Berbak-Wakil Gubernur (Wagub)
Jambi, H.Fachrori Umar damping Kepala Unit Kerja Presiden bidang
Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4), Kuntoro Mangkusubroto
meninjau Taman Nasional Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur
(Tanjabtim), Rabu (29/1).
Dengan menggunakan
speed boat (kapal cepat), Wagub, Kepala UKP4 beserta rombongan menuju
Taman Nasional Berbak, Resor Sungai Rambut.
Wakil
Bupati Tanjabtim, Ambo Tang dan Kepalai Balai Taman Nasional Berbak
menyambut kedatangan Kepala UKP4 dan Wakil Gubernur beserta rombongan di
Resor Sungai Rambut Taman Nasional Berbak, Kecamatan Berbak, yang
kemudian dilanjutkan dengan paparan tentang pengelolaan Taman Nasional
Berbak oleh Kepala Taman Nasional Berbak, Ir.Agustinus Rante Lembang.
Agustinus
memaparkan sejarah, kondisi eksisting, permasalahan-permasalahan yang
dihadapi, dan berbagai upaya yang dilakukan dalam melestarikan Taman
Nasional yang luasnya 142 ribu Ha ini.
Agustinus
menyatakan, Balai Taman Nasional Berbak terdiri dari 11 resor dan Taman
Nasional Berbak terbentang di dua kabupaten, kabupaten Tanjung Jabung
Timur dan Kabupaten Muaro Jambi.
Agustinus
menyampaikan, Taman Nasional Berbak menghasilkan 25.988.500 ton C
(karbon) dan menampung 70 juta ton CO2 (karbon dikosida atau udara
kotor) per tahun.
Selain itu, Agustinus menyatakan, 57,4% Taman Nasional Berbak terdiri dari lahan gambut yang rentan terbakar.
Dikatakan
oleh Agustinus, di Taman Nasional Berbak dilaksanakan DA REDD+
(Demonstration Activities Reducing Emission from Deforestation and
Forest Degradarion), yaitu perbaikan terhadap lokasi-lokasi yang rusak.
Agustinus
juga mengatakan bahwa Taman Nasional Berbak ditetapkan sebagai Ramsar
Site atau kawasan pelestarian berbagai jenis burung dan juga satawa
langka yang terancam punah, seperti harimau Sumatera, tapir, beruang
madu, buaya muara, labi-labi, arwana putih, dan lain-lain.
Setelah
paparan yang disampaikan Agustinus, perwakilan dari ZSL (Zoological
Society of London), yakni komunitas pencinta binatang yang berpusat di
London, Inggris, Idding memberikan penjelasan singkat tentang upaya
riset dan konservasi hewan langka yang dilaksanakan oleh ZSL di Taman
Nasional Berbak, khususnya terhadap Harimau Sumatera.
Selanjutnya,
ZSL memberikan souvenir, berupa dua foto harimau yang baru ditangkap di
Taman Nasional Berbak, satu foto diberikan kepada Kepala UKP4 dan satu
foto lagi diberikan kepada Wakil Gubernur Jambi. Kepala UKP4 dan Wakil
Gubernur Jambi diberikan kehormatan untuk memberikan nama kedua harimau
tersebut. Kuntoro Mangkusubroto memberi nama harimau tersebut REDDO, dan
Wakil Gubernur Jambi memberikan nama HANDAL.
Usai
paparan dan tanya jawab, Kepala UKP4, Wakil Gubernur Jambi, Wakil
Bupati Tanjabtim, dan rombongan meninjau lokasi Taman Nasional Berbak,
juga di Resort Sungai Rambut, tepatnya di Simpang Bungur. Di Lokasi ini,
Kepala UKP4, Wakil Gubernur Jambi, Wakil Bupati Tanjabtim, dan
rombongan melakukan penanaman pohon Jelutung.
Kepada
para wartawan yang mewawancarainya, Kuntoro Mangkusubroto mengemukakan,
"Kesan saya, kalau saya bandingkan dengan taman nasional lainnya, ini
baik, tidak ada persoalan yang akut, tidak ada persoalan yang sangat
mendesak. Jadi, saya kira ini taman nasional yang baik, dipelihara
dengan baik, diawasi dengan baik, dan ini sangat menggembirakakan," ujar
Kuntoro. Mangkusubroto.
"Bahwa banyak
persoalan, banyak tantangan, perlengkapan yang kurang, luasnya yang
begitu besar, petugasnya terbatas, saya kira ini hal yang wajar,
walaupun bukan sesuatu yang boleh dibiarkan begitu saja. Kalau kita
ingin menjaga taman nasional ini lebih baik lagi, maka kita menambah
fasilitas-fasilitas (untuk pengelolaan Taman Nasional Berbak). Tapi,
dilihat dari profesionalisme, dari kecekatan, saya kira baik semua,"
lanjut Kuntoro Mangkusubroto.
Terkait
pertanyaan apakah ada upaya penambahan anggaran dari Pemerintah Pusat
dalam pengelolaan pelestarian Taman Nasional Berbak, Kuntoro
Mangkusubroto mengatakan, uapaya itu terbuka, namun karena di areal yang
berdampingan dengan Taman Nasional Berbak, ada Hutan Lindung Gambut dan
Taman Hutan Rakyat (Tahura), dimana Taman Nasional Berbak dibawah
Pemerintah Pusat, Hutan Lindung Gambut dibawah Pemerintah Provinsi,
Tahura dibawah Pemerintah Kabupaten, maka. Koordinasi ketiga wilayah
tersebut harus disinkronkan.
"Saya kira, ini
sebuah sampel yang bagus. Saya belum melihat Tahura, saya belum melihat
Hutan Lindung Gambut.Tapi, dari apa yang saya dengar, rasa-rasanya,
tidak ada hal yang mendesak. Apa yang saya sebut mendesak itu adalah
kalau ada tekanan dari perambah. Saya kira, itu yang betul-betul kita
mesti turun tangan, lalu mencoba mencari upaya pemecahannya. Di sini
berbeda dengan taman-taman nasional lainnya. Saya sangat bangga dengan
apa yang dikerjakan oleh teman-teman Kehutanan di Taman Nasional ini,"
pungkas Kepala UKP4 ini.
Wagub menambahkan,
dirinya mengharapkan agar kerjasama dan koordinasi dari Pemerintah
Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten bisa terlaksana
dengan baik, sehingga Taman Nasional Berbak bisa lebih lestari lagi.
Selain itu, Wagub menghimbau masyarakat dan pengusaha supaya turut serta melestarikan lingkungan dan Taman nasional.
Turut
hadir dalam acara tersebut, Asisten II Sekda Provinsi Jambi, Kepala
Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Kepala Biro Ekbang dan SDA Setda
Provinsi Jambi, para pejabat terkait dari Pemerintah Kabupaten
Tanjabtim, para pegawai Balai Taman Nasional Berbak, para peneliti ZSL
Jambi, serta para undangan lainnya. (Mustar Hutapea)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar