Derita 4 Penyakit, Organ Gerak Khanza Lemah |
Derita 4 Penyakit, Organ Gerak Khanza Lemah
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Khanza
Adira Zahra, anak berusia 3,11 tahun ini mengidap empat penyakit yang
melumpuhkan organ geraknya. Kini pihak keluarga “mengiba” bantuan Pemerintah
Jambi untuk mengobati penyakit yang diderita Khanza.
Saat ini, dia hanya bisa berbaring di kasur dengan berat
badan yang tidak mencapai 10 KG. Penyakit epilepsi, polio, infeksi saluran pernafasan
serta polip pada saluran pernafasan menjadi keluhan yang mengidap di tubuhnya
sejak berusia enam bulan.
“Saat usia enam bulan, anak saya normal. Sampai akhirnya dia
demam akibat imunisasi polio. Enam hari demamnya, langsung kejang. Sehabis itu semua
tidak normal dari biasanya," terang Wati, ibu dari Khanza di kediamannya
di RT 01 Kelurahan Buluran, kemarin.
Menurut keterangan dari tenaga kesehatan, kata Wati,
imunisasi polio yang didapatkan oleh Khanza tidak berhasil atau tidak masuk ke
dalam syarafnya. Bahkan saat dibawa ke RS raden Mattaher, lain lagi diagnosa
yang didapat oleh mereka.
Hasil rontgen, didapatkan adanya cairan di dalam rongga
paru. Dan hasil CT scan menemukan adanya kelainan pada beberapa syaraf pusat
sehingga menyebabkan anak kedua dari Wati dan Ramli ini mengidap penyakit
epilepsi. Bahkan tidak hanya dua penyakit itu saja, kesulitan bernafas yang
dirasakan oleh Khanza dikarenakan adanya daging tumbuh di dalam hidung atau
yang biasa disebut polip.
“Lemah pada organ gerak, yaitu kaki dan tangan dikarenakan
penyakit polio yang mengendap dikarenakan kegagalan imunisasi. Jadi 4 penyakit
yang diderita anak saya ini," keluh Wati sembari menundukkan
wajahnya.
Saat awal diperiksa, aku Wati, dengan bermodalkan kartu
Jamkesmasda yang dimilikinya, mendapatkanlah obat syrup untuk pencegah
epilepsi. Namun dikarenakan anaknya tetap kejang, maka Wati menghentikan
pemberian obat tersebut.
“Percuma saya rasa memberikan obat itu, karena Khanza masih
kejang juga. Saat tidur seperti saat ini sering kejang, dan kalau duduk dia
tidak kuat menopang tubuh. Kepala nya goyang-goyang," tambah Wati.
Untuk makanan, jelasnya, Khanza tidak bisa mengkonsumsi
makanan keras sehingga harus diharuskan dengan cara blender. Sayuran seperti
kentang, wortel dan makanan lunak lainnya menjadi santapan keseharian
Khanza.
“Kalau sekarang kami sekeluarga sudah pasrah. Mau dibawa
berobat sering-sering, maklumlah biaya kami tidak ada. Belum ada perhatian dari
petugas kesehatan, pemerintah ataupun swasta. Ingin mengobati lebih baik, tapi
apalah daya, kami cuma orang susah," aku Wati sembari menyeka air mata
yang menetes di pipinya.
Perempuan berusia 40 tahun ini, berkata optimis jika anaknya
bisa disembuhkan. Asalkan ada uluran tangan dari pemerintah agar Khanza bisa dirawat
lebih intensif. Dan dirinya serta keluarga berkata siap untuk membawa anaknya
berobat kemanapun asalkan bisa menyembuhkan putri kesayangannya itu. (*/lee)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar