Demo BBM di Jakarta, 9 Orang Mahasiswa dan Aktivis Asal Jambi Ditahan di Polda Metro Jaya
Dua Jadi Tersangka Pengrusakan
Jambi, BATAKPOS
Kapolda Jambi Brigjen Anang Iskandar. Foto Dok Rosenman Manihuruk
Sembilan mahasiswa dan aktivis asal Jambi kini masih ditahan di Polda Metro Jakarta terkait terkait aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM yang digelar di Jl Salemba dan depan gedung DPR, 30-31 Maret lalu. Kesembilan mahasiswa dan aktivis yang ditahan itu yakni Dedek Black, Ricky, Jaka, Yaser, Rendi, Afmal, Ari, Anggara, Zulkarnain, dan Joni Iskandar.
Presiden Badan Eksekutif (BEM) Universitas Jambi (Unja), Yoppy Wira kepada wartawan di Jambi, Senin (2/4) mengatakan, kesembilan aktivis ditahan bersama mahasiswa dan aktivis dari provinsi lain. Saat ini mereka ditempatkan secara terpisah di sejumlah ruang tahanan Polda Metro Jakarta.
Menurut Yoppy, dirinya sudah mendapat informasi salah seorang mahasiswa Unja ditangkap dan ditahan Polda Metro Jaya. Mahasiswa Unja itu dari Fakultas Peternakan bernama Toni. Toni ke Jakarta tidak membawa nama BEM Unja.
Sementara itu, Musri Nauli SH dari Advokat dari Peradi Jambi mengatakan, dirinya akan mendampingi Rizky dan Dede Black yang kini dijadikan tersangka oleh Polda Metro Jaya saat unjukrasa BBM di Jakarta.
“Saya akan mendampingi Rizky dan Dede Black. Memang Rizky dan Dede sudah menghubungi saya. Keduanya saat ini masih ditahan. Kami akan berkordinasi dulu dengan LBH di Jakarta. Kita akan melihat perkembangan dari Jakarta dulu. Kita akan berangkat ke Jakarta,”katanya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Richwanto, mengatakan, para mahasiswa dan aktivis Jambi ditangkap dan ditahan karena ketika melakukan demonstrasi mereka membakar mobil polisi, menganiaya Kapolsek Senin, dan memblokir jalan.
“Mahasiswa yang diamankan semuanya berjumlah 35 orang, termasuk yang dari Jambi. Polda Metro Jaya telah menetapkan para mahasiswa dan aktivis asal Jambi sebagai tersangka. Mereka dikenai pasal 170 dan 178 KUHP,”katanya.
Kapolda Jambi Mesra Dengan LSM dan Mahasiswa di Jambi
Aksi unjukrasa yang kian panas di Jakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia, di Kota Jambi justru adem ayem. Bahkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), mahasiswa, bersama jajaran Polda Jambi tampak “mesra”.
Kapolda Jambi Brigjen Anang Iskandar dan Wakapolda Jambi Kombes Rahmat Furdail sukses dengan programnya Focus Group Diskusi (FGD) dalam mengatasi aksi-aksi unjukrasa di Jambi.
Polda Jambi dengan FDG beberapa kali menggelar diskusi dengan berbagai kalangan seperti kalangan Pertamina, pemerintah daerah, mahasiswa dan LSM. Hal itu guna mengantisipasi agar jangan terjadi tindakan-tindakan anarkis di luar dugaan.
Pada Minggu (1/4) perwakilan LSM, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Tokoh Agama bersama-sama dengan Polda Jambi menggelar pembacaan surat Yasin, zikir dan sujud syukur bersama di Masjid Al-Ikhlas Mapolda Jambi.
Zikir itu sebagai ungkapan syukur dengan situasi Provinsi Jambi yang relatif aman dan kondusif.
“Kita perlu bersyukur, karena usaha yang cukup panjang dalam rangka menertibkan masyarakat agar tenang dan berserah diri kepada Allah SWT agar kondisi Provinsi Jambi tetap Kondusif. Di daerah lain ada demo yang anarkis namun di Jambi walaupun ada demo namun masyarakatnya
tetap aman dan kondusif. Saya tetap menampung aspirasi seluruh masyarakat Jambi melalui diskusi-diskusi,” ujar Kapolda Jambi.
Di Masjid Al-Iklhas Polda Jambi, LSM HAM Indonesia, BEM Unja, tokoh agama dan pengurus masjid serta anak-anak dari Panti Asuhan Ainul Yaqin, terlihat khusyuk bersama-sama , Wakapolda Kombes Rahmat Furdail dan pejabat Utama Polda Jambi, mengikuti serangkaian kegiatan mulai dari pembacaan surat Yasin, pembacaan zikir Asmaul Husna, dan melakukan sujud syukur.
Perwakilan BEM yang dihadiri oleh Presiden BEM Unja, Yopi Wira menilai kegiatan tersebut merupakan hal yang positif. “Saya menilai ini adalah kegiatan yang positif apalagi dengan suasana akrab seperti ini sudah selayaknyalah polisi bermitra dengan masyarakat,”katanya.
Kapolda Jambi mengatakan, kegiatan seperti FDG sudah dirancang sebanyak 1800 kali dalam tahun 2012. Kegiatan ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah sosial yang timbul ditengah-tengah masyarakat tanpa menimbulkan tindakan yang anarkis.
“ Walaupun pejabatnya ada yang diganti, FGD tetap berjalan. Nah untuk tahun 2013 kegiatan seperti ini akan tetap diadakan ataupun dimodifikasi untuk lebih baik lagi,”kata Kapolda Jambi.RUK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar