Kamis, 12 Februari 2009

Pemda Tanjabar Minim Perhatian Terhadap SDLB

Tanjabar, Batak Pos

Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabar) hingga kini masih minim perhatian terhadap keberadaan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) yang terletak di Jalan Ketapang, Kuala Tungkal, Tanjabar, Provinsi Jambi.

Sarana prasarana gedung SDLB tersebut sangat minim. Seperti tenaga guru juga terbilang kurang. Perlu penambahan guru sedikitnya tujuh orang untuk menunjang proses belajar Pendidikan Luar Biasa di sekolah tersebut.

Disamping itu, pihak sekolah juga berharap kepada pemerintah daerah untuk memberikan perluasan areal tanah. Dengan adanya penambahan areal tanah, akan ada penambahan Ruang Kelas Baru (RKB), ruang praktek, tempat memasarkan produk yang berorientasi kepada live skill.

Demikian dikatakan Kepala Sekolah SDLB, Rony kepada Batak Pos, Sabtu (7/2) di Kualatungkal, Tanjabar. Menurutnya, satu-satunya sekolah luar biasa di Tanjab Barat ini telah berdiri sejak tahun 1985 lalu.

Kini telah bernaung pada direktorat sendiri baru tiga atau empat tahun belakangan. Saat ini jumlah siswa secara keseluruhannya sebanyak 94 orang. Dari jumlah itu, siswa SD sebanyak 80 orang, sedangkan siswa SMP berjumlah 14 orang.

Disebutkan, untuk tenaga guru seluruhnya hanya berjumlah 11 orang termasuk kepala sekolah. Dua diantaranya berstatus honor BOS. Sedangkan jumlah ruang kelas hanya lima lokal, kemudian masing-masing lokal di skat karena keterbatasan lokal menjadi 10 lokal untuk tempat belajar.

“Bantuan pemerintah daerah dalam tiga tahun terakhir ini sebatas biaya operasional , SBPP (Subsidi Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan). Pihak sekolah menerima setiap tiga bulan sekali senilai Rp 1.700.000 (lebih). Diluar itu, bantuan seperti alat praktek, didominasi pemerintah Provinsi Jambi dan pusat (melalui pemerintah Provinsi Jambi). Tahun ini, diknas Tanjab Barat mengakui tidak ada alokasi dana APBD untuk PLB di Tanjab Barat. Diknas hanya mengusulkan penambahan guru PLB ke BKD,”katanya.

Menurut Rony, sarana dan tenaga guru di sekolahnya masih terbilang minim. Ia sudah mengajukan penambahan guru termasuk lahan untuk perluasan sekolah yang rencananya untuk tempat praktek siswa dan tempat memasarkan produk live Skill ke Diknas kabupaten belum lama ini.
Ia berharap akan ada penambahan areal tanah sebanyak satu Ha, dan pemerintah daerah menyetujuinya. Ruang kelas yang ada tidak mencukupi dibandingkan dengan jumlah murid yang ada.

“Dari lima ruang kelas yang ada, diskat lagi sehingga jumlah lokal menjadi 10 lokal. Harapan kita akan ada penambahan areal tanah untuk penambahan Ruang Kelas Baru. Mudah-mudahan Diknas mengusulkan tahun ini,”ujarnya.

Sementara itu, salah seorang guru olahraga SDLB tersebut, Majurianto mengakui kekurangan tenaga didik di sekolah abnormal tersebut. Murid yang sekolah di SDLB memiliki kekurangan (abnormal) yang berbeda.

“Seperti Tuna Netra (buta), Tuna Runggu Wicara (Bisu), Tuna Greta (ringan dan sedang), Tuna Daksa (cacat tubuh) dan cacat ganda. Oleh sebab itu kami mengajar harus ada keahlian tersendiri dan butuh kesabaran. Tidak semudah mengajar pada siswa – siswa di sekolah biasa. Rata-rata guru di sini juga ada pendidikan Luar biasanya,” kata Majurianto.

Ditempat terpisah, Pelaksana Tugas (Peltu) Dinas Pendidikan Nasional (DIknas) Kabupaten Tanjab Barat, Martunis mengatakan untuk sarana pada tahun ini belum bisa di tambah. Tahun 2009 tidak ada alokasi dana untuk SDLB.

“Diknas hanya mengusulkan penambahan tenaga guru sesuai kebutuhan ke BKD. “Kita utamakan yang formal dulu, seperti penambahan tenaga guru. Untuk penambahan sarana saat ini belum kita usulkan. Dan anggaran tahun ini tidak ada untuk SDLB. Memang saya akui, masih ada keterbatasan sarana di SDLB itu,” katanya.

Berprestasi

Disebutkan, SDLB tersebut berperstasi diukir PLB Tanjab Barat adalah tampil dalam pembukaan Gebyar Pendidikan Luar Biasa tingkat Nasional di Jogjakarta dua tahun silam.

“Pada saat itu, SLDB Kuala Tungkal juara umum seni tari di tingkat Provinsi. Karenanya, diminta untuk menampilkan tarian melayu siswa SDLB tanjab barat membuka peresmian tingkat nasional di Jogja dua tahun lalu. Pada waktu bersamaan juga, murid kita mempraktekkan pembuatan pisang kepit khas Kuala Tungkal. tentunya ini kebanggaan bagi kabupaten kita. Namun saat ini kita masih minim tenaga guru dan sarana,” kata Rony.

Kemudian Siswa SDLB Kualatungkal pada tahun 2007 mewakili Provinsi Jambi mengikuti perlombaan lompat jauh di Jakarta. “Namun tidak dapat juara. Pastinya, SDLB kita sudah berusaha dan membawa nama baik kabupaten di tingkat nasional,” ujarnya. ruk

Tidak ada komentar: