JAMBI, MR-Pemerintah Kota (Pemkot) dibawah kepemimpinan Walikota Jambi
Sy Fasya lebih berpihak kepada kapitalis atau pengusaha menengah di Jambi. Para
pengusaha golongan kecil atau pedagang kaki lima justru diabaikan. Selain itu,
Sy Fasya juga disebut telah menyalahgunakan jabatan dalam pemberian izin
sejumlah pembangunan pusat perbelanjaan modern di Jambi.
Hal tersebut terungkap saat orasi unjukrasa sejumlah Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) di depan Gedung DPRD Kota Jambi bertepatan dengan
Rapat Paripurna DPRD Kota Jambi dalam rangka Hari Jadi Kota Jambi ke 614 Tanah Pilih Pusako Batuah dan HUT ke 69
Pemerintahan Kota Jambi, Kamis (28/5).
Orator lsm Febri Timoer S, Tajri Danur, Amrizal Ali Munir, M
Idris dan lsm lainnya menyuarakan ketidak berpihakan Walikota Jambi terhadap
pelaku UMKM dan PKL di Kota Jambi. Bahkan Walikota Jambi Sy Fasya dinilai lebih
berpihak kepada kapitalis dalam investasi di Jambi.
“Misalnya soal pembangunan mall Lippo Plaza Matahari Jambi.
Maal adalah representasi fisik dari berbagai paradoks kehidupan sosial ekonomi
antara kaya dan si miskin. Mall adalah monumen dan simbol kesenjangan sosial
ekonomi dalam kehidupan bermasyarakat. Penyelengaraan dan pendirian pasar
modern harusnya mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan
pasar tradisional, usaha kecil dan menengah yang ada diwilayah tersebut,” ujar
Tajri Danur.
Menurutnya, pembangunan mall juga harus memperhatikan jarak
pasar tradisional maupun pasar modern lainnya. Jarak terdekat dari pasar
tradisional minimal 1000 meter. Menyediakan fasilitas dan tempat bagi usaha
kecil dan menengah pada posisi yang sama-sama menguntungkan.
“Menyediakan fasilitas parkir kendaraan di dalam area
bangunan. Hanya berlokasi pada akses sistem jaringan arteri atau kolektor. Kebijakan
Walikota Jambi banyak mementingkan kapitalis atau pemodal dengan mengabaikan
pedagang kecil. Misalnya dengan membanguna pasar tradisional untuk PKL,”
katanya.
“Lihat faktanya. Pembangunan Lippo Plaza Matahari di Jalan
Orang Kayo Itam, Talangbajar tanpa memiliki ijin IMB dan dokumen lingkungan dan
telah mengantongi ijin prinsip dari Walikota Jambi Sy Fasya. Ini namanya
balelo. Mari kita kerahkan dukungan untuk membongkar Plaza Lippo dengan hati
nurani. Kita juga meminta praktisi hukum, lingkungan di Jambi untuk bersuaran
terkait dengan maraknya ijin bodong sejumlah bangunan di Jambi,” ujar Tajri
Danur.
Hal senada juga diutarakan Febri Timoer S. Menurut dia, pembangunan mall Lippo Plaza Matahari Jambi tak memberikan
dampak ekonomi terhadap masyarakat di sekitarnya, termasuk PKL. Justru
keberadaan mall tersebut membantu PKL atau UMKM di sekitarnya.
“Walikota Jambi kini telah membodoh-bodohi masyarakat. PKL
di tutup. Namun investasi kapitalis terus merajalela. Ini jangan dibiarkan
berlarut-larut. Dibidang lain, seperti infrastruktur drainase, jalan lingkungan
masih banyak yang rusak. Kemudian penutupan lokalisasi hanya lips service yang
dampaknya semakin maraknya praktik prostitusi terselubung di Kota Jambi,” tegas
Febri Timoer.
Disebutkan, Walikota Jambi Sy Fasya juga dinilai gagal dalam
membangun Pemerintahan Kota Jambi di usia ke 69 tahun ini. Walikota Jambi
dinilai gagal karena melakukan pelanggaran perizina investasi di Jambi.
“Kita sepakat untuk mendesak pihak terkait untuk mengurus izin
Amdal pembangunan Lippo Plaza Matahari di Talang Banjir Kota Jambi. Persoalan
rakyat belum menjadi prioritas Sy Fasya selama menjabat sebagai Walikota Jambi.
Bahkan Walikota Jambi cenderung mementingkan kapitalis dengan slogan
investasi,” katanya.
Baik Febri Timoer, maupun Tajri Danur, Amrizal Ali Munir dan
M Idris sangat menyanyangkan Pemerintah Kota Jambi dengan memberikan “sarung”
kepada seluruh pohon-pohon yang ada di pinggir jalan-jalan protokol di Kota
Jambi. Pemberian “sarung” itu hanya gagah-gagahan, sementara masyarakat miskin
di Jambi masih banyak yang membutuhkan perhatian, soal bantuan sandang dan
pangan.
M Nasir Mengamuk
Sementara itu, unjukrasa yang dilakukan lsm tersebut juga
berujung “naik pitamnya” Ketua DPRD Kota Jambi M Nasir. Bahkan M Nasir nyaris
adu pukul dengan salah satu anggota aktivis Amrizal Ali Munir saat orasi di
depan pintu gedung DPRD Kota Jambi Kamis 28 Mei 2015 sekitar pukul 13.30 WIB.
Peristiwa itu berlangsung usai sejumlah anggota LSM berhasil
merangsek masuk ke teras Gedung DPRD dan berorasi soal kebijakan Pemerintah
Kota Jambi soal dana pendidikan.
“Mana kebijakan Pemkot Jambi terhadap pendidikan. Anggaran
untuk rehab ruang sekolah tidak ada. Tapi kalau untuk hura-hura dan seremonial
anggarannya ada,” teriak Amrizal.
Mendengar orasi itu, M Nasir terpancing emosi dan
mengarahkan pukulan ke arah Amrizal. “Siapo bilang kami dak nganggarkan untuk
pendikan, sini kau..!” teriak M Nasir sembari mengangkat tangannya. Namun aksi
saling pukul terhenti setelah petugas menghalau keduanya.
Pelaksanaan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Jambi dalam
rangka HUT ke 614 Tanah Pilih Pusako Batuah dan Kota Jambi ke 69 yang dihadiri
Gubernur Jambi H Hasan Basri Agus tidak berjalan kondunsif akibat adanya aksi unjukrasa
sekitar 30 aktivis. Unjukrasa awalnya berorasi di jalan raya depan komplek
Balai Kota Jambi. Pendemo menyoroti sejumlah kinerja Walikota Jambi Syarif
Fasha yang dinilai tak berpihak kepada publik.
Ketua DPRD Kota Jambi Bantah
Ketua DPRD Kota Jambi M Nasir membantah dibilang hendak
memukul Amrizal Ali Munir saat berorasi. “Saya cuma menyesalkan saja sikap dia
yang tidak beretika. Soalnya tadi ada Anggota DPR RI. Biarkan dia bicara dulu.
Saya tidak mukul, siapa bilang saya mukul. Saya tahu kalau saya mukul itu
tindak pidana,” ujar M Nasir.
Pantauan Media Regional menunjukkan, M Nasir tiba-tiba
menyerang orator (Amrizal) dan hendak melayangkan pukulan. Namun Amrizal
berhasil menangkis serangan M Nasir.
Sementara Amrizal Ali Munir menyesalkan sikap yang dilakukan
Ketua DPRD Kota Jambi M Nasir terhadap dirinya. Sikap yang ditunjukkan M nasir
adalah sikap “premanisme” yang tak layak dilakukan oleh sorang pejabat publik.
“Dia seharusnya bersikap baik dan berdialog dengan LSM terkait dengan sejumlah
persoalan di Kota Jambi ini. Ini justru sebaliknya,” katanya. (Lee). (EDISI CETAKNYA BACA MEDIA REGIONAL EDISI 91, SENIN 1 JUNI 2015)
ABANG ADIK: RADESMAN SARAGIH (SUARAPEMBARUAN) & ASENK LEE SARAGIH (KANAN). |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar