Kepala SLB Provinsi Jambi Solbi SPd MPd |
Seperti
halnya sekolah menengah pertama (SMP) pada umumnya, Sekolah Luar Biasa (SLB) juga
melakukan persiapan sebagaimana yang dilakukan oleh sekolah SMP sederajat pada
umumya. Persiapan yang dilakukan tidak jauh beda dengan persiapan ujian
nasional (UN) seperti yang dilakukan sekolah menegah pertama sederajat.
SLB
Jambi juga mengadakan les dan mengadakan tryout
menjelang pelaksanaan UN tingkat SMP sederajat yang akan di laksanakan pada
bulan 5 Mei mendatang.
Kepala
SLB Provinsi Jambi Solbi SPd MPd mengatakan, dalam menempuh UN untuk tingkat
SMP LB ini pihaknya juga telah mempersiapkan siswa-siswanya dengan memberikan
pembekalan pada siswa SMP LB dengan melakun les dan tryout.
Hal
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk membiasakan siswanya dengan soal-soal
ujian. “Untuk mempersiapakan siswa dalam menempuh UN kita juga melakukan les
dan melakukan tryout kepada siswa,” katanya.
Dia
menambahkan, pada tahun ini ada
beberpa sekolah SMP LB yang ikut bergabung
dengan sekolahnya seperti SMP LB Batanghari, Muarobungo, Tanjabtim, Merangin yang
kesemuanya itu berstaus SLB. Tapi untuk sementara masih menginduk ke SMP LB Provinsi
Jambi.
“Jadi
ada beberapa sekolah yang bergabung ke sini untuk mengikuti ujian nasional
tingkat SMP LB,” ujarnya.
Dia
menambahkan semua peserta UN ada 28 siswa dari setiap perwakilan kabupaten yang
menginduk di SMP LB Provinsi Jambi. Menurut Gori, anak-anak yang mengikuti UN adalah
anak-anak tuna netra (buta), tuna rungu (kurang pendengaran).
Katanya,
tuna daksa yang ringan, seperti polio. Itulah yang mengikuti ujian nasional.
Sementara tuna greta yang kemampuannya di bawa normal atau dibawah rata-rata,
itu tidak ikut UN. “Jadi yang AQ dibawah rata-rata hanya mengikuti ujian saja,”
katanya.
Dia
menambahkan, dalam soal ujian yang berikan kepada siswa berbeda dengan soal ujian
nasional pada SMP pada umumnya. Soal yang ada di SLB ini pun bebeda-beda karena
ada kurikulum sendiri-sendiri.
Sesuai
dengan kebutuhan siswa, seperti yang tuna netra soalnya mengunakan soal dengan
bentuk brain (hurup timbul), untuk tuna rungu soalnya biasa. “Kalau yang tuna
netra tidak mungkin ada soal yang bunyinya lihat gambar karena siswa tidak bisa
melihat. Sementara tuna rungu tidak akan ada soal yang bunyinya dengarkan soal
ini, karena siswa tidak dapat mendengar, jadi kita punya kisi-kisi sesuai
dengan kelompok masing-masing,” katanya.
Isi
soal ujian nasional pada sekolah umumnyapun berbeda dengan soal yang ada pada
SMP LB karena SLB memang ada kurikulum khusus. Sehingga soal yang diujikan juga
soal yang khusus.
Karena
dari pembelajarannya berbeda dengan sekolah SMP pada umumnya. Ada materi-materi
tertentu yang memang spesifik. “Disini kita telalu mengejar nilai akademik
namun kita mengutamakan skil (keterampilan) dari siswa yang di utamakan,"
katanya.
Unit-unit
keterampilan yang ada di SLB lebih dari SMK karena kita punya keterampilan,
tata boga, tata rias, busana, musik, konblok dan lain-lain. Kerena pihaknya
lebih mengarahkan siswanya ke lepskil.
Hal
itu bertujuan untuk memberi keterampilan pada anak setelah tamat dari sekolah.
“Itulah keunggulan dari SLB kita ini yang tidak dimiki oleh SMK manapun di Provinsi
Jambi,” katanya.
Ruangan
lokal yang dipersiapkan untuk ujian nasional sebanyak 6 atau 7 lokal yang di
persiapkan untuk 28 siswa yang mengikuti ujian. Hal tersebut dilakukan karena
tata cara ujiannya bebeda dengan sekolah SMP pada umumnya.
Sistem
ujiannya dalam satu lokal ada empat orang, dan setiap kelompak dibedakan
sesuai dengan kelompok masing-masing. “Untuk pengawasnya seperti sekolah SMP
biasa pengawasnya juga di silang namun yang menjadi pengawas adalah guru-guru
yang ada di ruang lingkup SLB kita, seperti guru khusus tuna netra mengawas
siswa yang tuna rungu, begitupun sebaliknya," katanya.
Untuk
persiapannya sudah dipersiapkan dari bulan Januari lalu dan pihaknya juga telah
memberikan les kepada siswanya. Selain memberikan les pihaknya juga memberikan
pelajaran tambahan kepada siswanya.
Selain
itu pihaknya juga memberikan soal-soal tryout yang di ambil dari soal-soal
tahun lalu yang sudah pernah diujiakan hal tersebut dilakukan untuk melakukan pembiasaan
soal kepada siswa.
Dalam
ujian jumlah saol yang di isi juga sama dengan jumlah soal pada ujian SMP. “Target
kelulusan ya kita harapkan seperti tahun-tahun sesudahnya yaitu lulus 100
persen,” ujarnya.
Sementara
itu Mahmudin, salah satu perwakilan dari paniatia penyelenggara UN SMP
sederajat mengatakan, dalam pelaksanaan ujian Ujian Nasional SMP yang akan
diadakan pada tanggal 5 Mei mendatang telah siap dilakasanakan.
Seperti
SMP sederajat lainya SLB juga perlu mengikuti ujian nasional. Namun soal ujian
yang diberikan pada SLB tentu berbeda jika dibandingkan dengan sekolah SMP
sederajat pada umumnya.
“SLB
juga harus ujian nasional namun soal ujiannya tidak sama dengan soal ujian SMP
sederajat, karena mereka mempunyai soal yang berbeda dengan SMP normal lainya,”
katanya.
Dia
menambahkan, hanya jadwal ujiannya yang disamakan. Namun untuk isi soalnya
pihaknya juga belum mengetahui bagai mana bentuknya. Yang jelas ada perbedaan
dalam pengisian soal.
Soal
ujian karena soal ujian di SLB menggunakan soal menggunakan bril untuk peserta
ujian tuna netra. Dan hal tu telah dipisahkan pusat. “Yang jelas kalau untuk
ujian tuna netra menggunakan brail," katanya.
Dia
melanjutkan dalam materi soal yang diujiankan tidak ada perbedaan, artinya
materi soal diujikan sama saja dengan materi soal yang ada pada SMP sederajat.
Namun yang membedakan adalah kertas soalnya karena untuk peserta ujian tuna
netra manggunakan bril atau huruf timbul.
Tetapi
pihaknya juga tidak mengetauhi pasti gambaran soal yang ada sama atau tidak
dengan soal yang di ujiankan pada tingkat SMP sederajat lainnya atau tidak. “Kalau
untuk soalnya kita belum tau pasti isi soalnya karena naskah soalnya diatur
oleh pusat. Namun untuk soalnya saya rasa sama saja," katanya.(KAHARUDDIN,
Jambi/lee) (Harian Jambi Edisi Cetak Pagi Senin 28 April 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar