Kamis, 28 Mei 2009

Program Batanghari Bersih Mati Suri

Jambi, Batak Pos

Program "Batanghari Bersih" yang dicabangkan Pemerintah Provinsi Jambi sejak tahun 2006 lalu, hingga kini masih mati suri. Program yang difokuskan untuk pelestarian sungai Batanghari Jambi hanya kegiatan seremonial tanpa adanya aksi yang menunjukkan tanda-tanda pelestarian lingkungan.

Aksi nyata untuk menyelamatkan Sungai Batanghari dari kerusakan lingkungan belum ada. Bahkan kerusakan lingkungan melalui pencemaran cenderung meningkat tahun ketahun. Program Batanghari Bersih yang dicetuskan Pemerintah Provinsi Jambi tahun 2006 lalu tidak berjalan dan hanya kegiatan seremonial belaka.


Sampah : Sungai Batanghari Jambi masih menjadi tempat pembuangan sampah oleh sejumlah perusahaan dan masyarakat umum yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari. Tampak sampah berserakan di pinggir sungai saat surutnya 15 meter debit sungai di Ancol Jambi, senin (25/5). foto batak pos/rosenman manihuruk.


Program Batanghari Bersih yang dicetuskan itu tidak jalan, terbukti tidak tampaknya gebrakan dari berbagai instansi terkait, baik merawat, membersihkan atau menekan tingkat pencemarannya. Salah satu langkah yang telah ditetapkan Pemerintah Provinsi Jambi guna mengantisipasi kerusakan hutan dan pencemaran sungai di Provinsi Jambi, adalah program Batanghari Bersih.

Demikian dikatakan pengamat lingkungan dari Universitas Batanghari Jambi, Sainil kepada wartawan, Senin (25/5). Menurut dia, Sungai Batanghari yang memiliki panjang 1.740 km itu, kini tidak saja tercemar oleh berbagai limbah, namun tingkat pendangkalan dan penyempitan alurnya pun kian tinggi.

"Program Batanghari Bersih itu bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan penataan sungai terpanjang di Sumatra agar dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai sektor. Seperti dinas perhubungan yang berkepentingan memanfaatkan sungai tersebut sebagai alur pelayaran, juga tidak tampak melakukan kegiatan pengerukan, dan penataan,"katanya.

Kemudian, Dinas Pertanian, Perikanan, Peternakan, PDAM Jambi yang memanfaatkan air tersebut untuk dikonsumsi dan budidaya juga tidak tampak melakukan kegiatan menekan tingkat pencemaran.

Sementara itu Sekretasris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi Drs A.M. Firdaus, M.Si, mengatakan, program Sungai Batanghari yang melibatkan beberapa instasni teknis, baik di Provinsi Jambi maupun kabupaten/kota belum berjalan optimal. Namun implementasi program ini hingga Mei 2009 masih mati suri.

Disebutkan, hal itu disebabkan masih belum terkoordinir dengan baik kegiatan antar dinas/instansi provinsi dengan kabupaten/kota. Kedepan Program Batanghari Bersih ini dapat dilaksanakan dengan terpadu dan berkesinambungan melalui MoU yang dilaksanakan antara Pemerintah Provinsi Jambi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi.

“Mengingat luas dan kompleksnya persoalan lingkungan hidup ini, saya berharap forum ini dapat menghasilkan rumusan program dan kegiatan yang vital dan strategis. Sehingga mampu menstimulus sektor pendukung lainya guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini,"katanya.

Disebutkan, secara nasional dan regional isu strategis yang mengemuka adalah kerusakan hutan, pencemaran sungai, serta pencemaran udara di kota-kota besar. Disamping itu tahun 2009 merupakan tahun terakhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) pertama (2004-2009), yang akan dilanjutkan dengan RPJM tahap kedua.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi, Drs Arfan , MM, mengakui kalau Program Batanghari Bersih jalan ditempat. Pihaknya meminta adanya koordinasi yang baik semua instansi yang terlibat didakamnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Provinsi Jambi Nino Guritno mengatakan, pihaknya sudah mengajukan dana, baik melalui pemerintah provinsi maupun pusat untuk membuat kantung-kantung air di sisi sungai.

Kantung air itu berfungsi untuk menampung luapan air saat musim hujan, supaya tidak mengenangi pemukiman warga dan dataran rendah di bantaran sungai. Akibat pendangkalan, Sungai Batanghari sering kali tidak mampu menampung air saat musim hujan, sehingga selalu mengenangi pemukiman dan lahan pertanian. ruk

Tidak ada komentar: