Sabtu, 10 Maret 2012

Lumbung Pangan Jambi Kini Berubah Jadi Kawasan Industri Dan Perkebunan

Jambi, BATAKPOS
Henri Masyhur

Luas lahan pangan di Provinsi Jambi menyusut drastis akibat maraknya pembukaan perkebunan dan lahan industry pertambangan. Tahun 2009 luas lahan pangan di Jambi mencapai 177 ribu hektar, namun tahun 2011 hanya tersedia hanya 126 ribu hektar. Kurun waktu tersebut luas lahan pangan di Provinsi Jambi menyusut hingga 40 ribu hektar.

Demikian dikatakan Ketua Fraksi Gerakan Keadilan DPRD Provinsi Jambi, Henri Masyhur di Jambi, Jumat (9/3) menanggapi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jambi yang telah diserahkan Pemerintah Provinsi Jambi.

Menurutnya, fakta mencatat Provinsi Jambi sudah mulai mengalami kesulitan dalam hal pangan.
Ketahanan pangan harus diupayakan di setiap daerah. Provinsi Jambi kini menghadapi kekhawatiran akan ancaman krisis pangan.

“Apalagi melihat tingginya impor beras dari daerah lain. Saat ini, kita baru mencapai ketahanan pangan karena pasokan dari berbagai daerah. Namun belum mencapai kedaulatan pangan untuk wilayah sendiri. Hal ini akibat brrkurangnya lahan pangan, yang akan berdampak pengurangan produksi padi,”katanya.

Disebutkan, saat ini, rata-rata produksi Gabah Kering Giling (GKG) Jambi mencapai 3 ton GKG per hektar. Berkurangnya puluhan ribu hektar, tentu berdampak pengurangan produksi padi. Sementara kebutuhan semakin meningkat seiring laju pertumbuhan penduduk Provinsi Jambi yang kini mencapai 3.092.265 jiwa (data BPS 2010) dan kebutuhan produksi industri makanan meningkat tajam.

Menurut Henri Mansyur, dua kabupaten yang menjadi lumbung pangan Provinsi Jambi yakni Kabupaten Tanjab Timur dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat kini sudah diatur menjadi kawasan industri dan outlet komoditi Jambi.

Kondisi ini dikhawatirkan berdampak pada krisis pangan berkelanjutan dan ketergantungan pasokan beras luar daerah semakin tinggi.

Disebutkan, Bappeda Provinsi Jambi telah merubah peruntukan ruang dari lumbung pangan untuk penggunaan lain. Jambi kini terancam mengalami krisis pangan akibat masifnya alih fungsi lahan menjadi perkebunan.

Direktur LIC, Prof Mukhtar Latif mengatakan peruntukan ruang harus diatur sedemikian rupa hingga bermanfaat pada kesejahteraan masyarakat. “Bicara tata ruang, tentu kita bicara bagaimana Jambi 5, 10, 15 bahkan 20 tahun mendatang. Dan perencanaan ruang harus disusun mulai hari ini,”katanya.

Staf Bappeda Provinsi Jambi, Poppy Hafianti, mengatakan, meski dua kabupaten tersebut tidak lagi menjadi areal pertanian, namun tidak menutup kemungkinan adanya aktivitas pertanian. Seperti halnya di Jambi wilayah barat.

“Meski diperuntukkan bagi kawasan konservasi, namun banyak juga terdapat perkebunan kelapa sawit. RTRWP ini disusun sebagai arahan dan rencana pola ruang. Namun terbuka kemungkinan digunakan untuk peruntukan lain seperti pertanian,” ujar Poppy.

Ketahanan Pangan Perlu

Wakil Gubernur (Wagub) Jambi, Drs. H. Fachrori Umar mengatakan, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, karenanya ketahan pangan harus diupayakan semaksimal mungkin di setiap daerah.

Menurut Fachrori Umar, baru-baru ini, dirinya melakukan panen perdana penangkaran benih padi dan pencanangan gerakan penggunaan benih unggul bersertifikat, di lokasi pembenihan padi milik kelompok tani Usaha Sepakat, Desa Pudak, Kecamatan Kumpe Ulu, Kabupaten Muarojambi.

“Guna mewujudkan ketahanan pangan bukanlah hal yang mudah, banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti terjadinya alih fungsi lahan, system pembenihan dan lain sebagainya. Untuk itu, pemerintah secara terus menerus memikirkan nasib dan masa depan petani, terus berkontribusi dan mendampingi petani melalui penyuluhan pertanaian,”katanya.

Disebutkan, Provinsi Jambi, pada tahun 2012, pemerintah melalui Ditjen Tanaman Pangan telah mengalokasikan dana dekon untuk fasilitasi seed center di Balai Benih Induk Padi Sukajaya dan Balai Benih Induk Palawija di Sebapo, serta dana tugas pembantuan kepada delapan Kabupaten di Provinsi Jambi.

Hal itu untuk mendukung kegiatan pemberdayaan penangkar benih padi, jangung dan kedele. Program tersebut harus sebaik-baiknya, sehingga hasilnya akan dapat dimanfaatkan mendukung peningkatan produksi pangan di Provinsi Jambi.RUK

Tidak ada komentar: