi Biologi,” katanya.
Disebutkan, guru-guru yang beralih di sekolah tersebut akan
dimutasikan ke sekolah-sekolah swasta jika ada laporan dari sekolah swasta
terkait kurangnya guru bidang studi tersebut.
“Kita akan melakukan pemetaan terhadap sekolah swasta jika
ada kekurangan guru Bahasa Indonesia dan guru Biologi. Maka sekolah-sekolah negeri
yang kelebihan guru akan diperbantukan ke sekolah-sekolah swasta,” katanya.
Menurut Mulyadi, kekurungan guru juga disebabkan dengan
adanya penerapan Kurikulum 2013. Karena adanya penambahan waktu pada setiap
mata pelajaran. Dalam Kurikulum 2013 adanya penambahan bidang studi.
“Kelebihan guru disebabkan adanya penerapan Kurikulum 2013.
Karena adanya penggabungan mata pelajaran, dan adanya penambahan jam pelajaran
pada setiap bidang studi,” ujarnya.
Lebih lanjut Mulyadi mengatakan, meski ada beberapa sekolah
yang kelebihan guru ada juga beberapa sekolah yang kekurangan guru. Jadi
sekolah yang kelebihan guru dan sekolah yang kekurangan guru bisa saling mengisi.
“Selain ada sekolah yang kelebihan guru sebagian sekolah
juga ada yang kekurangan guru. Sudah seharusnya sekolah-sekolah yang ada saling
mengisi kekurangan dan kelebihan masing-masing," katanya.
Guru Sejarah Minim
Seperti diberitakan Harian Jambi sebelumnya, sekitar 70 persen
sekolah di Kota Jambi tak memiliki guru Sejarah. Pelajaran Muatan Lokal (Mulok)
oleh tenaga pengajar Mulok itu justru tidak dipikirkan. Bahkan untuk penerapan
Kurikulum 2013 yang banyak mengajarkan tematik Mulok bakal sulit diterapkan.
“Kekurangan itu
karena sekarang ada sejarah Indonesia dan ada sejarah dunia. Jadi terjadi
penambahan sehingga sekolah kekurangan guru bidang studi sejarah. Saat ini hampir
70 persen sekolah di Kota Jambi tidak ada guru sejarahnya," katanya.
“Sekolah-sekolah yang kelebihan guru pada umumnya guru Bahasa
Indonesia, guru Biologi, dan guru Ekonomi. Tiga bidang studi itulah yang banyak
belum ada di beberapa sekolah," katanya.
Disebutkan, sementara itu selain ada sekolah yang kelebihan
guru, adanya beberapa sekolah yang kekurang guru bidang studi. “Selain ada
sekolah yang kelebihan guru ada juga sekolah-sekolah yang kekurangan guru
bidang studi seperti guru Matematika, guru Penjas, guru Sejarah, dan guru
bidang studi Prakarya, itu posisi yang kurang untuk sementara ini,"
katanya.
Kata Mulyadi, untuk guru bidang studi prakarya saat ini hanya mengandalkan
guru-guru yang telah mengikuti pelatihan Prakarya. Hal tersebut dikarenakan
adanya Kurikulum 2013 yang memasukkan mata pelajaran Prakarya ke dalam mata pelajaran.
“Ada beberapa sekolah yang sudah memiliki guru Prakarya yaitu
guru Ekonomi yang diikutkan pelatihan Prakarya. Guru itulah yang mengajar mata
pelajaran Prakarya," katanya.
Terpisah, Kepala Museum Perjuangan Jambi Badmiril Amri
berpendapat, seharusnya seluruh sekolah mulai tingkat SD, SMP, SMA memiliki
guru Sejarah. Hal itu sejalan dengan pelajaran Mulok yang diterapkan dalam
bidang studi.
Menurutnya, sejarah merupakan pelajaran yang penting bagi
anak didik. Selama ini pengenalan sejarah pada anak didik masih sebatas
mengunjungi museum. Sementara pendidikan khusus sejarah sudah minim. (KHR/lee)
2 komentar:
Posting Komentar