Jambi, Batak Pos
Pemerintah Provinsi Jambi kini berusaha mengantisipasi dampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari sejumlah perusahaan akibat dampak krisis global yang berkepanjangan. Antisipasi itu dengan berencana memberikan bibit tanaman pangan gratis kepada warga yang menjadi korban PHK.
Demikian dikatakan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin kepada wartawan di Gedung DPRD Provinsi Jambi, Selasa (13/1). Zulkifli Nurdin mengakui, gelombang PHK sulit untuk diatasi, karena ini menyangkut krisis gelobal.
"Tapi kita akan berupaya mengantisipasi dan membantu para pekerja yang terkena PHK dengan cara menganjurkan seluruh bupati dan walikota di daerahnya, agar membagibagikan bibit tanaman pangan, jenis palawija secara gratis,”katanya.
Disebutkan, upaya itu sebagai salah satu cara untuk mengatasi kesulitan masyarakat terutama warga yang terkena PHK dengan cara memperkuat ketahanan pangan. “Mudah-mudahan ini dapat efektif dan tidak menimbulkan dampak lebih jelek akibat masalah ini,”kata Zulkifli Nurdin.
Menurutnya, gelombang PHK di Provinsi Jambi sudah tejadi dan dilakukan oleh beberapa perusahaan, seperti PT Sumatera Timber Utama Damai (STUD) yang telah mem-PHK karyawannya sekitar 300 orang lebih.
Hal yang sama juga telah dilakukan perusahaan PT Wira Karya Sakti (PT WKS) yang bergerak dibidang Hutan Tanaman Industri (HTI). “Kedua perusahaan ini sebelumnya mempekerjakan tenaga kerjanya mencapai puluhan ribu orang. Dan memang kita akui pula terutama perusahaan yang bergerak dibidang plywood (perkayuan) sangat merasa akibat dampak krisis ini", ujarnya.
Sementara itu, kabar baik bagi tenaga kerja pada PT Putra Sumber Utama Timber (PSUT) yang terletak di Desa Sarang Burung, Kecamatan Jambi Luarkota, Kabupaten Muarojambi, bergerak di bidang industri kayu, batal mem-PHK karyawannya sebanyak 2.000 orang.
Ancaman PHK itu awalnya karena kesulitan mendapat bahan baku serta ditambah kondisi akibat krisis gelobal.
Kuasa Direksi PT PSUT Achmad Nazmi Halim mengatakan, awalnya pihak perusahaannya akan mem-PHK seluruh karyawannya berjumlah 2.000 orang. Namun karena telah mempu memanfaatkan hasil hutan rakyat, jadi bahan baku untuk pabrik pembuat kayu lapis tersebut, PHK batal dilakukan.
“Saat krisis global sekarang ini perusahaan kami masih tetap eksis berproduksi dan eksport masih tetap berjalan. Setiap harinya kami memasukkan kayu karet tua milik petani yang diremajakan ke perusahaan sekitar 500-800 kubik,”ujar Achmad.
Disebutkan, langkah ini merupakan bentuk dukungan terhadap program Gubernur Jambi dan Bupati Muarojambi dalam upaya mereplanting karet tua petani. Karena kayu-kayu karet tua bisa dimanfaatkan perusahaan. “Sebelumnya hanya dibakar begitu saja atau dijadikan kayu bakar oleh petani, tetapi sekarang bisa dijual ke perusahaan,”katanya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Provinsi Jambi NY Ratu Munawwaroh Zulkifli Nurdin sangat apresiatif terhadap perusahaan yang masih eksis did tengah krisis global saat ini dan kelangkaan bahan baku berupa kayu alam.
“Banyak perusahaan yang bergerak dibidang industri perkayuan di Jambi gulung tikar. Lebih dari 20.000 tenaga kerja terkena PHK dari sector ini. Untuk itulah PKK melihat dari dekat proses pengerjaan diperusahaan ini yang sekitar 40 % tenaga kerjanya perempuan. PKK juga ingin mengetahui perlindungan dan hak pekerja wanita seperti UMR dan hak cuti bersalin atau sakit,”katanya saat berkunjung ke PT PSUT, Selasa (13/1). ruk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar